part 23

61.2K 3.5K 206
                                    

Setelah Lili memilih untuk ikut dengan Edward. Lyora merasa kehilangan sebagian dirinya. Hal itu membuatnya terbayang masa lalu, saat dirinya menolak untuk bertemu Kathrine.

Apa ini yang dirasakan juga oleh ibunya dulu?

Rasanya ingin sekali Lyora menghampiri Lili dan merebut putrinya dari tangan Edward. Dan meneriaki wajah pria itu yang menghakiminya karena membentak Lili. Memang siapa pria itu? Seenaknya menghakimi Lyora yang menghadirkan Lili ke dunia ini.

Lyora mungkin mampu menghadapi Edward beserta tatapan merendahkan pria itu kepadanya. Tetapi Lyora tak mampu untuk menerima penolakan Lili lagi. Ia tak sekuat Ibunya yang bisa menghadapi penolakan darinya berkali-kali.

Selama dua hari ini Ia mengurung dirinya dikamar dan hanya keluar jika si mbok memanggilnua untuk makan. Untunglah Kathrine tak ada dirumah dan Noel sedang sibuk dengan usaha orang tuanya.

Jika Ibunya ataupun Noel menelpon Ia tetap menjawab. Tetapi saat kedua orang itu menanyakan keberadaan Lili, Lyora akan berbohong entah mengatakan Lili bermain di luar ataupun bocah itu sudah tidur. Dan untungnya si mbok dapat diajak bekerjasama untuk mengatakan hal serupa ketika Kathrine sempat merasa curiga dan menelpon ke telfon rumah.

Pada hari ketiga, Lyora memutuskan hal yang tak pernah dibayangkannya. Merelakan Lili bersama Edward. Dan Ia nekat memesan penerbangan kembali ke Belanda. Visa nya masih berlaku untuk beberapa bulan lagi.

Lyora mulai kembali mengemas barang-barangnya. Dan air matanya kembali mengalir saat melakukan itu. Terlebih lagi saat membuka lemari dimana barangnya dan Lili disatukan dalam lemari yang sama.

Ia memasukan beberapa baju favorit Lili ke dalam kopernya beserta satu boneka kelinci milik anak itu.

Lyora mengambil penerbangan untuk lusa. Ia tak mau berlama-lama karena kurang dari satu minggu lagi Kathrine akan pulang. Dan Ibunya pasti akan menuntut penjelasan darinya.

Biarlah Ia pergi dulu dan setelahnya barulah Lyora akan mengatakan yang sejujurnya pada Kathrine. Walaupun Lyora akan menutupi beberapa hal, seperti siapa ayah dari putrinya itu.

Hingga harinya tiba. Lyora menangis bersama si mbok saat berpamitan. Si mbok berulang kali membujuk Lyora untuk tidak pergi. Wanita tua itu menganggap Lyora seperti cucunya sendiri walaupun anak majikannya baru tinggal sebentar disini.

Ia masuk ke dalam taksi dan membiarkan air matanya terus turun selama perjalanan ke bandara. Sang supir taksi tak menanyakan apapun dan Lyora bersyukur untuk itu. Mungkin supir taksi itu beranggapan Lyora sedih berpisah dengan neneknya. Karena pria itu melihat si mbok yang memeluknya erat tadi.

....

Setibanya di bandara, Lyora menggunakan kacamata hitamnya. Ia turun dan mengucapkan terimakasih pada supir taksi itu yang membantunya menurunkan koper.

Lyora hanya membawa satu koper besar bersamanya karena Ia hanya menetap sementara di Belanda. Ia menggeret koper itu dengan tangan kirinya dan tangan kananya memegang paspor beserta tiket dan boneka kelinci milik Lili.

Sebelum masuk ke pintu bandara. Lyora kembali menengok ke belakang. Ia tersenyum lirih karena akan kembali meninggalkan negara ini.

Setelahnya Lyora melakukan check-in dan menaruh bagasi. Ia memutuskan untuk pergi ke coffee shop dan membeli hot chocolate saja. Sama sekali tidak tertarik pada cake yang berbaris rapih di etalase itu. Malah hal itu mengingatkannya kembali pada Lili. Putrinya itu selalu antusias jika melihat jajaran cake seperti ini dan akan menunjuk semua cake yang ingin dimakannya.

Lyora menhapus air mata dibalik kacamatanya kemudian mengambil pesanan miliknya. Ia termenung sebentar kemudian memantapkan langkahnya menuju imigrasi.

"Got you" Ucap seseorang yang mengejutkan Lyora hingga Ia menumpahkan sedikit minumannya.

Blame The Cupid [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang