Saat ini semuanya sudah sampai dimansion Park. Ke-enam manusia itu memasuki kediaman mereka bersamaan.
"Selamat datang Tuan, Nyonya, dan Nona Park." Ujar maid yang bekerja disana dengan membungkukkan tubuhnya 45°.
"Apa kamar Lisa sudah dibersihkan?" Yuri bertanya kepada salah satu maid yang sebelumnya ia perintahkan itu.
"Sudah, Nyonya. Kamar Nona Lisa sudah saya bersihkan dan rapihkan sesuai perintah anda." Wanita Hong itu menjawab pertanyaan Yuri.
Mendengar itu Yuri langsung menggandeng putri bungsunya menuju life untuk menuju ke lantai atas dimana kamar putrinya itu berada. Sedangkan ketiga putri dan suaminya, mereka berempat memilih beristirahat diruang keluarga.
Sesampainya dikamar Lisa, Yuri dengan perlahan membantu membaringkan putrinya itu. Lisa yang mendapatkan perhatian dari ibunya seperti itu merasa senang sekaligus aneh. Karena ini baru pertama kalinya ia mendapatkan kembali perlakuan seperti itu selama 12 tahun.
"Aku bisa sendiri, Eomma istirahatlah. Aku tahu Eomma pasti lelah karena terus menerus mengurus aku selama dirumah sakit." Ujar Lisa.
Setelah semuanya sudah selesai, Yuri kembali menghampiri gadis berponi yang sedang memperhatikan nya sedari tadi diatas ranjang. Ia mengecup pucuk kepala sebelum pergi dari kamar bernuansa kuning putih itu.
......Dua minggu sudah berlalu. Semua orang kembali dengan aktivitas mereka masing-masing. Begitupun dengan Jisoo dan Jennie, yang dua hari lalu mendaftar diri mereka sebagai mahasiswi disalah satu kampus terbaik Seoul.
Itu bukan keinginan keduanya, tapi paksaan dari adik bungsu serta kedua orangtuanya. Jika bukan karena mereka, mungkin saat ini mereka masih bisa bersantai dimansion megah Park.
Tidak hanya Jisoo dan Jennie. Chaeyoung dan Lisa pun sudah mulai bersekolah lagi. Untuk Lisa, gadis berponi itu walaupun sudah diperbolehkan bersekolah oleh kedua orang tuanya.
Namun banyak sekali larangan yang tidak boleh ia lakukan, termasuk mengikuti pelajaran olahraga. Bahkan ayahnya menghubungi gurunya langsung untuk tidak membiarkan putri bungsunya itu mengikuti kegiatan yang disukainya itu.
"Apa yang kau lakukan? Kau tidak boleh melakukan hal yang seperti itu." Lisa yang mendengar kakaknya itu berujar menatap kesal kearahnya.
"Ini tidak boleh, itu tidak boleh. Aku bahkan hanya membantu membawakan bola saja. Setidaknya jika aku tidak mengikuti kegiatan olahraga, biarkan aku membantu membawakan properti yang dibutuhkan." Ketus Lisa. Setelahnya gadis berponi meninggalkan kakak ketiganya begitu saja.
Chaeyoung yang melihat itu memekik dengan suara yang cukup nyaring. Tapi sepertinya adiknya itu tidak memperdulikannya dan memilih untuk terus menjauh dari tempat yang ia pijak sekarang.
......"Ayo kita ke cafetaria, aku sudah lapar." Ajaknya.
Jennie mengangguk ketika mendengar ajakan dari kakaknya itu. Mereka berdua pergi meninggalkan kampus itu dan berjalan secara bergandengan menuju cafetaria yang ada diseberang jalan.
Sesampainya di cafetaria, mereka berdua mencari tempat duduk yang kosong. Jisoo tersenyum kala melihat satu tempat kosong didekat jendela. Ia langsung menarik lengan milik Jennie.
Jennie yang memang tidak memiliki keseimbangan hampir saja terjatuh akibat ulah sang kakak.
"Kau duduk saja disini, Unnie akan kesana untuk memesan makanan." Ujar Jisoo sambil mendudukkan adiknya.
"Jangan terlalu lama, eoh?" Jisoo mengacungkan ibu jarinya ketika mendengar kalimat yang dilontarkan adiknya itu.
Tidak membutuhkan waktu lama, sulung Park itu kembali. Namun dengan tangan kosong.
"Makanannya mana, Unnie?" Tanya nya dengan bersandar kebelakang.
