24. Perjalanan

646 92 10
                                    

Sepuluh orang terus mengawasi daerah sekitar dengan teliti. Setiap pohon, setiap semak selalu dipelototi seolah takut ada pembunuh yang bersembunyi dibaliknya.

Atasan mereka menepuk kepalanya sendiri karena berang.

Sudah kuminta supaya jangan terlalu mencolok. Mereka sama sekali tidak mirip rakyat jelata.

Bayangan Kaisar berpakaian normal layaknya rakyat jelata. Tapi wajah mereka tampak tegang sekali.

Kaisar kembali keluar Istana. Ia pergi mengunjungi daerah Selatan yang terlanda bencana Banjir.

Mu Chen duduk dalam kereta yang sama dengan Yan. Ia melihat keluar jendela.

Dua hari yang lalu, Yan tiba-tiba mengundangnya ke Penginapan Bangau Emas.

Dia bilang Ia ingin melakukan perjalanan ke daerah yang terlanda bencana Banjir. Ia mengajak Mu Chen ikut serta.

Bagaimana mungkin Mu Chen menolak ajakan seorang Kaisar? Tentu saja Ia bergegas membereskan semua urusan bisnis sebelum berangkat.

Mu Chen melirik Xiang Yu yang duduk di sampingnya. Ia terlihat mengantuk. Pasti kelelahan karena mengawasi pengiriman beras.

Yan, maksudnya Kekaisaran telah membeli beberapa puluh ton beras dari beberapa pedagang di Ibukota.

Mungkin karena koneksi sebelumnya, persediaan beras Xiang Yu diborong habis semuanya.

Xiang Yu melirik Yan yang duduk di hadapannya. Ia tidak pernah menyangka kalau Yan mengenal Kaisar. Ia beruntung sekali temannya memborong habis semua persediaan beras.

Walaupun Xiang Yu memberikan diskon besar, keluarganya tetap diuntungkan dari transaksi ini.

Pedagang yang pernah bekerja sama dengan Kekaisaran akan memperoleh nama besar.

Xiang Yu akan mendapatkan banyak klien baru hanya dari penjualan ini.

Yan menggaruk kepalanya. Ia melirik Xiang Yu.

Sepertinya Ia percaya waktu kubilang Kaisar mengutusku ke Selatan untuk mengawasi pembagian bahan bantuan untuk korban bencana.

Mu Chen seperti mengetahui pikiran Yan. Ia menahan diri supaya tidak memutar bola matanya.

Lucu sekali. Kaisar mengutus dirinya sendiri.

Perjalanan mereka berlangsung mulus tanpa hambatan.

Mu Chen telah menyewa dua puluh bodyguards terbaik dari sebuah Dojo di Ibukota.

Kaisar juga membawa seratus prajurit terpilih beserta Bayangan Kaisar.

Yan tersenyum kecil.

Kasim Liu marah besar ketika Ia dilarang ikut serta untuk melayaninya.

Bagaimana mungkin Ia ikut denganku? Semua orang akan tahu Aku ini Kaisar.

Jarang sekali Yan bisa menikmati kebebasan sebagai orang biasa. Ia melihat keluar jendela.

Mereka naik kereta kuda Mu Chen. Pernya lumayan bagus. Tidak terlalu melelahkan.

Yan juga membawa banyak bantal empuk untuk ditiduri selama perjalanan.

Kereta kuda Kekaisaran terlalu mewah dan dilengkapi dengan lambang Kekaisaran. Terlalu mencolok.

Xiang Yu melirik Yan. Ia menoleh ke arah lain.

Akhir-akhir ini Ia jarang bertemu Yan. Mereka berdua orang-orang yang sibuk.

Yan semakin tampan saja.

Pangeran Yang Terlupakan (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang