00.48

5 3 0
                                    

Bugh
"MAKSUD LO APA, BRENGSEK?" tanya Alister pada Azam namun Azam memilih tak peduli dan pergi dari sana.

Alister mengikuti Azam hingga sampai di sebuah warung yang Alister yakin ini tempat biasa Azam datangi. Tempatnya cukup sepi karena jauh dari perumahan.

"Lo pergi gitu aja? Dimana tanggung jawab Lo? Dimana perasaan Lo, Lo nggak mikirin perasaan Flora, perasaan orang tuanya dan perasaan kedua orang tua Lo?" tanyanya lagi.

"Ini hidup gue, nggak ada yang bisa ngatur hidup gue," ucap Azam.

Bugh
"Egois Lo!" seru Alister menonjok Azam lagi namun Azam hanya diam.

"Apa? Gue egois? Lebih egois mana sama Flora yang maksa gue demi keuntungannya? Gue nggak salah dan kenapa gue harus tanggung jawab?" tanya Azam.

"Ya karena emang Lo yang salah!"

"Sekarang gue tanya sama Lo, Lo mau dipaksa tanggung jawab dengan apa yang nggak Lo perbuat?"

"Lo nggak usah ngeles, udah jelas Lo yang menghamili Flora, sepupu gue."

"Yakin banget Lo, mana buktinya. Nggak ada bukti kan?" tanya Azam membuat Alister diam, memang mereka tidak punya bukti selain foto saat di club waktu itu.

"Nggak usah banyak alasan, mending Lo balik selesaikan acaranya," ucap Alister menarik tangan Azam.

Azam menyentak tangan Alister lalu menonjok rahang tegas Alister.

"Nggak usah maksa gue!" seru Azam.

Alister tidak terima dan merekapun akhirnya saling membogem satu sama lain tanpa ada yang memisahkan keduanya sampai dua moto dan satu mobil berhenti di samping mereka.

Mereka adalah Gavin, Rendy dan Ernando yang sedang naik motor. Ketiganya turun lalu membantu Alister, mereka berhenti karena tidak mungkin tiga orang melawan satu orang.

Dari dalam mobil Valeron memanggil Azam menyuruhnya untuk masuk mobil. Dengan mobil itu mereka pergi meninggalkan yang lain.

Alister pergi dan ketiga teman Azam memilih untuk menetap di warung sambil menikmati makanan dan minuman di sana.

*****

Alister kembali ke tempat acara, namun tempat itu sudah sepi. Alister menghampiri Flora yang kini telah menangis.

"Gue udah kasih pelajaran sama Azam," ucap Alister. "Nggak usah nangisin orang berengsek kayak dia, Lo berhak dapet yang lebih baik, Flo," lanjutnya.

"Lo nggak ngapa-ngapain Azam kan, Al?" tanya Flora.

"Lo masih mikirin dia? Sadar lah Flo, dia aja nggak mikirin Lo sama sekali."

"Tapi gue nggak bisa benci sama Azam, Al."

"Flo, jangan tolol karena cowok deh. Lo itu cantik, Azam nya aja yang rugi menyia-nyiakan cewek kayak Lo," ucap Alister.

"Terus gue harus gimana, Al?"

"Lupain Azam, udah itu doang. Lo tenang aja gue sudah punya rencana walaupun rencana ini gue nggak pernah kepikiran sama sekali sebelumnya," jawab Alister.

"Lo mau ngapain, Al? Jangan lakuin hal yang aneh-aneh."

"Sejak kapan seorang Flora mikirin keadaan musuhnya, Lo tenang aja serahin semuanya sama gue."

"Terserah Lo, yang penting nggak pengaruh apa-apa sama gue," ucap Flora terdengar egois.

*****

"Akh, pelan-pelan dong, Nat," ringis Azam saat Dania mengobati lukanya.

About You A&DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang