Sudah 3 minggu paska kejadian penusuk nusukan dan 1 minggu setelah nya pemulihan jennica.
Kini gadis itu telah sehat walafiat dan sudah kembali bersekolah seperti biasanya. Lagi pula, minggu depan adalah ujian kenaikan kelas, itu tandanya ia akan menjadi kakel seutuhnya!
Gadis dengan cepol asal di rambutnya itu tengah berkutat dengan beberapa buku di meja belajar nya. Ceritanya ia sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian esok.
Biasanya ia akan menggunakan sistem SKS alias sistem kebut semalam tapi entah mengapa ia sedang merasa rajin sekarang.
Dirinya adalah beban keluarga, maka dengan itu ia ingin mengurangi sedikit kata beban dengan cara belajar, setidaknya membuat kedua orang tua nya bangga akan prestasi nya nanti tidak masalah Kan?
Aish, sudah lah memikirkan prestasi ia jadi pening sendiri.
"YA TUHAN AKU INGIN SUKSES TAPI TAK INGIN BELAJAR! huh aku ikhlas jika turun hujan uang tapi di perkarangan rumah Ku saja!" Gadis itu berteriak memenuhi ruang kamarnya.
Cita cita jennica sangat lah banyak! Entahlah sangking banyak nya ia bingung untuk memilih Yang mana.
"Kepala sekolah berkata: bermimpilah setinggi langit karena semuanya berawal dari sebuah mimpi"
"Hoho"
~°~°
Rutintitas pagi seperti biasanya, setiap keluarga sudah pasti sarapan sebelum memulai segala aktivitas.
Semenjak kejadian kemarin, dan juga saat mereka mendapati jika Jennica adalah anak kandung keluarga Nethle, mereka menjadi lebih posesif kepada gadis itu terutama sang kepala keluarga Xier.
Sebenarnya, mereka sudah tau bahwa jennica adalah darah daging mereka Sejak awal. Tetapi, tetap saja mereka terharu disaat keluarnya hasil Tes DNA milik jennica.
"Makan yang banyak! Biar cepet gede" ujar Andra membuat jennica mendelik judes. Andra tertawa menanggapi nya.
"Semuanya sudah siap?" Tanya Anlena dengan tangan nya yang berkutat dengan wadah bekal berwarna baby blue, sudah di pastikan itu milik jennica.
Anlena menyerhakan bekal tersebut kepada anak gadisnya, yang diterima baik oleh jennica.
"Terimakasih bundaa" ujar jennica manja. Bekal ini Anlena sendiri yang berniat membawakannya, Anlena berkata jika ia belum sepenuhnya pulih, jadi tidak boleh makan sembarangan diluar sana.
~°~°
Ini adalah hari dimana ujian kenaikan kelas dimulai.
Sepanjang perjalanan, ia banyak membalas setiap orang yang menyapa nya, dan juga senyum manis tercetak jelas menghiasi wajah cantik nya.
Ujian berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang di inginkan jennica.
Tidak sia sia ia belajar siang dan malam ternyata semua Yang ia pelajari masuk kedalam soal.
"Pfttt" sekuat tenaga ia menahan tawanya disaat mendengar jokes dari meja seberang yang Ia tempati.
"AHAHAHA" tawa menggelegar jennica menjadi pusat perhatian. satu kantin menatap nya aneh, bagaimana tidak? Tidak ada angin dan hujan tiba tiba saja gadis itu tertawa terbahak bahak.
Sadar dengan apa yang ia lakukan ia memberhentikan tawanya, ia termasuk manusia yang suka tiba tiba mendengar jokes seseorang.
Salahkan telinga dan mulutnya Yang tak bisa diam! Jadinya kini ia menjadi pusat perhatian semua orang.
"Eh?" beo nya ketika menyadari semua mata mengarah padanya.
Mengelus tengkuk nya "lanjut lanjut" ujar jennica kembali memakan makanan nya dan sesekali melirik orang orang yang masih melihat nya.
