Bismillahirrahmanirrahim..
Jangan lupa untuk klik ⭐ yahh terimakasih :))
Happy Reading..
.
.
.
.
Manusia memiliki sifat yang berbeda-beda tentunya, terkadang kita tidak bisa menilai sifat orang lain. Sama halnya dengan sifat diri sendiri yang tidak bisa menahan emosi untuk kesekian kalinya. Sulit? Tentu saja, karena seringnya kita emosi itu akan membuat kita sulit untuk meredakannya. Bagaimana cara yang tepat agar kita bisa menahan emosi? Adakah diantara kalian tau jawabannya? Jika ada apa itu? SHOLAT itulah jawaban yang tepat untuk obat meredakan emosi bukan? Karena dengan sholat kita bisa lebih tenang pikirannya dan bisa lebih mengontrol emosi bukan? Obat mujarab yang gratis dan tentunya bisa di laksanakan setiap hari, setiap detik. Tak semua manusia bisa menahan emosi bukan? Ada saatnya kita mulai lelah karena sering emosi tidak jelas.
Pagi hari telah menyapa, sinar matahari yang sehat masuk melalui celah jendela dan membuat Deva terbangun dari tidurnya. Ia mendudukkan dirinya bersandar dengan kasur king zise miliknya tersebut seraya membuat peregangan badannya. Usai berdebat dengan sang nenek kini sifat Radeva jauh lebih dingin ke siapapun. Begitulah sifat Radeva, selalu berubah-ubah. Di rasa cukup mengumpulkan nyawa, ia turun dari tempat tidur dan bersiap untuk ke kantor. Suara gemericik air shower terdengar dari luar menandakan Radeva sudah memulai ritual mandinya. Sekitar 10 menit, Radeva selesai mandi ia keluar dengan rambutnya yang basah menambahkan kesan tampan tiada kara. Tak lupa ia mengerikan rambutnya terlebih dahulu sebelum mengenakan pakaian kerjanya. Suara berisik dari hair dryer mulai terdengar, Radeva menyisir rambutnya lalu ia arahkan hair dryer ke rambut yang masih basah. Usai itu Radeva menuju lemari pakaian, hari ini ia mengenakan setelah jas tuxedo berwarna maroon tak lupa dasi hitam bertengger di lehernya. Tak lupa jam tangan warna silver menambah kesan gagah pada Deva. Berpakaian rapi sudah selesai kini Deva segera memakai sepatunya, semua telah siap saatnya Deva berangkat bekerja. Setiap bekerja Deva selalu membawa tas kecil yang berisikan Alquran mini, ponsel, dompet, dan lain-lainnya.
Tap.... Tap.... Tap....
Langkah kaki Radeva mulai terdengar di seluruh penjuru isi rumah. Maklum saja lantai rumah nenek Edrea terbuat dari marmer yang mahal nan berkilau. Radeva ini tipe manusia yang tidak pernah sarapan di rumah baik ada waktu atau tidak Deva tidak pernah sarapan di rumah. Tak heran jika pagi hari ia hanya meminum teh hijau saja sebagai asupan energi menurutnya.
Seorang art yang sudah baya meletakkan secangkir teh hijau pada meja makan, ia tersenyum melihat kedatangan Radeva.
"Pagi den Deva.."sapa art tersebut dengan tersenyum.Radeva tersenyum tipis benar-benar tipis sampai tidak ada yang tau apakah itu senyuman atau tidak"Pagi bu. Terimakasih teh nya.."
Apa ini? Berbeda sekali bukan? Tentu saja Radeva ramah dengan orang tertentu saja yang ia kenal dekat. Jika dengan orang lain ia akan benar-benar dingin. Mbok Inem, art yang sudah lama bekerja dengan keluarganya Radeva tak heran jika Radeva dekat dengan mbok Inem. Radeva menganggap mbok Inem seperti keluarganya sendiri.
Radeva meminum teh hijau tersebut hingga habis setelahnya ia pamit untuk bekerja.
"Bu Inem nanti pulang lebih awal saja, Deva bakalan lembur nanti.. Deva pamit dulu bu" Radeva tak lupa pamit kepada mbok Inem.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Surgaku✓
EspiritualASSALAMUALAIKUM TEMAN-TEMAN MAAF YA UNTUK CERITA INI AKAN SLOW UPDATE 🙏 TERIMAKASIH PENGERTIANNYA 😚 Jangan lupa like, comment, and follow my account😉 Ketika ada seseorang yang menikahi mu, apakah kamu akan menerimanya? Lalu bagaimana perasaan mu...