Istana Everont,
Aula Utama.Para Bangsawan telah berkumpul di Aula utama. Mereka menunggu kedatangan sang pemeran utama acara kali ini, yaitu Pangeran Marius dan Pangeran lainnya.
Sedangkan Brigitta berada di sudut aula bersama Neil dan Pria itu sedang merajuk padanya. Lihat saja prilakunya, bersedekap dada dan memalingkan wajahnya seolah tak ingin melihat ke-arah Brigitta.
Di pikir sikapnya akan terlihat imut? Nyatanya di mata Brigitta dia terlihat menyebalkan.
Brigitta menatap Neil, jengah. "Bisakah kau berhenti? Aku juga perlu berganti pakaian. Jika aku membantu mu, kita akan datang terlambat," ucap Brigitta, menjelaskan alasannya.
"Kita bisa saling membantu," balas Neil tanpa menatap Brigitta.
"Kau pikir aku mau!?" sinis Brigitta, ketika mendengar omong kosong Neil.
Emang dirinya tidak waras sampai memperbolehkan Neil membantunya berganti pakaian?! Dasar aneh. Pikir Brigitta.
"Kenapa? Aku bahkan sudah melihat semuanya," ucap Neil santai, menghiraukan aura hitam yang menguar dari tubuh Istrinya.
Sial! Brigitta jadi teringat kecerobohannya saat Ia culik dulu. "Diam, atau ku robek mulut mu," ucap Brigitta, penuh peringatan agar Neil tidak membahas perihal itu lagi.
Neil bungkam, melirik Brigitta sekilas hanya untuk melihat raut yang Istrinya buat. Namun, Istrinya itu tidak ada di sebelahnya. Ia terkejut ketika menyadari Brigitta pergi meninggalkan dirinya.
Apa sekarang Brigitta marah padanya? Tidak bisa begitu, seharusnya Brigitta membujuknya.
Neil ingin mengejar, tetapi tidak jadi karena Brigitta kembali dengan membawa piring yang berisi Pie daging dan 2 gelas jus jeruk.
"Pegang ini," ucap Brigitta seraya menyerahkan 2 gelas Jus.
Lagi, Neil di buat bingung dengan sikap Brigitta. Meskipun begitu Ia tetap mengambil 2 gelas Jus tersebut dari tangan Brigitta.
"Buka mulutmu," pinta Brigitta.
Neil membuka mulutnya dengan raut kebingungan, dan tak di sangka Brigitta menyuapkan sepotong pie daging berukuran kecil.
"Makan, aku tahu kau belum makan seharian ini," ucap Brigitta.
Neil menerima suapan tersebut dengan senang hati. Apa Istrinya ini sedang mencoba merayunya agar Ia berhenti merajuk?
"Apa kau bersikap perhatian seperti ini agar aku memaafkan mu?" tanya Neil, setelah menelan pienya.
"Tidak, aku melakukan ini agar kau berhenti bersikap menyebalkan," jawab Brigitta jujur.
Neil menatap Brigitta sinis. " Tidak bisakah kau mengucapkan sesuatu yang manis untuk menghibur ku?"
"Diam dan makan," ucap Brigitta seraya menyuapi Pie kembali.
Neil tetap menerima suapan tersebut dengan senyuman lebar. Biarlah ucapan Brigitta yang selalu kasar padanya berlalu, karena setidaknya sikap Istrinya ini lebih perhatian.
"Katakan apa yang kau inginkan, pasti kau melakukan ini ada alasannya," tebak Neil, seraya meminum jus jeruk sampai tak tersisa.
Brigitta mengusap sudut bibir Neil menggunakan sapu tangan, membersihkan dari remahan Pie. "Aku malas berdebat, maka dari itu berhenti bersikap menyebalkan," jawabnya.
Brigitta menyerahkan piring dan gelas yang sudah kosong pada Pelayan yang kebetulan lewat di sampingnya, tidak lupa Ia mengucapkan terima kasih.
Neil pamit pada Brigitta dengan alasan memiliki urusan dengan para petinggi yang hadir di sana, tidak lupa Ia mengecup pelipis Brigitta sebagai ucapan terima kasih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist Pride!
عشوائيBagaimana jika Lenuta, gadis cantik yang selalu menjunjung tinggi harga dirinya dan mencintai kebersihan harus memasuki tubuh Brigitta Angelika de Alberorn, seorang gadis bangsawan dari keluarga Duke yang terhormat. Masalahnya.. Brigitta adalah pem...