JENNETHLE 8

2.3K 173 2
                                    

Malam ini jennica tengah memainkan hp nya. Seperti biasa ia memainkan sebuah game puzzle yang merupakan game keluaran terbaru.

Bisa dibilang jennica adalah anak yang hobi bermain game. Maniak game.

"Game adalah yang terbaikk" ucap jennica di Sela Sela permainan nya.

~°~°

Sepulang sekolah kemarin Xier, Anlena, serta abang abangnya sudah pulang kembali ke mansion.

Xier Dan Anlena membawa banyak oleh oleh untuk anak bungsu nya itu. Tak dipungkiri Andra Dan Niko juga membawa beberapa hadiah untuk sang adik.

"Wuahh" tak henti henti nya jennica mengucapkan kata kata ini disetiap pembukaan oleh oleh Dari orang tuanya serta abang abang nya.

Mereka yang sedari tadi memandang jennica, terkikik geli melihat ekspresi wajah jennica yang benar benar seakan hadiah yang mereka berikan adalah Hal yang paling dari segala paling.

Mehong mehong bener anjirrr batin jennica memikirkan berapa mahalnya hadiah ini.

"Thanks bund, dad, abang!" ucap jennica terharu, kemudian menghampiri xier Dan Anlena, Lalu memeluk mereka erat yang dibalas pelukan tak kalah erat.

Andra yang melihat pemandangan di depannya ikut bergabung "he'em! Sama sama" ucap Andra bergabung untuk berpelukan, yang diikuti Niko.

Sekarang mereka terlihat seperti Teletubies.

~°~°

~tok tok~

Pintu kamar jennica di ketok seseorang Dari luar.

Jennica beringsut bangkit Dari rebahannya "orang pada lupa apa gimana?, klo kamar gue ada bell nya" gumam jennica.

Cklek

"Sayang, ada temen kamu tuh diluar" ucap Anlena.

Jennica bingung. Sejak kapan gue punya temen batin jennica bertanya tanya.

"Bunda Salah kali ah!" ucap jennica mengibaskan telapak tangan nya di udara.

"Engga sayang, dia bilang mau cari kamu" sahut Anlena mengelus pucuk kepala Jennica.

"Cewe cowo??"

"Yang terakhir" ucap Anlena tersenyum.

Cowo dong batin jennica.

"Oke deh bund sape tau itu menantu bunda" ucap jennica menggoda sang bunda.

Bukan Anlena yang menjawab ucapan jennica, melainkan "siapa menantu menantu" sahut xier keluar Dari ruang kerjanya. Yang kebetulan satu lantai dengan kamar jennica.

Wess mati gue batin jennica.

Anlena menahan tawa nya saat melihat jennica yang gelagapan ingin menjawab apa.

"Udah udah temuin sana temen kamu" ucap Anlena mendorong pelan badan jennica.

Jennica menoleh kepada sang daddy yang terlihat santai, Lalu ia menghembuskan napas nya lega.

"Yaudah bun nini turun dulu" pamit jennica dengan melirik Xier Lalu pergi dengan berlari lari kecil.

Jennica turun kebawah hanya dengan mengunakan piyama tidur nya disertai rambutnya yang ia cepol asal.

Dari ruang tamu tempat lelaki itu menunggu. Jennica telah melihat seseorang lelaki yang mana tak terlalu asing bagi nya.

Jennica kemudian berjalan menuju lelaki itu dengan menyapanya "permisi..." ucapannya terhenti seketika disaat, Lelaki di depannya ini adalah Carnio!!.

PINDAH ALAM?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang