JENNETHLE 37

1.8K 96 24
                                    

Tak ada angin tak ada hujan, ia mendapatkan telpon dari nomor yang tak dikenal. Suara wanita yang menangis tersendu sendu membuat jennica dilanda kebingungan.

"Hiks sini nak, sa--sa hiks Sagara k--kecelakaan hiks..."

Bagaikan disambar petir disiang bolong, jennica tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan. Itu tak mungkin kan? Sagara kemarin Siang masih ada dan tidak kenapa kenapa, malahan kemarin ia sempat jalan jalan sepulang sekolah bersama Sagara.

Lalu mengapa ia mendapatkan kabar yang tidak mengenakan seperti ini?

"I--ini siapa?"

"Hiks...j--jenn" tangis pilu wanita itu masih terdengar sampai sambungan telpon mati secara tiba tiba.

Tut.

"H--halo? Halo?!" Sudahlah panggilan telpon sudah berakhir, dengan tangan gemetaran ia memencet nomor Rehan teman dari Sagara, yang mana ia dapatkan nomor ini saat tak sengaja bertemu dengan Rehan sewaktu joging pagi.

"Halo?"

"Ini gue Jennica! Sagara dimana? Dia kenapa? Lagi apa? Sama siapa?!" Pertanyaan beruntun dari Jennica membuat kerutan dahi bingung dari sebrang sana.

"Kenapa memang nya? 3 jam yang lalu kami baru nyelesaiin balap sama geng sebelah" perkataan Rehan membuat jennica membulatkan matanya.

Ternyata benar!

"Terus siapa yang menang?"

"Tentu ketua kita dong!" Jawab bangga dari Rehan.

"Tolol lo! Bangsat, ngentod, anjing! Babi!" Maki jennica bertubi tubi, lagi lagi Rehan dibuat bingung.

"Lah? Lo kenap--"

"Sagara kecelakaan Babi! Dia di rs sekarang!" Jennica gemas dibuat nya.

"Oh, LAH? IYA KAH?! jangan ngadi ngadi loh bu bos, 3 jam terakhir ketua Masih sehat walafiat mana mungkin dia kecelakaan!" Rehan Masih mengangap ucapan jennica adalah bualan semata.

"Ah! Ajal mana ada yang tau ege, serah deh. Gue ke rs Sekarang!"

"E--eeh_"

Tut.

Sambungan diputuskan secara sepihak. Segera jennica menyambar kunci motornya, ia menggunakan motor agar bisa salip menyalip sehingga tak akan lama sampai ketujuan.

"Kalo beneran kecelakaan tu anak, mampus! Mamam tuh kecelakaan" desis jennica seraya berlari menghampiri motornya.

"Mau kemana non?" Panggil bi sumi.

"Keluar bentar! Kalo bunda nanyain bilangin aja lagi jalan jalan!" Pekik jennica. Jalan jalan macam apa jam 2 pagi begini? Ngedate bareng kunti?

Bi sumi hanya bisa menganguk, ia mengambil barang nya yang tertinggal lalu kembali ke belakang.

Brumm

Percuma saja, tak ada yang bisa disalip jika jam 2 pagi begini.

Deruman motor jennica serasa memekakan telinga sangking besarnya, kecepatannya bagaikan WUSH angin lalu saja.

"Hiks sini sayang" panggil wanita paruh baya yang terduduk didepan ruangan yang tertutup rapat dengan lampu yang masih menyala.

Suara wanita ini sama Persis dengan suara seseorang yang menelponnya. Segera Jennica menghampiri wanita itu yang sedang bersama pria paruh baya yang merupakan suaminya.

PINDAH ALAM?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang