Bab 44

50 4 0
                                    

Happy Reading~~

Warning typo bertebaran!!

.

.

.

Andaikan kita bisa memperbaiki barang yang rusak mungkin di dunia tidak akan ada tukang servis yang memperbaikinya. Begitupun dengan hati, jika hati sudah patah tak akan lagi bisa di satukan kembali dengan cara apapun. Lalu, bagaimana caranya agar kita bisa memperbaiki hati kita yang rusak tersebut? Adakah caranya untuk memperbaiki nya? Kita hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan tentunya. Masih ada jalan untuk memperbaiki segala kesalahan yang kita lakukan sengaja atau tidak sengaja. Memang benar, rasanya akan sulit untuk memperbaiki semuanya itu dari 0.

2 bulan kemudian~~

Tidak terasa waktu sudah 2 bulan berlalu dan kehidupan rumah tangga Deva masih tak tenang. 2 bulan waktu yang cukup lama dan akhirnya setelah 2 bulan Deva terbaring koma, kini laki-laki itu sudah sadar dari tidur panjangnya.

Sang istri masih setia menemani nya meskipun ada rasa marah, kecewa, dan kesal terhadapnya. Airin tanpa peduli jika ia lelah karena habis bekerja, ia tidak pernah absen untuk menjaga sang suami di masa koma nya. Dan untuk orang tua mereka masing-masing, akhirnya Airin memutuskan untuk memberitahu kabar bahwa kecelakaan alhasil mertua dan orang tuanya terkejut.

Saat ini Airin dengan telaten membasuh tubuh sang suami tanpa menatap manik mata Deva. Seakan-akan Airin menghindari tatapan suaminya itu.

Deva mencengkal tangan Airin tiba-tiba saat Airin membasuhnya.

"Kamu ngindarin mas?"tanya langsung Deva ia menatap mata hazel Airin.

Airin menelan ludahnya, ia menggelengkan kepalanya"Tidak kata siapa aku menghindari mas?"

Deva tau jika jawaban Airin itu bohong, dengan posisi sama Deva menarik tangan Airin sehingga wajah keduanya begitu dekat.

"Jika benar kamu tidak menghindar dari mas, tatap mata mas Airin!!"pinta Deva ke Airin, ia mencengkram lengan Airin.

"Tatap mas Daisha Aqilla Khairina!!"kata Deva memanggil nama lengkap sang istri. Jika sudah menyebut nama lengkap sang istri itu mengartikan jika Deva sudah tidak bisa di tolak.

Airin langsung saja menatap mata Deva lekat-lekat tanpa di sadari oleh suaminya, jemari tangan Airin saat itu mencengkram kuat sprei rumah sakit.

"Puas kan mas!? Mas ini apa-apaan sih!? Mas nggak percaya sama apa yang aku katakan, iya??"hardik Airin kesal ke suaminya. Ia tepiskan tangan suaminya dari lengannya. Lalu, Airin menjauhkan badannya dari Deva.

Airin merapikan pakaiannya serta hijab nya yang rusak akibat ulah suaminya. Ia membereskan alat-alat yang digunakan untuk membasuh suaminya tadi. Deva yang melihat istrinya kesal itu, ia merutuki dirinya sendiri karena membuat istrinya kesal.

"Rin, maafin mas yah.. Mak-maksudnya mas bukan begitu, Rin.."ujar Deva gagap. Airin tak menjawab nya, ia pergi ke kamar mandi tanpa menoleh ke suaminya.

Di dalam kamar mandi, Airin menyalakan kran air dan tumpah sudah air mata yang ia bendung dari tadi. Airin senang karena suaminya kini sudah sadar kembali dan ada rasa marah yang menggerogotinya, bahkan saat Airin menatap wajah sang suami seketika membuatnya teringat akan kesalahan yang dilakukan oleh Deva.

Airin membungkam mulutnya dengan satu tangannya bermaksud agar suara isakan tangisannya itu tak di dengar oleh Deva.

"Maafin aku mas.. Aku masih marah sama mas Deva aku mencoba untuk menerima semuanya dengan lapang dada namun, berat mas untukku menerima kenyataan ini... Maafin aku mas hikss.. Maaf mas, maaf..." Airin menumpahkan segala sesuatu yang ia pendam di kamar mandi.

Lentera Surgaku✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang