25. Storyteller

607 91 1
                                    

Mereka membooking seluruh kamar penginapan setempat ketika sampai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka membooking seluruh kamar penginapan setempat ketika sampai.

Para prajurit berkemah di lapangan belakang penginapan. Mereka juga menjaga bahan makanan dan kargo lainnya.

Hanya jenderal dan wakilnya yang tidur dalam kamar penginapan.

Matahari sudah terbenam satu jam yang lalu.

Yan melihat-lihat kondisi penginapan. Lantai satu adalah restoran. Lantai dua penginapan.

Dekornya cukup elegan.

Para pengunjung restoran sedang bersantap malam ketika mereka tiba.

Yan memesan beberapa hidangan spesial menu restoran ini. Mu Chen dan Xiang Yu duduk di meja yang sama.

Yi Dao dan Bayangan Kaisar lainnya duduk di dua meja di samping meja Yan. Mereka terus bersiaga penuh.

Para pengawal yang disewa Mu Chen terpaksa harus makan bersama para prajurit di lapangan belakang. Karena restoran terlalu penuh. Sudah tidak ada lagi meja yang tersisa.

Seorang storyteller sedang bercerita tentang pengalamannya berkelana.

Dari belahan Utara yang diselimuti hamparan padang rumput dan kawanan ternak.

Hingga daerah Selatan yang berlahan subur dan rakyatnya lebih makmur.

Yan mendengarkan dengan senang hati.

Mungkin karena Ia tidak pernah meninggalkan Ibukota sebelumnya. Ia telah melahap habis kisah perjalanan yang pernah diterbitkan.

Ia mahir bercerita. Orang ini memang terlahir untuk tampil di atas panggung.

Seorang pendengar bertanya ketika pencerita selesai.

"Mengapa kau tidak menceritakan saja kisah epic dari buku? Kau selalu saja mengulang kisah perjalananmu. Sudah basi, Bai Zhu. "

Storyteller itu bermuram durja. Ia sudah menceritakan kisah yang sama selama beberapa minggu. Pantas saja orang lokal sudah bosan mendengarnya.

Ia melirik Bosnya yang berwajah masam. Sepertinya karirnya di tempat ini akan segera berakhir.

Yan memanggil seorang Bayangan dan memberinya uang.

Bai Zhu kaget ketika menerima tiga tael perak dari seorang pria berbaju hitam.

"Master kami memberimu tip atas kisahmu yang bagus. Dia mengundangmu makan malam bersama kami. "

Bai Zhu menatap pria muda di depannya.

Wajah tampan yang tersenyum kepadanya. Pakaiannya terlihat sederhana, nyaris tanpa hiasan. Namun bahannya terbuat dari sutra yang terbaik.

Sudah jelas, pria muda ini anak orang kaya.

Ia menggosok perutnya yang kosong. Ia segera memenuhi undangan itu.

Yan mengajak pencerita berbincang santai.

Pangeran Yang Terlupakan (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang