"Dage, coba dimsum ini. Rasanya sangat lezat, " kata Yan sambil mengambilkannya untuk Zhou Jin.
Yi Dao memutar bola matanya.
Kaisar memboyong sepuluh koki Istana ke penginapan ini. Khusus memasak untuk Zhou Jin.
Bagaimana mungkin koki Istana tidak memasak makanan paling lezat?
Zhou Jin tidak suka masuk ke Istana.
Yan memanggilnya untuk bertemu di penginapan Bangau Emas. Mereka asyik berbincang akrab.
Ia melirik gadis bermata satu yang ikut dalam jamuan makan ini.
Dage bilang Fu Qi temannya. Wakil kepala suku Elang Merah. Gadis cantik namun terlihat galak.
Harimau betina. Itu yang kurasakan setelah melihatnya.
Yan merasa tatapan Fu Qi terlihat lembut setiap kali Ia menatap Zhou Jin.
Sepasang harimau. Cocok sekali. Kuharap mereka akan mendapatkan sekelompok bayi harimau.
Yan tersenyum simpul. Ia mencapit beberapa jenis sayur lainnya ke dalam mangkuk Zhou Jin.
Fu Qi merasa adik Zhou Jin terus menatapnya dengan aneh. Ia tidak memperdulikannya.
Sebagai gadis cantik, Ia sudah terbiasa ditatap pria. Setidaknya Yan tidak terlihat bernafsu setelah menatapnya.
Yan menerangkan tentang rencana pembangunan Kanal raksasa. Kebetulan Kanal akan melalui wilayah yang dikuasai Zhou Jin.
"Untuk tahap pertama, Kanal akan berakhir di jurang raksasa di daerahmu, Dage. Kau akan punya danau buatan yang sangat besar di masa depan. "
Zhou Jin menggosok hidungnya. Lalu Ia membuat garis khayalan dengan jarinya di atas meja.
"Melalui daerah padang rumput? "
Yan mengganggukkan kepalanya. Ia menyebutkan nama beberapa daerah yang dilintasi Kanal raksasa.
Zhou Jin berdehem sebelum mengusulkan, "Apa Kanal dapat diperdalam dan diperlebar? "
"Huh? "
"Jika Kanal dibuat dalam dan lebar... Itu akan menjadi benteng alami. Kuda-kuda Barbarian tidak dapat menyeberangi sungai berarus sangat deras. "
Yan memukul meja dengan semangat. Ia lupa mengendalikan tenaga dalamnya. Meja pecah menjadi dua.
Yi Dao dengan sigap menangkap piring berisi dimsum yang ada di hadapan Yan.
Zhou Jin dan Fu Qi menyelamatkan sisa hidangan sebelum jatuh bersama pecahan meja.
Yan menggaruk kepalanya karena merasa malu.
Ia memuji, "Ide yang sangat bagus sekali. Dage, Kau sangat pintar. "
Zhou Jin hanya tersenyum saja.
Fu Qi membayangkan danau raksasa berisi air bersih. Daerah mereka tidak akan kesulitan air lagi. Mereka dapat dengan mudah menanam sayuran dan bahan makanan lainnya.
Seorang Bayangan Kaisar menggotong masuk meja baru.
Makan siang kembali dilanjutkan.
Yan mengumumkan, "Mungkin Aku akan segera berkeluarga."
"Selamat."
Yan melirik Fu Qi lalu bertanya dengan blak-blakan, "Lalu kapan Kalian akan menikah? "
Fu Qi menundukkan kepalanya. Wajahnya memerah karena malu.
Zhou Jin terbatuk-batuk karena tersedak.
Ia segera meralat, "Kami hanya teman baik saja. "
Yan menggelengkan kepalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Yang Terlupakan (END)
Fiksi Sejarah1. Pangeran Yang Terlupakan Mu Rong Yan punya cita-cita sederhana. Hidup santuy sampai tua. Terlahir sebagai anak dari seorang selir yang tidak disukai Kaisar. Kesempatan menjadi Kaisar? Apa kau gila? Enakan hidup santai. Biarkan para kakak saja...