"Unnie, ayo bermain dengan Lisa." Ajak seorang gadis bertubuh mungil.
"Mian, Unnie sedang sibuk." Ucap si sulung.
"Unnie, ayo temani Lisa bermain." Ajaknya kepada Kakak keduanya.
"Berhentilah menggangguku!." Ucap gadis bermata kucing.
"Unnie, ayo kita bermain ditaman." Ajaknya kepada Kakak Ketiganya.
"Lain kali saja, eoh." Ucap gadis blonde.
Seorang wanita paruh baya pun menghampiri gadis mungil tersebut, terlihat olehnya wajah murung karena ajakannya ditolak oleh ketiga Unnie nya.
"Lisa-ya, ayo kita bermain dikamar mu saja?. Ahjumma akan menemani mu bermain sepuasnya, bagaimana?." Ajak seorang wanita paruh baya tersebut, yang tak lain adalah pengasuh Lisa sejak masih bayi.
"Hmm, baiklah. Lisa akan bermain bersama ahjumma saja. " Putus gadis tersebut yang tak lain adalah Anak bungsu keluarga Park yaitu Park Lisa.
......
Dari atas balkon terlihat oleh nya tiga gadis yang sedang tertawa bersama, karena lelucon yang dilontarkan salah satu dari mereka.
"Kapan aku bisa tertawa bersama kalian?." Ucap gadis mungil yang tak lain adalah Lisa.
Lisa melihat itu semua setiap hari nya. Ketiga Unnie nya selalu tertawa bersama tanpa ada dirinya disana.
"Unnie, lihatlah tingkah Jisoo Unnie sangat konyol." Ucap seorang gadis berambut blonde.
"Eoh!, apa yang kau lakukan Unnie?." Ucap gadis bermata kucing sambil tertawa karena ulah sang kakak.
"Ya! Berhenti menertawai aku!" Pekik si sulung yang tak terima karena kedua adiknya menertawai dirinya sejak tadi.
Lisa yang melihat itu pun ikut tertawa karena ketiga saudaranya tertawa.
"Eoh, sedang apa kau disana Lisa-ya?." tanya seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah pengasuh nya.
"Aku sedang mengambil mainan ku yang tidak sengaja aku lempar keluar sini, Ahjumma." Lisa tidak berbohong akan hal itu, karena tujuan utama dia memang ingin mengambil mainannya. Dan ketika ia sudah mendapatkan nya, ia tidak sengaja melihat ketiga Unnie nya sedang tertawa bersama.
"Ah, begitu." ujar bibi Ahn.
"Ahjumma, kapan aku bisa tertawa dan bermain bersama Unnie ku seperti itu?." tanya gadis berponi sambil menunjuk ke arah tiga saudara nya.
Bibi Ahn langsung mengikuti arah yang ditunjuk Lisa, dan ketika berhasil melihat yang Lisa maksud. Perasaan bibi Ahn sedikit berdenyut nyeri. Bagaimana pun Lisa telah ia rawat sejak masih bayi, dan ia pun sudah menganggap Lisa seperti putri nya sendiri.
"Suatu saat nanti, Lisa pasti bisa tertawa dan bermain bersama Unnie mu." ujar bibi Ahn sambil tersenyum.
"Benarkah? Apa bisa?." Gumam Lisa dengan suara pelan.
Lisa hanya tidak ingin terlalu berharap dan kecewa akan ekspetasi nya sendiri.
Tasikmalaya, 15 April 2023.
note.
Cerita pertama gue, kalo suka baca aja jngn lupa vote ya everyone 🐣
sorry kalo bnyk typonya 🙏
semoga suka🥰.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance
FanfictionSeberapapun jarak yang mereka buat, mereka tetaplah saudara. Ikatan darah tidak dapat dihalangi oleh badai sebesar apapun.