Semenjak gadis itu keluar dari rumah sakit, ia menjadi lebih aneh, menurut mereka. Kemarin saja, jennica ke gep oleh beberapa anak JIHS tengah berbicara pada sebuah pohon.
Mengajak bicara sebuah pohon? Ck ck sangat tidak masuk akal.
Bukan hanya mereka yang merasa aneh, tetapi jennica juga sadar akan dirinya.
"Ck! Sebenernya yang ditusuk itu perut atau kepala gue sih?!" Keluh nya, disaat ia menyadari kebodohan yang ia perbuat.
Tak
Seseorang menjitak kening nya.
"Ngapain lo mukul kepala sendiri?" Tanya seorang lelaki berperawakan tinggi, berkulit putih, tak lupa tingkah konyolnya yang kadang tiba tiba muncul. Siapa lagi kalau bukan Atez.
Jennica mendongak.
"Emang sejak kapan gue mukul kepala sendiri?" Tanya nya balik, atez tentu saja heran dibuatnya.
"Ettdah emang tu tangan terbang sendiri tanpa lo gerakin gitu?" Ujar nya sambil mengambil tempat di depan jennica.
Mendengar hal itu jennica memandang kedua tangan nya, ini tangan? Pikir gadis itu.
Lagi lagi otak nya berulah.
"Haduhh jennica sebenernya elo kenapa sih?!" Gerutu nya yang dipandang aneh oleh orang di depannya.
Atez menilai penampilan jennica, wah ciptaan tuhan yang satu ini begitu cantik. Tanpa sepoles makeup pun membuat gadis ini tampak bersinar, seperti cahaya yang langsung memantul pada gadis itu hingga membuat siapa saja silau.
Banyak perempuan cantik di sini, tetapi jennica seperti memiliki aura tersendiri, memandang beberapa lama pun tak akan membuat orang bosan melihat wajah nya.
"Napa lo ngeliatin gue? Naksir?" Ujar jennica membuyarkan lamunan lelaki itu.
"Dih, engga dulu deh. Pawang lo ngeri soalnya" ujar atez bergidik ngeri. Jennica terkekeh mendengar nya.
Mata jennica menajam, menelisik Atez. Atez yang ditatap seperti itu menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.
"L-lo kenapa?" Tanya Atez, mengapa ia menjadi gagap seperti ini sih?!
"Engga, tumben lo sendiri? biasanya sama yang lain"
"Oalah, mereka lagi ngantri buat mesen" ujar Atez. Jennica menganguk anggukan kepalanya tanda mengerti.
"Tumben bawa bekel?" Lagi lagi Atez bertanya, membuat jennica mengurungkan sendok yang akan ia suap kemulutnya.
Melihat itu Atez mengatupkan bibirnya.
"M--
"Jeng jeng jeng ini dia bakso mak limak biadab" Ries datang dengan nampan di tangan nya, ia membawa pesanan atez juga dirinya. Sedangkan Jean membawa nampan miliknya sendiri.
"Ee eeh" kaget Ries disaat Jean menyengol lengan nya, ini diatas nampan, mangkuk bakso loh! Bisa berabe kalo tumpah.
"Lo ngapa nyenggol gua sih?!" Sentak Ries, Jean mendelik mendengarnya.
"Lo malu maluin kampret!" Bisik Jean, Ries melihat sekitarnya, benar saja. Baru bicara sedikit semua mata memandang mereka, banyak pasang mata memandang mereka memuja seperti biasa.
~°~°
EHEHEHE SEGINI DULU, BTW CERITA INI BAKALAN DI REVISI SETELAH TAMAT.
TETAPI TAK JANJI.
LANJUT? 20 VOTE AYO!🏃
Voment!
KAMU SEDANG MEMBACA
PINDAH ALAM?!
RandomJENNICA seorang siswi SMA yang Berteleportasi ke dalam sebuah Novel. [Ini hanya cerita fantasi karangan author sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata] Novel tersebut adalah media 'teleportasi' yg sengaja dibuat untuk Jennica yang mana...