22. Serupa🖤.

6.2K 621 61
                                    

Kemarin Brigitta kembali lebih awal dari acara penobatan, kembali sendiri karena Neil memiliki urusan dengan Pangeran Marius. Apapun itu, Brigitta tidak peduli.

Sekarang Ia perlu bersiap-siap untuk pergi ke-Guild menggunakan penyamaran seperti biasa, jubah hitam dan topeng. Tapi sebelum itu ia perlu kekamar Neil, Pria itu meminta kehadirannya. Entah untuk apa, Ia hanya berharap jika Neil tidak menambahkan tugasnya sebagai Duchess. Ia kasihan pada Fotia, Fire Spirit King yang menggantikan-nya mengerjakan tugas Duchess. Jika tugasnya bertambah, bisa-bisa Fotia membakar kediaman beserta isinya.

Brigitta sampai di depan kamar Neil, mengetuk pintu. Ada balasan dari dalam, mempersilahkan Brigitta masuk. Terlihat jika Neil sedang di bantu memakai seragam perangnya, apa dia akan berperang? Brigitta rasa Kerajaaan Everont dalam keadaan aman karena selama ini tidak ada informasi yang masuk tentang perselisihan dengan Kerajaaan lain.

Meskipun ingin bertanya kemana Neil akan pergi, Brigitta lebih memilih bertanya tujuan Neil memanggilnya. "Ada keperluan apa kau memanggil ku? "

"Aku akan pergi ke perbatasan hutan Laquanna untuk membantu pasukan Kerajaan Ferdinand dalam membasmi Monster. " Jelas Neil.

Brigitta mengangguk paham. "Tiba-tiba, lalu? "

"Aku pergi dan kau akan menggantikan posisi ku untuk sementara, tidak lama hanya seminggu. "

Kia melangkah mendekati Neil yang sedang di pasangkan Armor. "Apa aku perlu mengerjakan dokumen mu? "

"Tidak perlu. Cukup awasi kediaman dan selesaikan tugas Duchess, lalu jangan pernah keluar dari kediaman karena akan ada banyak musuh yang menargetkan mu. " Peringat Neil.

Sekali lagi Brigitta mengangguk paham. "Baiklah. Itu saja? "

Neil mendengus kecil, melihat reaksi Brigitta yang biasa saja bahkan terlihat tidak peduli. "Jangan menyusahkan para Pelayan. "

Tidak menanggapi ucapan Neil karena terlalu fokus dalam memperhatikan Pedang Uternic milik Neil. Pedang yang di rumorkan sebagai pedang yang di tempah langsung oleh keturunan terakhir klan Naga, Pedang yang bisa di gunakan untuk membunuh banyak mahkluk mengerikan kecuali Naga.

Hm.. Jadi seperti ini bentuknya, sangat menawan. Sayang nanti akan terkotori oleh darah para Monster yang menjijikan.

Neil mengambil pedang tersebut. "Ikuti aku. " perintahnya.

"Kemana? " Tanya Brigitta, bingung.

"Apa kau tidak ingin mengantarkan kepergian suami mu? " Ucap Neil, memimpin jalan.

"Apakah perlu? "

Neil tidak menjawab pertanyaan Brigitta. Kebetulan di tengah lorong Brigitta bertemu dengan Livin dan memintanya untuk mengambilkan sapu tangan berwarna putih polos.

Sesampainya mereka di luar, di sana sudah terdapat pasukan Ksatria milik Neil yang telah siap dengan menunggangi kudanya masing-masing. Neil membalikkan tubuhnya, menatap Brigitta. "Jaga diri mu baik-baik. "

"Sepertinya perkataan itu lebih cocok untuk mu. " Bisik Brigitta, bertepatan dengan tibanya Livin yang membawa sapu tangan putih.

Sapu tangan putih? Perempuan ini sepertinya senang sekali dengan kepergian ku. Batin Neil kesal.

Brigitta memulai aksinya, mengusap ujung matanya seolah-olah ada air mata yang mengalir. "Kembalilah dengan selamat Suami ku. " Ucap Brigitta dengan nada sedih, bertolak belakang dengan arti dari sapu tangan putih yang bermakna, melepaskan kematian dengan ikhlas.

Meskipun kesal, Neil cukup terhibur dengan sandiwara murahan Brigitta begitu juga panggilan yang perempuan ini sematkan padanya. "Kau tidak perlu khawatir, aku akan kembali Istriku. "

Antagonist Pride! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang