Bab 60

32 1 0
                                    

Niat diri ingin sekali pergi menjauh dari perasaan hati yang di rasakan nya. Mencoba untuk melupakan perasaan dalam diamnya, membiarkan dia sendiri lah yang tau isi perasaannya tersebut. Ia tidak ingin jika sampai seseorang mengetahui isi hatinya ini karena akan membuatnya merasa berat untuk pergi meninggalkan cinta nya itu. Beberapa tahun sudah berlalu di mana ia pergi dengan berat hati dari negara nya tapi bagaimana lagi ia tidak ingin egois jika harus memikirkan perasaan nya sendiri, sedangkan ia adalah orang asing yang tak sengaja hadir dalam kehidupan mereka.

Lama tidak berjumpa dengannya berharap perasaan itu akan hilang seiringnya waktu berlalu namun takdir manusia bisa apa? Tanpa berharap apapun mereka berdua bertemu tidak sengaja di sebuah tempat. Siapa yang bisa menebak hal seperti itu akan terjadi pada Anggita? Karena setahu perempuan cantik itu laki-laki yang sangat ia cintai berada di negara Indonesia bukan di Belanda namun, kemarin mereka di pertemukan. Dan jika boleh jujur, perasaan yang Anggita pendam itu masih sama tidak ada yang berbeda atau bahkan berkurang. Anggita perempuan masih mencintai Deva tanpa henti namun, karena takdir ia harus merelakan cinta nya bertepuk sebelah tangan.

Setelah pertemuan tanpa di sengaja itu, Anggita belakangan ini lebih mengurung diri di rumah ia takut jika nantinya ia akan bertemu lagi dengan Deva bahkan saking takutnya ia bertemu dengan Deva kini Anggita jarang ke butik nya yang sudah opening itu. Tanpa terasa 3 bulan sudah berlalu, Anggita bersama keluarganya tidak terasa sudah 3 bulan lamanya mereka tinggal di Belanda. Anggita begitu bahagia sekali tinggal di negara penghasil keju terbaik di dunia itu, Akbar anak satu-satunya kini bertambah pintar. Akbar yang dulu dengan Akbar yang sekarang sangatlah berbeda, jika Akbar yang dulu begitu susah mengatakan huruf R namun, Akbar yang sekarang dia sudah begitu fasih mengucapkan huruf R membuat sang mama begitu senang. Sembari melamun menatap kosong luar jendela kamarnya, Anggita tak ingin beranjak dari tempatnya suasana ramai di luar membuat Anggita senang mungkin. Belanda saat ini tengah musim gugur, banyak dedaunan yang rontok dari pohon nya dan truk pengangkut sampah pun selalu datang untuk mengambil sampah.

Tok...!! Tok...!!

Ketukan pintu kamarnya menyadarkan Anggita dari lamunannya.

"Masuk!!"teriak Anggita lantang. Ia beranjak dari duduknya dan berpindah ke kasur. Perlahan pintu berwarna putih itu terbuka masuklah malaikat tampan Anggita.

Akbar berlari dengan riang nya masuk ke kamar mama nya"Mama..!!"

Anggita tersenyum saat tau putranya lah yang datang ke kamarnya, ia merentangkan tangannya menyambut Akbar dengan pelukan nya"Eh anak mama sini..."

Akbar dengan cepat naik ke kasur mama nya lalu ia berhambur ke pelukan mama nya.

"Uluh-uluh ada apa nih tumbenan ke kamar mama"ucap Anggita seraya mengusap rambut Akbar yang lebat dan hitam legam.

Akbar mendongakkan kepalanya ia menyengir lebar menatap sang mama"Hehe nggak papa, Akbar rindu aja sama mama.. Mama kenapa di kamar terus sih? Gak bosen di kamar terus?"

"Ada yang rindu sama mama ternyata.. Mama senang aja di kamar sayang nyaman di sini dan mama juga sibuk bekerja di kamar sayang.." Anggita menjawab pertanyaan anak nya dan tak sepenuhnya jujur.

"Ooohh begitu" Akbar menganggukkan kepalanya dengan polos. Anggita tertawa melihat sikap lucu anak nya itu.

"Mama ayok keluar kita main di halaman belakang, Akbar mau berenang!!" Akbar berdiri di atas kasur Anggita ia menarik-narik tangan mama nya itu.

Anggita geleng-geleng kepala melihat tingkah laku anak nya, helaan nafas singkat keluar dari bibirnya"Hahh.. Iya-iya sayang sabar, ayo ke belakang. Akbar ganti baju dulu dong kan mau berenang!!"

Lentera Surgaku✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang