Distance - Eps. 13

1.8K 143 2
                                    

Asyik dengan dunianya sendiri, Hyeri si gadis kecil nan cantik tiba-tiba berlari menuju kamar atas.

Ingin mengetuk pintu kamar dihadapannya tapi ia takut mengganggu sang Unnie. Tapi jika tidak mengetuk dan langsung masuk begitu saja, itu sangatlah tidak sopan.

Dilanda kebingungan beberapa saat, akhirnya Hyeri memutuskan untuk mengetuk saja.

Tokk tokk tokk

"Unnie, apa aku boleh masuk?" Tanya nya dengan sedikit nada tinggi.

"Masuklah." Mendengar kalimat seperti itu Hyeri langsung tersenyum. Tidak ingin membuang waktu terlalu lama diluar, ia langsung masuk.

"Unnie, apa aku boleh menanyakan sesuatu?" Walaupun ragu, tapi ia tidak tahan akan rasa penasaran nya.

"Tanyakan saja. Unnie akan menjawab jika Unnie bisa."

"Unnie cantik yang kemarin aku tabrak, dia itu siapa? kenapa dia memanggil mu dengan nama Lisa?" Dengan wajah polosnya ia bertanya.

"Dia adalah Unnieku. Dan Lisa, itu adalah namaku." Ia menjawab pertanyaan dari gadis kecil dihadapannya dengan hati-hati.

"Kau tidak akan pergi dan meninggalkan aku sendirian kan, Unnie?" Mendengar pertanyaan dengan suara bergetar Hyeri, ia langsung mengangkat nya dan mendudukkannya dipangkuan.

"Jika Unnie pergi, apa kau akan mengizinkan nya?" Walaupun tidak tega melihat wajah murung sang adik, tapi bukan berarti ia tidak akan menggodanya.

"Ani, aku tidak akan membiarkan Lice Unnie ku pergi dari sisiku!" Hyeri yang mendengar pertanyaan seperti itu langsung menjawab dan memeluk sang Unnie dengan sangat erat.

"Aigoo~~ Eomma sedari tadi mencarimu, rupanya kau ada disini." Mendengar suara sang ibu, Hyeri langsung mengusap air matanya.

"Lalice sudah meminum obat mu, Nak?" Walaupun wanita dihadapannya bukan ibu kandungnya, tapi gadis dengan nama Lalice itu mendapatkan kasih sayang yang rata sama seperti adiknya.

"Sudah, Eomma. Baru saja aku meminum obat ku dan tidak lama gadis nakal ini menemui Unnienya." Dengan senyuman manis khas nya, ia menjawab dan menggoda gadis yang ada dipelukannya.

"Hyeri-ya, ayo ikut dengan Eomma. Biarkan Unnie mu beristirahat." Ajak sang ibu dengan lembut.

"Tidak mau, Hyeri ingin disini menemani Unnie." Hyeri menolak ajakan sang ibu dengan embel-embel ingin menemani Unnie. Padahal faktanya ia baru saja menangis (hahaha).

"Biarkan saja Hyeri disini, aku belum bermain dengannya hari ini, Eomma."

"Kau dengar itu, Eomma? Unnie bilang tidak apa-apa aku disini. Kau memang yang terbaik Lice Unnie!." Ibu Hyeri hanya mampu menggeleng kan kepalanya melihat tingkah putrinya.

"Hm, baiklah. Tapi ingat, jangan membuat Unnie mu lelah, Arraseo?" Sebelum pergi dari kamar milik si sulung, ia tak lupa memberikan kecupan untuk kedua putrinya.
......

Jika diingat-ingat lagi kapan terakhir adik dan keluarganya yang lain itu tertawa dan tersenyum? Ia akui jika dirinya selama ini egois.

Mendapatkan sikap acuh dari keluarganya membuat Jennie sedih. Ia berpikir apakah sang adik juga merasakan hal yang sama seperti ini?

"Aaaaaa!!! Kau sangat jahat Lisa-ya! kenapa kau lebih memilih gadis kecil itu daripada aku Unnie mu!"

Mendengar jeritan dari kamar sebelah nya membuat dirinya terkejut. Walaupun ia selalu mendengar sang adik menangis disetiap malamnya, tapi baru kali ini ia mendengar suara yang seperti itu dari sang adik.

DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang