Kediaman Leusarpe.
10.57 Am.Butler membuka pintu ruang kerja Duke. "Selamat Pagi Duke, apa anda ingin melewati sarapan pagi ini? "
Duke melirik sekilas lalu melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda, menulis. "Apa Duchess sudah tiba? "
"Duchess masih tidur. Sepertinya Duchess kelelahan setelah mengerjakan tugasnya. " Jelas Butler.
"Kau akan membiarkannya tidur seharian? " Tanyanya.
"Tidak. Bagaimana jika Duke saja yang membangunkan Duchess, karena hari ini anda tidak memiliki pekerjaan diluar. " Saran Butler.
"Kau saja. " Duke menanggapi dengan malas.
"Kalian telah menikah selama 4 hari dan tidak pernah terlihat Sarapan bersama. Bagaimana jika Duchess merasa sedih karena sifat acuh anda? " Butler membuat raut sedih.
"Sedih? Itu tidak akan pernah terjadi tapi sebaliknya, Duchess senang dengan ketidak hadiran ku. " Menatap Butler sengit.
"Jangan bersedih Duke, saya yakin Duchess akan suka Sarapan bersama anda. " Ucap Butler dengan kesalah pahaman.
"Sepertinya ada yang salah dengan ucapan mu. "
"Tidak ada. Ayo Duke bangunkan Duchess sebelum hari semakin Siang. " Butler merebut pena tinta dari tangan Duke.
"Kau tau, aku sedang sibuk. "
"Demi keberlangsungan Leusarpe, saya yang akan mengerjakannya. " Ucap Butler dengan pasti, menunjuk dokumen yang menumpuk tinggi.
Duke menatap malas Butler. "Kau berlebihan. "
Butler mendorong Duke ke arah pintu mempersilahkan untuk keluar dan menutup kembali sebelum tingkahnya membuat amarah Duke bangkit. "Selamat bersenang-senang. "
Duke tidak ambil pusing atas tindakan tidak sopan Butler, ia segera berjalan menuju kamar Duchess. Sebenarnya ia merasa sedikit lupa dimana letak kamar Duchess berada karena sudah lama ia tidak mengunjungi Kamar Duchess bahkan ia tidak pernah melihat kehadirannya. Ia jadi teringat ucapan Butler tentang Duchess yang sedih karena ketidak hadirannya, itu mustahil. Ia masih mengingat jelas raut yang perempuan itu buat, datar. Tapi Ia cukup terkejut ketika perempuan itu mengetahui kepribadian aslinya bahkan mengatakan sandiwara-nya buruk.
Sampailah Duke di depan pintu yang ia yakini sebagai pintu kamar Duchess. Di ketuknya, pintu terbuka menampilkan pelayan pribadi Duchess, Ia tidak mengetahui namanya. "Duchess masih tertidur? "
Livin menjawab dengan gugup. "I-iya Duke. No-nona ah bukan, Duchess masih tertidur. "
"Minggir, biar aku yang membangunkannya. Kau keluar. "
Livin menunduk. "Baik Duke. " Lalu mempersilahkan Duke untuk masuk dan menutup pintu.
Duke melangkah mendekati ranjang Brigitta, menatap wajah Istrinya yang berulang kali tersenyum tidak jelas. Apa perempuan ini gila? Pikir Duke. "Hei bangun. "
Tidak ada pergerakan dari Brigitta. "Hei bangun, hari sudah siang. " Ucap Duke sekali lagi cukup keras, tapi Ia tetap tidak melihat tanda-tanda jika Istrinya akan bangun.
Muncul senyuman jahil dari bibir Duke. "Bangun Istriku~. " Bisiknya lirih tepat di telinga Brigitta.
Kali ini upayanya sedikit berhasil, ada kerutan samar di dahi Brigitta. "Pergi. " Ucap Brigitta sambil mengusap telinganya.
Karena kesal Brigitta tidak bangun juga, Duke mencubit gemas pipi Brigitta. "Sampai kapan kau akan tidur. Jam sudah menunjukkan pukul 11, jika kau tetap tidak ingin bangun— akan ku cium bibir mu. " Peringat Duke.

KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist Pride!
DiversosBagaimana jika Lenuta, gadis cantik yang selalu menjunjung tinggi harga dirinya dan mencintai kebersihan harus memasuki tubuh Brigitta Angelika de Alberorn, seorang gadis bangsawan dari keluarga Duke yang terhormat. Masalahnya.. Brigitta adalah pem...