21. Patriach Namgoong

686 97 5
                                    

Yan menggebrak meja dalam amarahnya.

Gagal lagi! Pasukan cadangan tidak bisa digunakan...

Pasukan Utama harus terus siap sedia di daerah perbatasan sepanjang tahun.

Untuk memberantas bandit, pasukan cadangan di Ibukota dikerahkan.

Hasilnya...

Gagal total. Hampir setengah dari jumlah pasukan tewas dalam pertempuran melawan bandit.

Yan memanggil Jenderal yang bertanggung jawab dalam pertempuran terakhir.

Jenderal berumur empat puluhan gemetar ketakutan di hadapan Kaisar yang masih remaja.

"Ampuni Hamba, Yang Mulia... "

"Jelaskan mengapa kau gagal? "

"Pasukan kami tidak pernah bertempur di medan perang. Banyak dari mereka baru saja direkrut dari kalangan rakyat jelata. "

"Itu saja alasanmu? " tanya Yan dengan dingin.

"Yang Mulia. Para bandit sangat licik. Mereka memasang banyak jebakan di pegunungan. Banyak dari anggota kami yang tewas terkena perangkap. "

"Kabut tebal juga menyulitkan mencari lokasi persembunyian mereka. "

Yan menutup matanya.

Semakin banyak didengar, semakin amarahnya timbul.

Ia mengetuk jarinya ke meja.

"Baik. Kau boleh pergi. "

"Terima kasih, Yang Mulia. "

"Hukuman tetap harus dijalankan. Potong gaji selama dua tahun. Latih pasukanmu dengan benar. Cen tidak mau dengar lagi alasan para prajurit kurang latihan. "

"Hamba mengerti, Yang Mulia. Terima kasih atas kemurahan hati, Yang Mulia."

Jenderal pergi dengan punggung basah karena keringat.

Kaisar sebelumnya mungkin sudah memenggal kepalanya karena kegagalan besar ini.

Yan mendesah. Ia menatap lokasi pegunungan tempat para Bandit merajalela.

Satu.
Kurang persiapan. Medan perang sangatlah sulit ditembus. Terlalu banyak perangkap dan kabut tebal.

Dua.
Pasukan cadangan tidak bisa diharapkan. Mereka kurang latihan tempur.

Apa kusewa saja para pemburu bayaran?

Yan menggelengkan kepalanya.

Moral para pemburu bayaran tidak bisa dipercaya. Mereka bisa saja bersatu dengan para Bandit untuk menipu Kekaisaran.

"Cen butuh seseorang yang tangguh dan dapat dipercaya... "

Yi Dao mengetuk pintu sebelum Ia melangkah masuk ke ruang belajar Kaisar.

Ia melapor, "Yang Mulia. Ada kabar dari Shao Fei. Tuan Namgoong Su mengundangmu untuk makan siang besok."

Namgoong Su. Keluarga Namgoong. Mereka adalah anggota Wulin yang terhormat. Moral mereka sangat tinggi.

Yan akhirnya dapat tersenyum kembali.

Mungkin masih ada harapan untuk memberantas para Bandit di daerah Selatan.

"Kirim kabar ke Shao Fei. Undangan makan siang kuterima. Bilang pada Namgoong Su, kalau Cen ingin bertemu dengan Patriach Namgoong. "

Yi Dao membungkuk untuk memberi hormat. Ia segera menulis pesan singkat dan mengirimkannya lewat merpati pos.

Pangeran Yang Terlupakan (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang