26. Wakil Kaisar

611 95 16
                                    

Mereka akhirnya sampai juga setelah menempuh perjalanan selama tiga minggu penuh.

Ketua Yamen dan anggotanya telah menunggu mereka di gerbang Kota.

"Gubernur telah menyiapkan jamuan lezat untuk kalian. Mohon segera menuju Manor. "

"Terima kasih, " kata Yan dari dalam kereta kuda.

Perjalanan kembali dilanjutkan. Kali ini mereka akan menuju manor Gubernur.

Yan melirik Mu Chen. Sang pedagang merasa ada niat buruk dibalik tatapan penuh selidik ini.

"Kulihat kau sangat berwibawa, Mu Chen. "

"Apa? "

"Kau wakili Aku. Temui Gubernur dan makan bersama. Kau banyak bertemu orang-orang, Mu Chen. Coba kau nilai dia. Apakah Ia orang yang jujur dan layak dipercaya? Atau orang yang harus kau jauhi... "

Xiang Yu protes, "Ini gila! Kau tidak bisa sembarangan menunjuk orang lain sebagai wakil Kaisar! Ini bisa berakibat hukuman penggal! "

Mu Chen terkekeh. Ini alasannya kenapa Yan mengajaknya ikut serta. Ia perlu orang lain sebagai wakil Kaisar.

Ia tersenyum lebar dan berkata, "Tentu saja. Apapun demi temanku. "

Xiang Yu protes, "Mu Chen, apa kau sudah gila? Seluruh keluargamu bisa kena hukum penggal! "

Mu Chen melirik Xiang Yu dengan tatapan mengasihani. Entah kapan gadis ini akan menyadari kalau Yan itu Kaisar. Bukan orang biasa.

Yan bertepuk tangan.

Ia berkata, "Bagus. Kita sudah sepakat. Hentikan kereta! "

Kereta kuda segera berhenti di tepi jalan besar.

Yan menarik tangan Xiang Yu dan mereka berdua turun dari kereta.

Ia berkata, "Ayo Kita jalan-jalan. Biarkan Mu Chen saja yang menghadiri jamuan. "

Yan terus menggandeng tangan Xiang Yu dan mereka berjalan dengan santai.

Xiang Yu merasa wajahnya menjadi panas.

Mereka berdua teman baik. Seharusnya tidak masalah bergandengan tangan. Lagipula semua orang mengira dirinya lelaki.

Yan tersenyum kecil.

Xiang Yu manis sekali. Mana ada pria yang tahan tidak menggodanya? Lihat. Wajahnya semerah apel. Sangat menarik.

Yan berusaha tidak memikirkan pria mana yang akan menikahi Xiang Yu suatu hari nanti.

Pria beruntung brengs*k. Ingin rasanya kupenggal bajing*an itu.

Yan terus memaki pria khayalan calon suami Xiang Yu dalam hati.

Tidak sengaja Ia mengusap tangan Xiang Yu ketika berjalan.

Xiang Yu menarik tangannya dengan sungkan. Rasanya memalukan diraba seperti ini.

Walaupun Ia tidak membencinya.

Mereka berjalan berdampingan.

Suasana kota lumayan suram karena ada banyak pengungsi. Mereka tidak punya tempat tinggal. Hanya hidup sebagai gelandangan.

Bau pesing dan kotoran manusia bercampur dengan sampah yang berserakan di tepi jalan.

Yan dan Xiang Yu menutup hidung mereka dengan lengan baju.

Tidak dapat dihindari.

Pertambahan penduduk secara tiba-tiba karena bencana alam mengakibatkan tumpukan sampah.

Pangeran Yang Terlupakan (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang