Pukul 16:30 KST kedua gadis Park baru saja keluar dari kelasnya. Pembelajaran hari ini cukup menyenangkan bagi Lisa. Karena beberapa guru tidak masuk, terutama guru matematika. Lisa sangat bersyukur.
Walaupun ujian kelulusan sudah selesai beberapa hari yang lalu. Guru-guru disekolah elit itu selalu masuk dan memberikan tugas. Alhasil ketika beberapa mata pelajaran kosong, itu membuat mereka senang.
Bukan tanpa alasan para guru disana memberikan tugas kepada murid-muridnya. Mereka hanya ingin memberikan ilmu tambahan untuk mereka nanti ketika masuk ke perguruan tinggi.
Sesampainya diarea parkiran sekolah. Chaeyoung menyuruh adiknya itu untuk menunggunya mengeluarkan mobil yang ayahnya itu berikan. Sebenarnya Chaeyoung maupun Lisa belum diizinkan untuk membawa mobil sendiri.
Tapi karena Jiyong sudah lelah mendapatkan rengekan dari putri ketiganya itu. Alhasil pria itu terpaksa mengizinkannya.
"Tambah lagi kecepatannya. Aku tidak ingin membuat Jisoo Unnie menungguku pulang terlalu lama." Setelah mobil itu keluar dari area sekolah , Lisa langsung meminta kecepatan mobilnya di naikkan.
Tentu saja tidak dituruti oleh Chaeyoung. Bahkan gadis berambut blonde itu mengurangi kecepatannya. Tidak peduli dengan adiknya yang terus-terusan melayangkan protes padanya. Chaeyoung sengaja melakukan itu karena ingin sedikit lebih lama dengan Lisa.
Antara Chaeyoung dan kedua saudarinya yang lain. Chaeyounglah yang sangat sulit untuk menghabiskan waktu bersama adiknya.
Saat Chaeyoung ingin mengajak Lisa pergi, dia selalu kecolongan dengan Jennie. Padahal dahulu, diantara mereka bertiga Jennie sangat membenci Lisa. Tapi sekarang gadis bermata kucing itu sangat posesif terhadap adik bungsu mereka. Bukan hanya oleh Jennie, terkadang Chaeyoung pun selalu kecolongan kakak sulungnya. Untjk kali ini Chaeyoung tidak ingin hal itu terjadi lagi.
"Unnie, kau salah mengambil jalan." Lisa memberitahu kakaknya itu ketika menyadari jika jalan yang diambil Chaeyoung salah. Jalan menuju rumahnya yang seharusnya Chaeyoung ambil itu belok kanan, tapi ini sebaliknya.
"Arayo." Jawaban milik kakaknya itu seakan keluar tanpa beban.
"Jika kau tahu kenapa tidak putar balik? Kenapa---" Seketika Lisa langsung menghentikan ucapannya. Tidak. Bukan dia yang menghentikannya, tapi Chaeyoung lah yang sudah menghentikannya berbicara.
"Kau itu sangat cerewet ya?" Setelah berhasil membuat adiknya diam, Chaeyoung kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Berbeda dengan Chaeyoung yang terlihat tenang setelah mengecup bibirnya. Lisa justru mematung. Dia berusaha mencerna hal yang baru saja terjadi. Setelah sadar dengan situasi itu, Lisa langsung mengalihkan pandangannya ke arah luar mobil.
Chaeyoung melirik adiknya yang kini hanya diam membisu. Padahal ini bukan pertama kali dia melakukan hal seperti itu. Tapi sepertinya Lisa masih belum terbiasa. Atau mungkin gadis itu tidak menyukainya?
.......Diruang keluarga, gadis dengan rambut hitam itu terus mendumal kesal. Ini sudah pukul setengah tujuh. Tapi tidak ada tanda-tanda jika adik nya akan pulang.
Setelah 2 jam ia menunggu, akhirnya orang yang ia tunggu kehadirannya muncul. Melihat kehadiran kedua adiknya, Jisoo langsung menghampiri mereka berdua.
"Dari mana saja kalian berdua? Terutama kau Lisa. Kau bilang setelah pulang sekolah ingin pergi denganku. Jika tahu aku akan menunggumu selama 2 jam, lebih baik aku mengerjakan tugas kuliahku." Omelan itu terus Jisoo layangkan. Melihat jika adiknya diam saja membuat rasa kesal itu bertambah.
Lisa sudah menduga jika kakaknya itu akan mengomeli dirinya yang lama. Ingin membela diri pun seakan percuma. Karena dia mengakui jika jika dirinya salah. Salahkan saja Chaeyoung yang sangat bersemangat mengajak dirinya pergi ke taman hiburan.
