Tiga tahun berlalu dengan cepat...
Yan tersenyum lebar setelah membaca surat dari Zhou Jin. Ia mengumpulkan para Menteri di sidang pagi.
Ia membacakan isi surat itu di depan seluruh kabinet. Lalu Ia menunggu reaksi dari para menteri.
"Jenderal Besar Zhou Jin berjasa besar. Ia memukul mundur musuh puluhan kali dalam tahun ini. Pembangunan kanal juga selesai lebih cepat. "
Yan menganggukkan kepalanya mendengar pujian dari Menteri Pembangunan.
Ia memberikan lebih banyak tanah untuk Dage. Ia juga memberikan seratus batang emas dan sepuluh gulung kain sutra kualitas terbaik untuknya.
Dage mungkin akan segera meminang istri. Semua wanita suka sutra, kan?
Para Menteri saling beradu pandang.
Bukan rahasia lagi kalau Kaisar sangat menyayangi Abangnya. Ia selalu mencari celah untuk dapat memberikan hadiah padanya.
Kaisar juga memberikan bibit tanaman kepada suku Barbarian yang telah berjasa dan membantu penggalian kanal. Ia juga memberikan seribu tael perak untuk mereka.
Yan memerintahkan, "Berikan libur satu bulan untuk para penggali kanal. Setelah itu, lanjutkan penggalian ke arah selatan. Cen ingin kanal selesai dalam tempo yang diberikan. "
"Hamba siap laksanakan, Yang Mulia. "
Menteri Pembangunan merasa namanya akan tercatat dalam sejarah sebagai orang yang melaksanakan proyek raksasa ini.
Ia berusaha melaksanakan tugasnya dengan baik.
Perdana Menteri sudah memperingatkan supaya tidak mengkorupsi Dana Pembangunan.
Menteri Pembangunan tidak mau menjadi salah satu pekerja penggalian kanal secara gratis. Lebih baik Ia dan keluarganya hidup lebih hemat.
Setelah membahas mengenai kanal, seorang diplomat maju untuk melapor.
"Yang Mulia, rombongan dari Negeri Xin minta bertemu. "
"Hmm... Sudah lama sekali mereka tidak mengirimkan utusan kemari. "
"Biarkan mereka masuk. Cen akan menemui mereka. "
Raja Negeri Xin sudah tua dan sakit-sakitan. Para Pangeran sibuk berebut kekuasaan.
Xin. Itu Negeri asal Bunda. Apa mungkin Ia akan mengenal utusannya?
Seorang pria muda berusia awal empat puluhan datang bersama seorang wanita cantik dan pria berwajah garang.
Mata pria itu mirip Selir Xin. Wajahnya sederhana dan agak mudah dilupakan.
Pria berwajah garang terlihat seperti tipe militer. Mungkin pengawal mereka.
Wanita cantik itu seperti bidadari yang turun dari khayangan.
Para Menteri yang sudah tua bangka ikut terpikat olehnya.
"Yang Mulia. Benwang adalah Pangeran ke empat dari Negeri Xin. Ibunda Yang Mulia adalah kakak tertua Benwang. "
Pamanku? Ia pastilah masih sangat kecil ketika Bunda meninggalkan negaranya.
Yan bertanya, "Apa kau masih mengingat Bundaku? "
"Benwang ( Pangeran) baru berusia lima tahun ketika Kakak pergi. Hanya ingatan samar-samar saja. "
"Kalian pastilah sangat lelah. Silakan beristirahat dulu. Cen akan memanggil kalian lagi esok hari. "
Wanita cantik itu sedikit merenggut karena Kaisar rupanya tidak terpikat olehnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/338389571-288-k164977.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Yang Terlupakan (END)
Ficción histórica1. Pangeran Yang Terlupakan Mu Rong Yan punya cita-cita sederhana. Hidup santuy sampai tua. Terlahir sebagai anak dari seorang selir yang tidak disukai Kaisar. Kesempatan menjadi Kaisar? Apa kau gila? Enakan hidup santai. Biarkan para kakak saja...