S. Lebih Pintar

55 10 1
                                    

Xiao Hu menatap pria yang terbaring di ranjang dengan tidak percaya.

Dalam ingatannya, sang Ayah selalu tampak seperti seorang pria yang sangat perkasa.

Bukan pria berwajah pucat yang sedang terbaring lemah di ranjang.

Xiao Hu jatuh berlutut di tepi ranjang.

"Ayah, maafkan putramu yang tidak berguna ini... "

"Anak bandel! Akhirnya pulang juga... Huk... Huk... "

Jenderal Besar Zhou terus batuk- batuk keras selama beberapa saat.

Xiao Hu sudah kembali berdiri dan menuangkan secangkir teh untuk ayahnya. Ia membantunya minum sambil menggosok punggungnya.

"Ayah, Aku sudah kembali. Serahkan semuanya saja padaku. "

"Istirahatlah... " tambahnya sebelum Xiao Hu keluar dari kamar ayahnya.

Ia bertemu sang Ibu di depan pintu kamar.

"Nak, Kau sudah pulang... "

Xiao Hu memeluk sang Ibu. Kedua orang tuanya telah menua ketika Ia asyik berkelana sendirian.

Sebagai seorang putra, seharusnya Ia berbagi beban dengan sang Ayah. Bukan malah kabur dan bersenang-senang di luar sana.

Xiao Hu tahu kalau Ayahnya menanggung beban berat sebagai seorang Jenderal Besar.

Zhou Jin harus menjaga Perjanjian  damai dengan kaum Barbarian. Ia juga harus menjaga supaya mereka tidak merampok desa-desa dekat perbatasan.

Ia juga harus segera memulihkan pertahanan benteng yang sempat diterobos lawan.

Negara Xin telah beberapa kali menyerang setelah Zhou Jin terpapar racun.

Untunglah sang Ibu mampu memimpin pasukan dan berhasil mempertahankan benteng.

Xiao Hu kembali ke dalam kamarnya untuk beristirahat.

Esok hari, Ia akan mulai mengantikan tugas ayahnya.

*****

Tang Yu melihat ke sekitarnya.

Ini memang daerah perbatasan. Ada banyak sekali kaum Barbar yang berseliweran di sini.

Ada pria suku Barbar yang sedang menjual beberapa kambingnya.

Di pojok sana, ada wanita suku Barbar yang sedang menjual makanan khas suku mereka.

Banyak juga kaum Han yang mengantri untuk membeli cemilan yang terbuat dari susu kambing, gula dan tepung.

Zhou Qing melihat kekasihnya menatap ke arah pancake ala suku Barbar. Ia menarik lengannya lalu mereka berdua mengantri.

Ia pernah membelinya. Rasanya sangat enak dan legit. Namun kalau sudah dingin, baunya agak amis. Jadi lebih baik dimakan saat hangat.

Mereka asyik wisata kuliner di area pasar selama dua jam penuh.

Buah Hawthorn berukuran kecil dan agak masam di tusuk layaknya sate. Lalu dicelupkan ke dalam gula cair. Jadilah permen Tanghulu.

Berbagi permen Tanghulu layaknya dua bocil saja.

Zhou Qing terus mengajak Tang Yu berkeliling sambil mencicipi makanan tradisional ala Barbar. Kau hanya dapat menemukannya di daerah perbatasan.

Setelah lelah berjalan-jalan, mereka singgah ke kedai teh.

Zhou Qing pamit pergi ke belakang.

Tang Yu sudah memesan sepoci teh untuk mereka berdua.

Tiba-tiba Gao Jun menghampirinya.

Pangeran Yang Terlupakan (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang