11. Menolong 🖤

7.4K 846 17
                                    

Kediaman Alberorn.
Kamar Brigitta.

Hari yang cukup melelahkan sekaligus mendebarkan setelah berhasil mencuri semua dokumen penting dari Kediaman Marquess Lendenn, Astaga itu sangat menyenangkan.

Brigitta tidak menyangka jika rencananya berjalan dengan lancar bahkan sampai malam ini dirinya belum mendengar kaributan dari Kediaman Marquess Lendenn. Apakah pria itu tidak curiga? Yah itu bukan urusannya yang penting saat ini semua dokumen sudah ada di tangannya.

Merasa sudah cukup, Brigitta segera menyelesaikan acara berendamnya dan menutup tubuhnya dengan jubah mandi, tidak lupa memakai pakaian dalamnya.

Braak!!

Brigitta menolehkan kepalanya kearah suara itu berasal lalu tangannya bergerak mengambil Belati yang berada di atas nakas, menggenggam-nya kuat dan mulai berjalan dengan waspada. Ketika membuka pintu matanya menangkap pergerakan dari siluet hitam yang berdiri tidak jauh dari jendela.

Brigitta berjalan dengan pelan agar tidak menimpulkan suara satupun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brigitta berjalan dengan pelan agar tidak menimpulkan suara satupun. Sampai di belakang orang itu Brigitta berniat untuk mengarahkan Belatinya ke-leher tetapi sebelum itu terjadi sosok itu membalikkan tubuhnya.

Karena terkejut sosok itu terjatuh menginjak jubahnya sendiri dengan memegang tangan Brigitta dan berakhirlah mereka terjatuh bersama dengan posisi Brigitta menindih sosok itu. Tidak ingin lengah, dengan cepat Brigitta mengarahkan kembali Belatinya ke-leher pria itu.

"Siapa kau? Katakan tujuan mu kemari. " Tanya Brigitta.

Bukannya menjawab, sebaliknya pria itu bertanya tentang penampilan Brigitta. "Apa kau selalu menyambut penyusup dengan pakaian seperti ini? "

Brigitta menghiraukan pertanyaan Pria itu dan lebih memilih menekan Belati di tangannya, karena itu darah mulai keluar sedikit demi sedikit dari leher Pria itu. "Jawab pertanyaan ku sebelum ku putus pita suara mu. " Ancam Brigitta.

Pria itu mengangkat tangannya tanda jika ia menyerah karena sekujur tubuhnya telah terluka. "Baiklah aku menyerah. Bisa kau lepaskan aku dulu? "

"Tidak sebelum kau menjawab pertanyaan ku. "

"Kau tahu Lady, aku bisa membalikkan posisi kita dan kau akan kalah. "

Brigitta tersenyum remeh. "Kau yakin? Aku rasa kau akan mati sebelum bertindak. " Ucapnya sambil menancapkan Belati sedikit lebih dalam.

"Baiklah akan ku jawab. Tapi jauhkan Belati itu dari leherku karena aku kesusahan untuk bicara. "

Brigitta mengangguk dan tanpa aba-aba mengganti posisinya dengan duduk di atas perut pria itu lalu menginjak ke-dua lengan Pria itu agar tidak dapat melakukan perlawana. Tangan Brigitta siaga menggenggam Belati dan mengarahkan kesamping leher, membuat sang penyusup tidak memiliki kesempatan untuk kabur.

Sedangkan wajah Pria itu merona malu dengan posisi Brigitta yang terlalu ambigu dan pakaiannya terlalu terbuka. Cahaya bulan membuat Brigitta terlihat semakin menawan.

Antagonist Pride! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang