Disebuah cafeteria kedua gadis sedang sibuk dengan pemikiran mereka sendiri dan ditemani dengan secangkir cappuccino dingin. Sudah dua jam mereka berdua disana.
Ini sudah pukul 17:00 KST, yang seharusnya mereka berdua sudah pulang ke rumah karena jam kuliah sudah selesai sejak dua jam yang lalu. Tapi keduanya lebih memilih mengunjungi sebuah cafe didekat kampusnya.
Cafe itu tidak terlalu jauh tidak terlalu dekat juga. Tempat itu sudah menjadi tempat mereka ketika keduanya ingin melepaskan semua pikiran nya. Ingin pulang pun percuma, karena saat ini sedang hujan deras.
Ting!
Chaeyoungie 🧡
Unnie, kalian sudah pulang?
17:14 KST.Belum. Kami sedang di cafe dekat kampus, ada apa?
17:15 KST.Apa kau bisa menjemput ku? Sopir yang Appa suruh tidak bisa menjemput ku karena dia bilang mobilnya sedang diperbaiki dibengkel.
17:15 KST.Tunggu, eoh? Kami akan segera kesana, tapi sepertinya akan sedikit lambat. Karena saat ini hujan deras, kami tidak bisa kesana cepat.
17:17 KST.Ne, pelan-pelan saja. Aku akan menunggu kalian.
17:17 KST."Unnie, kita harus pergi menjemput Chaeyoung. Dia bilang sopir suruhan Appa tidak bisa menjemput nya, karena mobilnya sedang diperbaiki." Jennie langsung memasukkan ponsel nya kedalam tas miliknya. Begitu pun dengan Jisoo.
Selama diperjalanan menuju sekolah adiknya itu hanya ada keheningan didalam mobil. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.
Sesampainya di sekolah sang adik, Jisoo yang kebetulan mengemudikan mobil memilih untuk memperlambat laju kecepatan nya. Mata itu memperhatikan kedua adiknya yang sepertinya sedang bertengkar.
Tidak ingin membuang waktu terlalu lama. Jisoo langsung menambah sedikit kecepatan nya agar bisa menghampiri kedua adiknya.
"Tidak bisakah kau tidak egois kali ini? Lihat kondisimu, Lisa. Kau---"
"Ada apa?" Jennie bertanya dengan suara yang sedikit bingung.
Tanpa mendapatkan jawaban dari Chaeyoung Jennie mengerti setelah melihat kondisi Lisa yang tak baik.
"Aku sudah bilang untuk tinggalkan aku. Apa kau tidak mengerti?" Suara Lisa itu mampu membuat Jennie dan Jisoo sadar dari lamunannya.
Melihat Lisa dalam keadaan basah, Jennie langsung melepaskan jaketnya. Dan menyampaikannya dipundak adik bungsunya itu. Lisa yang mendapatkan perlakuan seperti itu tak suka.
"Apa yang kau lakukan?! Pergilah tinggalkan aku dan bawa adik kesayangan mu itu." Lisa menepis tangan Jennie.
Tidak tahan dengan sikap adiknya itu. Jennie menarik lengan Lisa menuju mobilnya. Lisa yang mendapatkan perlakuan seperti itu dari Jennie tentu saja memberontak. Tapi tidak ada hasilnya, karena tenaga kakaknya itu lebih kuat dari dirinya.
"Apa yang---"
"Aku tahu kau marah kepada kami, kau kecewa, kau membenci kami. Tapi untuk kali ini, Unnie mohon padamu jangan egois. Lihat kondisimu saat ini." Melihat kedua mata Jennie yang memerah itu membuat Lisa tak bisa melakukan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance
FanfictionSeberapapun jarak yang mereka buat, mereka tetaplah saudara. Ikatan darah tidak dapat dihalangi oleh badai sebesar apapun.