Sudah tiga hari belakangan ini Lisa merasa sikap kakak ketiganya itu berubah terhadapnya. Sangat posesif akan dirinya.
"Kau ingin pergi, Lisa-ya?" Melihat adiknya itu berpakaian rapih, Chaeyoung bertanya.
"Eoh, aku akan pergi menghabiskan hari weekend bersama Mina." jawab Lisa seadanya.
Mendengar jawaban dari gadis berponi itu Chaeyoung langsung merubah posisi yang sedari awal sedang tidur dipangkuan Jennie kini berdiri.
"Kenapa kau tidak memberitahu aku sejak awal? Aku kan bisa bersiap lebih awal."
Lisa yang melihat raut wajah sang kakak seperti itu hanya mampu menggelengkan kepalanya.
"Tunggu sebentar, eoh? Aku akan bersiap dengan cepat."
"Unnie, kau tidak perlu ikut. Aku hanya akan pergi berdua saja untuk menghabiskan weekend kali ini."
"Ani, aku akan ikut dengan mu."
"Tidak perlu ikut. Biasanya juga kau akan pergi menghabiskan hari libur mu bersama Jisoo Unnie dan Jennie Unnie."
Mendengar namanya disebut Jennie dan Jisoo saling pandang itu pun tidak lama, karna mereka berdua langsung mengalihkan pandangan mereka berdua kepada gadis berponi.
"Sudahlah Chaeng, kita akan pergi menghabiskan hari libur ini ketempat yang kau inginkan."
"Ani, aku akan ikut bersama Lisa. Aku tidak menerima penolakan."
Mendengar itu Lisa hanya bisa menghembuskan nafas nya. Sepertinya ia harus memupuk kesabaran akan tingkah kakaknya ini.
"Kalau begitu, pergilah bersiap-siap."
"Nde, tunggu sebentar! Aku tidak akan lama Lisa-ya!" Chaeyoung langsung bergegas menaiki tangga untuk menuju kamarnya. Dan Lisa hanya mampu menggelengkan kepalanya karna tingkah yang lagi dan lagi dibuat oleh gadis blonde itu.
Hanya butuh waktu 10 menit saja Chaeyoung bersiap.
"Kajja! Aku sudah siap."Mereka berdua pergi dengan Chaeyoung yang menggenggam tangan adiknya. Ia merasa sangat bodoh karna selama ini mengabaikan adik satu-satunya ini hanya karna mengikuti kedua kakaknya.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, cukup dengan lima belas menit ia sampai untuk menjemput sahabatnya itu.
"Kenapa lama sekali? Aku... A-ah Anyeong Chaeyoung-ssi." Mina yang tadinya ingin sekali protes kepada sahabatnya karna sangat lama, ia urungkan niat itu setelah tidak sengaja melihat gadis blonde.
"Masuklah. A-ah ya tidak apa-apa kan jika Unnie ku ikut dengan kita?"
Sebenarnya Lisa tidak enak dengan sahabatnya karna telah membawa sang kakak. Dan sebenarnya Lisa bisa saja meninggalkan kakaknya itu ketika garis blonde sedang bersiap-siap, tapi entah kenapa kaki nya itu sangat berat hanya sekedar untuk beranjak dari tempat dimana ia berdiri guna untuk menunggu sang kakak.
"A-ah tidak masalah, lagipula sangat bagus jika kakakmu ikut. Itu akan lebih seru jika kita pergi bertiga."
Lisa hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Ia lega jika sahabatnya tidak keberatan akan kehadiran kakaknya.
......
Dikediaman mansion Park kedua gadis tersebut hanya saling mendiami satu sama lain. Mereka sibuk dengan pikiran nya masing-masing."Unnie."
"Jennie-ya."
Tidak lama kemudian mereka bersuara dengan cara bersamaan. Dan itu mampu membuat mereka terkekeh kecil.
"Kau lebih dulu."
"Aniya, kau dulu saja."
"Apa kau merasakan perubahan sikap Chaeng akhir-akhir ini, Unnie?.." akhirnya gadis berpipi mandu lah yang lebih dulu memulai nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance
FanfictionSeberapapun jarak yang mereka buat, mereka tetaplah saudara. Ikatan darah tidak dapat dihalangi oleh badai sebesar apapun.