Part 19

94 8 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim..

Jangan jadi silent reader ya 🤗 like dan komennya teman-teman..

.

.

.

.

Happy Reading~~

Pukul tiga dini hari Airin terbangun dari tidurnya. Ia mengucek matanya lalu mengubah posisinya menjadi duduk. Helaan nafas kecil terdengar dari bibirnya, ia lupa jika selama ini ia hanya tidur sendirian tanpa di temani oleh sang suami. Airin mengambil nafas dalam dan menghembusnya perlahan, lantas beranjak dari kasur untuk bersiap-siap salat malam.

Salat, itulah yang selalu dapat menenangkan hatinya yang terasa gusar. Airin salat dengan khusyuk. Disaat semua orang terlepas tidur namun, ia memilih terjaga untuk menghadap Allah SWT. Setelah berdzikir, Airin menengadahkan tangannya berdoa. Air matanya langsung jatuh begitu saja tanpa bisa ia cegah. Hal yang tidak pernah dibayangkan adalah sikap Deva padanya.

"Ya Allah... Kapan mas Deva bisa mencintai hamba? Kapan mas Deva bisa menerima perjodohan ini, ya Allah..." Air matanya jatuh dengan deras. Airin terisak dalam shalat nya.

Airin menghapus air matanya yang membekas di pipinya. Airin telah rapi dengan pakaian dokternya, blouse navy yang ia padukan dengan celana kerja hitam serta hijab senada sangat pas di gunakan oleh Airin. Hari ini Airin mempunyai jadwal operasi entah sampai jam berapa belum diketahui. Mendengar suara pintu terbuka, membuatnya tersenyum mengingat semalam ia begitu berani menggoda suaminya itu walaupun sang suami tidak ada niatan untuk membalas.

Airin menyiapkan sarapan dengan bantuan Ibu Inem. Dengan wajah ceria, Airin keluar dari dapur ia menyambut kedatangan suaminya di meja makan.

"Pagi mas Deva.." Airin menyapa dengan semangat dan senyum khasnya untuk suami tercinta.

Satu alis Deva naik ke atas melihat tingkah aneh Airin"Pagi.."

Balasan yang sangat singkat sekali untuk Airin. Airin hanya bisa geleng-geleng kepala seraya membuang nafas. Sabar dia harus sabar, semangat!!

Saking sibuk dengan dunianya sendiri, Airin tidak menyadari jika waktu berlalu dengan cepat. Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi dan menu sarapan pagi ini sangat simpel. Makanan yang semalam dibuatkan oleh ibu Inem masih sisa dan sayang sekali jika di buang kan? Maka dari itu masakan ibu Inem, Airin memberikan kepada petugas sampah yang ia temui pagi tadi. Menu untuk suaminya telah siap. Airin memasakkan makanan spesial untuk sang suami. Sedangkan Airin hanya memakan roti yang ia berikan selai blueberry kesukaannya.

Kriet..!!

Suara decitan kursi meja makan terdengar nyaring di telinga. Deva duduk tepat di depan Airin yang sedari tadi hanya bisa menggenggam ujung baju gamis yang ia pakai. Dengan telaten Airin melayani suaminya terlebih dahulu, hal itu tak lepas dari pandangan Deva. Selesai menyiapkan makanan, Airin kembali duduk ke kursinya lalu ia melahap roti yang ia buat tadi.

"Tidak makan nasi?"tanya sang suami menatap heran Airin.

Airin tersenyum tipis"Lagi gak pengen makan nasi mas, ini aja udah cukup kok"

Lentera Surgaku✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang