Jantung mereka terasa berhenti berdetak disaat mendengar jika keadaan Jennica 'koma'
Dengan perasaan campur aduk mereka mengabari Niko dan Andra tentang keadaan Jennica. Tentu saja Niko dan Andra syok mendengar nya, Anlena pingsan mendengar penuturan Kedua anak nya itu.
Mereka segera terbang ke Kota J dan menuju ke rumah sakit yang di tempati jennica. Xier, pria itu seakan kehilangan separuh dari jiwa nya, ia meninggalkan semua pekerjaan nya untuk menemui sang anak tercinta.
~°~°
Sudah satu minggu lamanya gadis itu tak kunjung bangun Dari tidur panjang nya.
Setiap hari ada saja murid murid JIHS datang mengunjungi ruangan jennica hanya untuk melihat keadaan gadis tersebut.
Sagara, lelaki itu seperti tak ter urus. Sang ibu bingung melihat tingkah anak nya menjadi cenderung lebih dingin dan lebih sering mengurung dirinya sendiri.
Ternyata penyebab nya adalah, kekasih sang anak yang terbaring lemah di atas brankar dengan pernyataan koma.
Setiap hari sepulang sekolah, jika tidak mengurung dirinya sendiri. maka lelaki itu tidak akan pulang kerumah nya melainkan berada disamping sang gadis.
Apapun yang terjadi, Sagara akan selalu bercerita kepada gadis yang terbaring lemah itu. Menghiraukan jika gadis itu tidak mendengarnya.
Sang ibu yang penasaran pun mendatangi ruangan yang selalu didatangi oleh sang anak.
Ia melihat gadis cantik yang terbaring dengan beberapa alat yang menepel pada tubuh gadis itu.
"Cepat bangun ya sayang, anak mami nungguin kamu loh" ucap wanita paruh baya itu lalu mengecup kening jennica.
~°~°
Niko yang semula memang pemarah menjadi mode senggol bacok, siapa pun yang mengganggu nya maka habis sudah orang tersebut.
Andra yang awalnya selalu tersenyum dan ramah kini menjadi lelaki yang pendiam.
Jika mereka tengah berkumpul maka Yang Ada hanya kekosongan. Tak Ada Yang dibahas, jika biasanya Ada jennica yang selalu membuat mood mereka happy maka sekarang tidak.
Atez lelaki itu selalu menyalahkan Dean, apalagi Era. Akhir akhir ini banyak Yang membully gadis itu dengan alasan seseorang yang telah membunuh jennica.
Semakin hari maka semakin besar kebencian Era terhadap jennica.
~°~°
Anlena dan Xier setia berada di samping jennica, anak perempuan satu satunya milik mereka.
Anlena melihat pergerakan dari gadis yang sudah satu minggu ini terbaring lemah.
"H--haus" lirih gadis itu, menyadarkan anlena dari keterkagetan nya.
"D--dad jennica udah bangun!!" Semangat Anlena memanggil Xier, dengan segera Xier memencet tombol di belakang brankar.
"Sayang kamu udah bangun?" Ucap Anlena dengan suara nya yang bergetar.
"E--engga bun ini arwah nya" jawab gadis itu kembali menutup matanya.
"Hikss kamu ini ya hikss" tangis Anlena pecah, wanita paruh baya itu memeluk tubuh sang anak dengan memberikan beberapa kecupan di kening nya.
"Bunda nini hauss" pinta jennica lirih.
Xier membuka botol air mineral yang masih baru untuk diberikan kepada anak nya.
"M--maafin bunda ya sayang" ujar anlena melerai pelukan lalu membantu jennica meminum air.
Kini bergantian, Xier lah yang memeluk Jennica.
"Jangan gini lagi ya ni" gumam Xier disela sela ia memeluk Jennica.
Tak lama dari itu datanglah seorang dokter, dokter tersebut memeriksa keadaan jennica.
Dibantu dengan perawat, dokter tersebut melepaskan beberapa alat yang menepel pada tubuh jennica dengan hati hati.
"Sekarang tanggal berapa bun?" Tanya jennica.
"Kenapa sayang? sekarang tanggal sebelas" ucapan anlena membuat jennica memelototkan matanya tak percaya.
"Ettdahh, cuma ditusuk aja sampe seminggu gue tidur nya ck ck ck, lemah banget ni tubuh" heran jennica. Keterheranan nya membuat dokter dan perawat yang tengah melepaskan alat alat Di tubuh nya terkekeh.
Xier Dan Anlena menatap jennica horror " 'cuma?!', ditusuk loh ni?!" Marah sang bunda, bisa bisanya disaat dirinya sekarat Karena ditusuk dan ia malah mengatakan 'cuma'.
"Hehe, lagian tubuh ini begitu lemah. Padahal selama ini aku seterong, stres tak tertolong" ujar nya mendramatis, yang dibalas kekehan oleh Xier.
"Alhamdulilah keadaan kamu Sudah membaik jennica, tusukan di perut mu cukup dalam tetapi untungnya tidak mengenai organ di dalam tubuhmu. Untungnya kamu cepat di larikan ke rumah sakit, jika tidak kamu bisa tewas karena kehilangan banyak Darah" ujar sang dokter panjang Lebar.
"OH IYA?! Dokter kok saya di selametin sih?! Kan udah enak tuh ninggal di hari jum'at" ucap jennica mengagetkan satu ruangan tersebut.
"Heh ni mulut nya!" Marah anlena, ia tak ingin jennica membahas hal 'meninggal meninggal' cukup jennica koma saja membuat dirinya seakan tak bernyawa.
"Mungkin belum saat nya kamu untuk meninggalkan dunia ini Jenn" celetuk sang dokter membuat Xier dan Anlena menatap tajam sang dokter.
Sang dokter yang ditatap seperti itu hanya menggaruk tengkuk nya Yang tak gatal.
'apa ia salah bicara?' pikir dokter tersebut.
Brakk
Mereka lagi lagi dikagetkan dengan Jennica yang menjatuhkan tubuhnya pada brankar.
"Shutt nini mau tidur dulu Jangan di gangguu" bisik jennica lalu kembali menutup matanya.
"Anak tuan dan nyonya sangat ajaib" ujar sang dokter yang diangguki perawat disebelahnya.
"Ajaib ajaib dikiranya gue Jin?" Gumam jennica yang didengar mereka semua.
Ternyata gadis itu belum sepenuhnya tertidur, lagian baru saja bangun masa tidur lagi.
"Era" gumam jennica dengan smirk di bibir Indah nya, tak ada Yang menyadari smirk itu selain sang daddy.
Xier tersenyum melihatnya.
Jennica memang benar benar keturunan saya batin Xier bangga.
~°~°
NAHH MASIH SELAMAT NIH, GIMANA?
BIASANYA KALO SELAMAT DISINI, KEDEPANNYA UDAH TIDAK TERSELAMATKAN LAGI HEHE.
Voment!
KAMU SEDANG MEMBACA
PINDAH ALAM?!
RandomJENNICA seorang siswi SMA yang Berteleportasi ke dalam sebuah Novel. [Ini hanya cerita fantasi karangan author sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata] Novel tersebut adalah media 'teleportasi' yg sengaja dibuat untuk Jennica yang mana...