"Mereka bilang kita harus menunggu nya selama 15 menit. Jadi bersabarlah sedikit." Jennie mengangguk saja.
Sembari menunggu makanan mereka yang sedang dibuat, keduanya berbincang-bincang. Sedang asik mengobrol, akhirnya makanan yang mereka tunggu itu datang juga.
"Ghamsa hamnida." Ucap keduanya secara bersamaan.
"Unnie, sepertinya makanan mu terlihat lebih enak dari punyaku." Jisoo yang mendengar itu langsung menatap adiknya.
Sulung Park itu langsung menyodorkan mangkuk yang berisikan ramen panas. Jennie yang mendapatkan itu langsung mencobanya tanpa menunggu lama.
Melihat ramen miliknya itu hampir habis, tentu saja Jisoo tidak terima. Ia langsung menarik dan memindahkan ramen milik adiknya ke hadapannya.
"Haish! Kau ini kebiasaan." Mendengar itu gadis berpipi mandu terkekeh sembari memasukkan ramen pedas kedalam mulutnya.
......."Uwahhh~ masakan yang Eomma buat bau nya sangat enak. Aromanya bahkan tercium hingga ke kamarku." Wanita empat anak itu tersenyum mendengar suara milik putri ketiganya.
"Sepertinya jika soal makanan Chaeyoung selalu menjadi yang pertama." Gadis bersurai blonde itu menyengir ketika mendengar ujaran ibunya.
"Chaeyoung bisa membantu Eomma?" Yuri menolehkan kepalanya kearah dimana putri ketiganya berdiri.
"Tentu. Eomma ingin Chaeyoung membatu apa? Menghabiskan makanan?"
Melihat tawa diwajah ibunya membuat hati gadis bersurai blonde itu menghangat. Hanya dengan sebuah kalimat seperti itu saja ia mampu melihat tawa lepas milik ibunya.
"Hahaha~ Kau ini ada-ada saja." Setelah selesai menaruh beberapa makanan yang ia masak tadi, Yuri menepuk pundak Chaeyoung pelan.
"Panggil Unnie dan adikmu. Ini sudah waktunya makan malam." Lanjutnya sembari membawa beberapa piring untuk ditata diatas meja.
Chaeyoung langsung beranjak dari sana dan berniat akan memanggil ketiga saudarinya. Tapi ia urungkan ketika melihat Unnie serta adiknya yang menuruni tangga secara bersamaan.
Ia langsung membalikkan tubuhnya dan kembali ke ruang makan. Sekarang semuanya sudah berkumpul. Makan malam ini seperti biasa, tanpa adanya Jiyong.
Karena pria Park itu sangat sibuk dengan perusahaannya. Jiyong akan pulang sangat larut. Biasanya pun Yuri tidak ada dirumah di jam-jam seperti ini. Hanya saja ia meminta agar dipulang lebih cepat kepada sang Appa.
Dan dengan senang hati pria Han itu mengizinkan putrinya. Bukan tanpa alasan Han Suk Kyu mengizinkan putrinya itu pulang lebih awal. Ia mengizinkan karena Yuri bilang ia tidak ingin sesuatu hal terjadi dengan Lisa.
Yuri tidak ingin menyesal dikemudian harinya. Apalagi saat ini putri bungsunya sedang tidak baik-baik saja. Beberapa waktu lalu Lisa baru saja didiagnosa penyakit ginjal kronik.
"Mwoya? Kenapa kalian bertiga hanya memakan makanan itu? Eomma kan sudah memasakkan makanan enak itu untuk kita, Unnie." Lisa dibuat heran dengan ketiga kakaknya.
Mereka hanya makan dengan porsi yang sedikit. Tidak seperti biasanya. Mungkin kalian ingat dengan perkataan Chaeyoung sebelumnya. Tapi kalimat itu hanya sebuah ujaran biasa, nyatanya sekarang gadis itu hanya makan dengan porsi sedikit saja.
Tasikmalaya, 26 Desember 2023.
Note.
Ada yang masih nungguin cerita ini ga ya?
Btw, sedih bgt gue.. ga nyangka sm Jisoo n Jennie hhu:(
Jadi bingung harus lanjutin ni cerita atau ngga:( pdhl stok cerita Distance banyak huwaaa cry cry cry 😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance
FanfictionSeberapapun jarak yang mereka buat, mereka tetaplah saudara. Ikatan darah tidak dapat dihalangi oleh badai sebesar apapun.