"Mianhae, Aku tidak bermaksud untuk membuatmu menunggu, Unnie. Chaeyoung Unnie selalu merengek agar aku menemaninya ke taman hiburan. Aku menolaknya, tapi dia berhasil membuatku mengikuti kemauannya itu."
Lisa tidak berbohong. Gadis itu memang pergi menemani Chaeyoung ke taman hiburan. Niat awalnya Chaeyoung hanya ingin menghabiskan waktu bersama Lisa didalam mobil mengelilingi beberapa tampat saja.
Tapi ketika tak sengaja melihat taman hiburan, Chaeyoung langsung mengajak dirinya pergi ke sana. Lisa sempat menolaknya mentah-mentah. Tapi kakaknya itu tak ingin mengalah dan terus merengek agar Lisa mau menemani nya.
"Apapun alasannya. Seharusnya kau memberitahu terlebih dahulu agar aku tidak menunggu." Melihat adiknya yang terus terkena omelan Jisoo. Chaeyoung menjadi merasa bersalah.
"Unnie, jangan memarahinya lagi. Ini kesalahan ku karena memintanya untuk menemaniku. Marahi aku juga."
"Kalian sama saja." Jisoo memilih pergi dari sana. Bisa-bisa energi nya habis hanya karena kedua adiknya itu.
.....Sejak tadi Lisa tidak melihat kakak keduanya itu. Semenjak ia tiba dirumah pukul 18:30 tadi. Sampai waktu makan malam akan dimulai, kakaknya itu masih belum terlihat. Ingin bertanya, tapi rasa gengsi mendominasi dalam dirinya. Alhasil dia memilih diam saja.
Ketika makan malam itu hampir selesai, barulah Lisa melihat kakaknya itu yang baru saja pulang. Lisa kira kakaknya itu sakit. Tapi tidak ada tanda-tanda jika ibunya itu akan mengantarkan makanan ke lantai atas.
"Eoh, Jennie baru pulang, Sayang?" Jennie menoleh ketika suara ibunya menyapa pendengarnya. Lalu mengangguk sebagai jawaban.
"Kau habis dari mana,Unnie? Tumben sekali jam segini baru pulang." Kini berganti Chaeyoung yang bertanya. Sama seperti Lisa. Sedari tadi pun Chaeyoung merasa khawatir karena tidak melihat Jennie seharian.
"Unnie baru saja menjenguk teman Unnie yang sedang sakit. Dia meminta Unnie untuk menemaninya. Karena tidak ada orang lain yang menemaninya." Dari suara milik kakaknya itu entah kenapa Lisa merasa ada yang aneh.
Suara Jennie tidak biasanya seperti itu. Lisa merasa jika kakaknya itu sedang menyembunyikan sesuatu dari mereka semua. Tapi Lisa tidak tahu apa itu. Tidak ingin berburuk sangka terhadap Jennie. Lisa sebisa mungkin menyangkalnya pikiran buruknya itu.
"Temanmu? Bukankah kau tidak memiliki teman, Jennie-ya? Bahkan selama di kampus kau selalu menempel padaku." Dalam hati Jennie mendumal. Kenapa kakaknya itu harus bertanya seperti itu?
"Itu... Ah, kau benar, Unnie. Aku memang tidak memiliki teman, tapi itu dulu. Sekarang aku memilikinya. Aku baru saja berteman dengannya setelah tidak sengaja menabraknya tadi." Pergerakan Lisa berhenti begitu saja setelah mendengar kakaknya tidak sengaja menabrak orang lain.
Mata itu terus meneliti seluruh tubuh Jennie. Lisa bersyukur tidak ada luka sedikitpun pada kakaknya. Lisa langsung melanjutkan memakan makanannya itu. Ketika disuapan ke-lima, Lisa langsung menghentikan tangannya itu ketika dirinya merasa mual.
Karena sudah tidak tahan lagi, gadis berponi itu pergi begitu saja ke kamar mandi terdekat. Lalu mengunci pintu itu dengan cepat. Mengabaikan ibu serta kakaknya yang berteriak dari luar.
Lisa memuntahkan semua isi perutnya. Gadis itu menatap nanar muntahannya. Lalu menyalakan kran air hingga tidak ada muntahannya disana.
"Ya! Buka pintunya. Atau aku akan---" Jennie menghentikan kalimatnya ketika pintu kamar mandi terbuka.
"Sayang ---" Kalimat Yuri terhenti begitu saja ketika Lisa memeluknya begitu erat.
Tasikmalaya, 31 Maret 2024.
Note.
Gimana puasanya???
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance
FanfictionSeberapapun jarak yang mereka buat, mereka tetaplah saudara. Ikatan darah tidak dapat dihalangi oleh badai sebesar apapun.