Part 23

87 5 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim selesai baca wajib voute yaa😉

Jangan jadi silent reader ya 🤗💜

.

.

.

🎄🎄🎄🎄

Happy Reading~~


Deva Pov

Allahuakbar... Allahuakbar...

Suara adzan subuh sudah mulai terdengar keras, meminta para umatnya untuk bangun dari tidur dan melaksanakan kewajiban nya tersebut. Sudah 1 hari satu malam aku menginap di rumah sakit dengan di ditemani Airin. Semenjak kejadian semalam kini aku mulai mencoba untuk menerima kehadirannya dalam hidupku, tidak salah bukan jika mencoba perlahan-lahan untuk menerimanya?

Ku pandangi dari jauh wajah itu, ia tertidur meringkuk pada sofa yang ada di ruang ku dengan tenang seakan tak ada beban yang ia rasakan. Perlahan ia menggeliat dan aku yang mengetahui hal itu langsung kembali memejamkan mataku.

"Ouh sudah subuh ternyata.."ucap Airin dengan suara serak khas orang bangun tidur.

Aku bisa tau saat ini ia sedang berjalan menuju bankar ku dan menata kembali selimut ku.

"Mas Deva, aku bangunkan tidak ya untuk shalat?"gumam Airin yang masih bisa aku dengar.

"Tapi nanti kalau mas Deva marah gimana? Tangannya kan juga masih sakit gak mungkin kena air, tapi kan bisa tayamum? Astaghfirullahalladzim serba salah aku memang nih!!" Airin bergumam sendiri dan itu membuatku menahan tawa dalam tidurku.

"Sudahlah tidak usah aku bangunkan biar mas Deva tidur saja. Lebih baik aku segera ke kamar mandi"final Airin dengan keputusannya. Ia menata selimutku dan setelah ia berjalan ke kamar mandi.

Tepat bersamaan pintu kamar mandi tertutup aku membuka mataku dan tertawa kecil mendengar bagaimana ia nampak bingung tadi.

"Ternyata dia lucu juga!!"kata ku sambil menatap langit-langit ruangan ku.

Saat aku mendengar suara kran air mati dan menandakan jika Airin akan segera keluar aku kembali memejamkan mataku. Tanpa ia sadari aku diam-diam melihatnya dengan menyipitkan mataku, kini ia sudah bersiap untuk shalat subuh.

"Maaf..." Entah ada angin apa aku tiba-tiba mengatakan kata itu. Jika di ingat-ingat kembali bagaimana aku yang selalu bersikap kasar padanya, bersikap dingin padanya, selalu menyalahkannya apapun yang ia lakukan.

Airin telah selesai melaksanakan sholat nya ia pun mengadahkan kedua tangannya meminta doa kepada sang Maha Esa.

"Ya Allah... Hamba meminta padamu tolong sembuhkan suami hamba, angkatlah segala penyakitnya. Hamba tidak tega melihat suami hamba kesakitan ya Allah ya Rabbi. Hamba ingin suami hamba selalu sehat dan bahagia meskipun kebahagiaan nya bukan dari hamba ya Allah.. Robbana'atina Fidunya Khasanah Wafil Akhiroti Khasanah Wakina Adzabanar.." Airin mencium kedua tangannya dan setelah itu melepaskan mukenah serta menyimpan alat sholat nya.

Aku memutuskan untuk tidak berpura-pura tidur kembali setelah mendengar doa nya tadi. Entah kenapa dalam benakku seakan-akan ada bisikan yang di mana aku sudah menyia-nyiakan wanita sebaik Airin ini.

Lentera Surgaku✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang