Lyora duduk di kursi bar dengan sangat gugup. Beberapa bartender menawarkannya minum dan Ia tolak. Sejujurnya Lyora memiliki pengalaman buruk dipercobaan pertamanya ketika mencicipi salah satu golongan minuman itu. Sehingga Ia tidak berniat untuk mencobanya lagi.
Ia memang selalu hadir dikala Edmund mengadakan party sejenis ini tetapi biasanya Ia akan tetap duduk manis dan hanya meminta orange juice sambil memperhatikan Edmund.
Lyora kembali melamun sambil memikirkan tindakannya kembali. Ia menundukan kepala dan meremas rambutnya.
"Sudah terlanjur" Pikirnya karena tak lama kemudian pelayan itu sudah kembali dengan nampan kosong dan mengangguk singkat pada Lyora sebelum berlalu pergi.
Lyora merasakan jantungnya berdegup kencang. Sebelum memantapkan hatinya untuk menghampiri Edmund.
Setelah Ia berdiri dan akan melangkah. Pundaknya ditepuk oleh seseorang membuat Lyora membalikan badannya untuk melihat orang itu.
"Lyora, Right?"
Mata Lyora membola disertai senyum lebarnya yang otomatis merekah. Mendapati pria yang bertanya kepada dirinya saat ini ialah Edward.
"Hai Kak. Ya, Aku Lyora"
Lyora mengulurkan tangannya pada Edward. Dan disambut baik oleh pria itu. Edward tersenyum tipis.
"Oh ya. Untukmu"
Edward mengulurkan gelas yang berada ditangan kanannya kepada Lyora. Gelas berisi cairan berwarna biru itu diterima Lyora.
"Kau keberatan untuk duduk disana menemaniku?"
Pertanyaan Edward dibalas gelengan cepat oleh Lyora. Ia tersenyum dan menyetujui tawaran Edward untuk duduk disofa yang berada dipojok ruangan. Tidak ada orang disana karena para kerabat Edmund yang datang sedang berkumpul di dance floor. Berjoget didepan Dj terkenal dunia yang tengah memainkan musik.
Pikiran Lyora terbagi dua. "Bagaimana ini"Gugupnya dalam hati. Bagaimana jika saat ini Edmund sudah meminum minuman itu dan berapa lama efeknya akan muncul? Seketika juga kah atau butuh waktu lama?
Ia tidak tau karena Lyora sama sekali tidak berpengalaman dengan minuman keras apalagi obat perangsang.
Tetapi akan sangat tidak sopan jika Ia menolak tawaran Edward yang ternyata mengetahui kalau dirinya adalah teman adiknya.
Berusaha menyingkirkan pikiran-pikiran negatifnya sejenak. Lyora berusaha fokus pada obrolannya dengan Edward. Ia harap obat itu akan membutuhkan waktu lama untuk bereaksi.
Jadi ketika Ia sudah selesai menemani Edward. Ia bisa langsung menghampiri Edmund dan melakukan hal 'itu'. Sehingga kemudian Edmund bisa mulai belajar menatapnya.
Membayangkan hal itu saja sudah membuat Lyora melambung tinggi. Ia mengangkat gelasnya ketika Edward mengajaknya untuk bersulang.
Lyora tersenyum tipis menyembunyikan keraguannya untuk meneguk cairan itu. Satu tegukan berhasil masuk ke dalam tenggorokannya walaupun rasa minuman itu sedikit panas didalam sana.
Sementara Edward sudah menghabiskan isi gelasnya dan kembali mengajak Lyora berbincang.
"Umurmu seusia Edmund?"
"Iya kak. Aku juga berumur 23 tahun"
"Mengambil jurusan yang sama dengan Edmund?"
Lyora mengangguk "Ya, tetapi kami berbeda kelas. Apalagi saat ini Edmund akan mengambil cuti lagi sementara Aku sedang mengerjakan skripsi dan mengejar kelas untuk bisa lulus semester ini"
Seorang pelayan mengantarkan pesanan Edward. Pria itu menuang minumannya ke gelas
"Pasti melelahkan" Komentar Edward
"Sangat. Tetapi Aku harus lulus"Ucap Lyora lesu.
"Jangan bersedih. Nikmati saja prosesnya. Kau pasti bisa. Bersulang" Ajak Edward.
Lyora kembali mengambil gelasnya yang baru diminum sedikit. Ia membenturkan gelasnya pada gelas Edward dan kembali meneguk minuman itu.
"Ah" Desis Lyora ketika meneguk cukup banyak.
"Terlalu keras?" Tanya Edward
"Tidak. Ini enak"
Lyora kembali berbohong. Sejujurnya saat ini kepalanya sudah pusing. Tetapi kesempatan ini tidak mungkin datang dua kali. Kapan lagi bisa dekat dengan keluarga Edmund? Apalagi ini adalah Edward , Kakak kandung Edmund.
Ia harus berusaha sebaik mungkin untuk membuat Edward berpihak kepadanya. Lagipula, berbicara dengan Edward menyenangkan. Pria itu terus berusaha membangun obrolan mereka dan Lyora tidak mungkin mengecewakan pria itu.
"Kalau kakak, berapa usia Kak Edward?"
"Aku terpaut 6 tahun dengan Edmund. 29"
"Sudah tua ya?"
"Tidak" Jawab Lyora cepat
"Itu usia yang matang. Masa-masa seorang pria sedang mencapai kesuksesan nya. Terlihat dari hasil kerja keras kakak untuk perusahaan Leonard"
"Tampan, kaya, berkarisma dan pekerja keras inilah sosok penerus yang berada dibalik kesuksesan Leonard corp itu adalah headline dari berita yang kubaca ketika Kakak membawa Leonard menjadi perusahaan nomor satu di negara ini"
Lyora mengatakan itu dengan semangat menyala-nyala dimatanya yang mulai sayu.
Sementara Edward tertawa kecil mendengar kalimat Lyora. Ia kembali meneguk cairan dari gelas slokinya.
"Kau tidak kedinginan dengan pakaian itu?"
Lyora menatap Edward yang tengah memandang pakaiannya sebelum menjawab "Tidak. Malah Aku merasa kepanasan. Apa pendingin dalam bar ini tidak berfungsi dengan baik ya?"
Edward hanya menjawab singkat "Mungkin"
Setelahnya pria itu menuangkan cairan terakhir ke sloki miliknya.
Tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/233876871-288-k683373.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Blame The Cupid [Completed]
ChickLitKeterkejutan nampak diwajah Lyora. Seolah darah tersedot dari tubuhnya. Wajahnya pucat pasi menyadari siapa pria yang saat ini tertidur disampingnya. Bagaimana tidak? Ia berencana menjebak Edmund Leonard tapi mengapa yang ada di kasur bersamanya it...