Satu minggu sudah berlalu dan Yoojin sudah diperbolehkan pulang. Disana hanya ada Chiyeol yang sedang membereskan barang-barang miliknya.
Karna kedua putrinya berada di mansion. Tadinya kedua putrinya akan ikut menjemput dirinya, tapi Yoojin melarang dan menyuruh kedua nya menunggu dirumah saja.
"Apa kau tidak apa jika sewaktu-waktu Lalice pulang ke keluarga aslinya, Yeobeo?" Tanya Chiyeol pada sang istri.
Yoojin yang sedari tadi hanya diam diatas ranjang sambil memperhatikan suami tercintanya kesana kemari mengambil barang miliknya, terkejut mendengar kalimat yang diucapkan Chiyeol.
Tapi persekian detik ia langsung tersadar dari keterkejutannya itu. Ia langsung tersenyum dan menjawab pertanyaan suaminya.
"Heum.. Walaupun aku tidak sepenuhnya ikhlas, tapi bagaimanapun Lalice kita masih memiliki keluarga. Aku harus mulai membiasakan diri dan menerima jika Lalice yang sesungguhnya sudah bersama Tuhan." Ucapnya sedikit sendu.
"Aku yakin jika istri ku ini bisa melewati ini semua." Chiyeol langsung memeluk dan mencium pucuk kepala sang istri. Begitu pun dengan Yoojin, ia membalas dekapan sang suami sambil memejamkan matanya.
.......
Suara ricuh selalu terdengar dimana-mana. Kedua gadis Hwang sedang menyiapkan sesuatu untuk menyambut kepulangan ibu mereka.Disana tidak hanya keduanya saja yang menyiapkan itu semua, tapi para maid pun ikut membantu.
Lalice dan Hyeri sedang mendekorasi ruangan keluarga dibantu 2 orang maid. Dan maid lainnya mereka sedang membuat cake. Sebenarnya Lalice yang akan membuat cake tersebut, tapi karna ia tidak bisa memasak jadi ia urungkan.
"Ahjumma, apa cake untuk Eomma sudah jadi?"
"Sudah, Nona." Jawab seorang maid.
"Wahh, kelihatannya sangat enak."
Maid itu hanya tersenyum saja ketika mendengar ujaran seperti itu dari Nona mudanya."Unnie! Unnie! Eomma dan Appa sudah datang!" Lalice yang mendengar adiknya berseru dengan heboh langsung berlari dan membawa cake.
Ketika pintu besar itu dibuka, kedua pasangan suami istri itu tersenyum ketika mendapatkan hal seperti itu.
"Surprise!" Ujar keduanya.
"Selamat datang kembali dikediaman Hwang, Eomma!" Secara bersamaan kedua gadis itu berujar.
"Eomma, ayo potong cake nya terlebih dahulu." Yoojin langsung melakukan apa yang dikatakan putri sulungnya. Dan menyuapi cake itu kesetiap keluarga.
"Kalian menyiapkan ini semua sendiri?"
"Aniya, kami dibantu oleh para maid." Beritahu Lalice.
"Selamat kembali, Nyonya." Semua pekerja disana berucap secara bersamaan dan membungkuk.
Semua anggota keluarga Hwang menikmati pesta sederhana yang dibuat oleh kedua gadis Hwang. Disana tidak hanya ada Yoojin dan Chiyeol, ada kedua orangtua Yoojin beserta sang suami.
"Appa, aku ingin bicara denganmu. Hanya kita berdua."
Lalice beranjak dari sana dan diikuti oleh Chiyeol dibelakangnya. Mereka berdua pergi ke lantai 2 lebih tepatnya kamar gadis berponi.
Sesampainya disana, Lalice langsung mengunci pintu kamarnya. Ia hanya tidak ingin ada orang lain yang mendengar percakapan ia dan Ayah angkatnya.
"Ada apa, Nak? Sepertinya penting sehingga pintunya kau kunci." Chiyeol berujar sambil terkekeh pelan.
"Appa, aku sudah memutuskannya sejak seminggu lalu." Chiyeol yang belum peka apa yang dibicarakan putrinya memasang wajah bingung. Lalice yang menyadari itu langsung memberitahu maksudnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance
FanfictionSeberapapun jarak yang mereka buat, mereka tetaplah saudara. Ikatan darah tidak dapat dihalangi oleh badai sebesar apapun.