Bab 45

55 2 0
                                    

"Bismillahirrahmanirrahim happy reading jangan lupa voute dan komen sebanyak-banyaknya yaa"

Jazzakumullah Ya Khatziran 🙏☺️








🐣🐣🐣🐣

Kebahagiaan bisa kita raih jika kita berusaha.. Memang sulit untuk meraih kebahagiaan yang kita inginkan namun, jika kita sudah berhasil meraih kebahagiaan tersebut percayalah kita akan puas dengan usaha yang telah kita lakukan. Niscaya di setiap yang kita lakukan dia selalu tau, dia selalu mengawasi kita, dia selalu ada di sisi kita. Sebaik-baik nya orang menyembunyikan bangkai, maka bau busuk tidak enak dari bangkai tersebut akan tercium sehingga orang-orang mengetahuinya.

Sama halnya dengan hubungan rumah tangga Airin dan Deva yang tak kunjung mendapatkan titik terang selama ini. Yang di takutkan oleh Airin terjadi sudah, kini kedua pihak keluarga nya sudah mengetahui pernikahan kedua nya Deva dan Anggita. Dan sekarang ini, Deva, Airin dan tentunya Anggita sedang berkumpul bersama di hadapan keluarga Deva dan juga Airin. Abi Toha dan papa Andra menatap tajam pada ketiga orang dewasa tersebut sedangkan Umi Salamah dan mama Rahma hanya mampu menangis menyaksikan momen itu. Alfa putra pertama Airin dan Deva juga berada di sana, Elea dan Ettan pun tak ketinggalan.

"Deva! Sudah berapa lama kamu menikahi wanita itu!?"hardik papa Andra dengan nada dinginnya.

Hening..

Deva tidak langsung menjawab pertanyaan dari sang papa. Sorot matanya melihat Airin yang duduk di sebelah kanan nya sedangkan orang yang ia tatap tak membalasnya.

"Radeva Albiansyah!!! Jawab pertanyaan papa!!" Papa Andra memanggil nama lengkap sang anak. Jika sudah mode seperti ini, mereka hafal betul jika papa Andra sudah marah sekali terhadap putranya itu.

Deva menatap papa nya dengan keberanian yang ada, ia menghela nafasnya"Sudah 3 bulan pa, Deva dan Anggita sudah menikah 3 bulan lamanya.."

Plak...!!!


Plak...!!!


Papa Andra berulangkali menampar pipi sang anak dengan kencang Deva, hanya diam menerima saja.

"Astaghfirullahalladzim... Deva!!"ujar papa Andra, ia menghela nafas kecewa usai mendengar jawaban dari anaknya. Papa Andra terduduk lemas di kursi seraya melepaskan kacamata yang dipakai nya.

Mama Rahma yang mendengarnya pun semakin menangis sejadi-jadinya"Ya Allah nak.."

Umi Salamah yang duduk di sebelah nya pun mencoba menenangkan sang besan"Istighfar bu Rahma..."

"Maafin anak saya bu Salamah... Atas nama anak saya, saya minta maaf hikss..." Mama Rahma memegang kedua tangan Umi Salamah seraya menangis sesenggukan.

Umi Salamah hanya tersenyum tipis menanggapinya, ia akui jika ia begitu kecewa terhadap menantu nya itu.

"3 bulan bukanlah waktu yang sebentar Deva!! Dan kamu menutupinya dari papa!? Apa maksud mu itu Radeva Albiansyah!! Papa tidak habis pikir dengan jalan pikiran mu itu nak!!"ucap papa Andra dengan menggebu-gebu.

Airin hanya bisa menangis mendengarnya, sedari tadi tangannya itu tak lepas dari gamis yang ia pegang. Anggita sendiri tau apa yang sedang Airin rasakan saat ini, ia ingin sekali memeluk istri pertama suaminya itu namun apa daya nya ia tidak bisa melakukannya.

Lentera Surgaku✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang