7. Investasi

846 113 6
                                    

"Kaisar jatuh sakit? " tanya seorang dayang pada temannya.

Mulut embernya segera ditutupi temannya. Kepala mereka berdua bisa melayang jika atasan mereka mendengarnya.

Semua orang dalam Istana sudah mengetahui gosip ini. Hanya dayang yang satu ini yang ketinggalan berita. Karena Ia melayani Selir Xin yang tidak disukai Kaisar.

Yan sedang duduk di atas pohon. Ia mengeryitkan keningnya. Ia menunggu sampai kedua dayang pergi sebelum turun dari pohon.

Ini buruk sekali! Apa yang harus kulakukan?

Jika Kaisar mati, Harem akan dibubarkan. Para Selir dapat meninggalkan Istana dan kembali ke keluarga asal mereka.

Kecuali Selir Xin, Ibunya. Keluarganya tidak pernah menghubungi dirinya lagi sejak Ia dijadikan Selir lebih dari tiga belas tahun lalu.

Mereka harus siap tinggal di luar Istana. Dana mereka yang mungil tidak akan cukup untuk bertahan dalam waktu lama.

Yan menghela nafas panjang seperti layaknya kakek tua saja. Umurnya baru tiga belas tahun.

Ia sudah harus putar otak untuk mencari jalan keluar. Ia harus menemukan tempat tinggal tetap di luar sangkar emas ini.

Kaisar terlalu banyak bermain wanita sejak usia muda.

Tabib sudah menyarankan supaya mengurangi kegiatan ranjang. Pria tua malang itu malah dipenggal karena mencoba menasihati Kaisar.

Usianya mungkin belum terlalu tua. Wajahnya sudah seperti kakek-kakek.

Itulah Kaisar saat ini, Chong Ming (bijaksana). Ia sendiri yang memberikan gelar pada dirinya sendiri.

Yan membujuk sang Ibu untuk memberikan uang investasi padanya. Beberapa perhiasan perak dan emas ikut dibawa untuk digadaikan.

Ia melangkah ke gang buntu dekat Istana Dingin.

Tempat ini sangat sepi. Hampir tidak ada orang yang pernah lewat dekat sini.

Ada beberapa kotak kayu yang sengaja ditumpuk di suatu sudut di gang buntu.

Yan melompat ke atas tumpukan kotak-kotak. Lalu Ia melompat ke atas tembok.

Orang pertama yang kabur dari Istana dengan sukses.

Yan menyelamati dirinya sendiri. Ia pergi ke pasar untuk mencari toko yang dijual.

Seseorang menabraknya di tengah kerumunan.

Yan meraih sakunya. Kantung uangnya hilang.

Si pencopet tersenyum lebar ketika Ia meraba kantung uang yang terasa berat di tangannya.

Shao Fei sedang merasa beruntung hari ini. Ia menyumbangkan beberapa uang receh pada beberapa pengemis kecil.

"Terima kasih, Abang Shao Fei!"

Ia berjalan santai ke arah tempat persembuyiannya.

"Butuh bantuan untuk membawanya?"

Shao Fei terkejut karena korbannya sudah mengejarnya. Ia berlari secepat angin.

Ia yakin sekali akan ilmu peringan tubuhnya. Nyaris tiada orang yang mampu mengejarnya.

Yan tersenyum simpul. Ia mengejar sang pencopet tanpa mengeluarkan keringat sama sekali.

Setelah berlari selama sejam penuh, Shao Fei menyerah kalah. Ia hampir mati kehabisan nafas.

Remaja pria ini tidak nampak kelelahan sama sekali. Ia seperti habis berjalan santai saja.

Pangeran Yang Terlupakan (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang