Kini waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Itu tandanya jika makan malam akan segera dimulai. Para maid membantu Yuri yang saat ini sedang berkutat didapur.
Setelah masakan terakhirnya selesai, wanita empat anak itu menaruhnya dalam piring yang sedikit agak besar. Lalu menaruhnya ke atas meja makan.
"Nyonya, saya sudah memanggil semua nya."
"Ah, nde." Yuri kembali membuatkan jus buah untuk ke empat putrinya.
Setelah selesai dengan kegiatannya itu. Yuri menaruh satu persatu makanan yang sebelumnya ia siapkan ke atas nampan. Makanan itu untuk putri bungsunya.
Tapi ketika ingin mengantarkan nya, putrinya itu sudah mengambil posisi duduk. Mendapatkan tatapan seperti itu dari ketiga kakak serta ayah dan ibunya, membuat Lisa bingung.
"Ada apa?" Tanyanya bingung.
"Bukankah Eomma sudah menyuruh mu untuk tetap dikamar? Kenapa kau kemari?" Entah kenapa kalimat milik Jennie itu membuatnya tersinggung.
Padahal apa yang dikatakan Jennie adalah benar. Ibunya itu memang menyuruhnya untuk diam dikamar. Tapi rasanya sungguh bosan jika ia terus menerus berdiam diri disana.
"Aku hanya ingin mengikuti makan malam bersama kalian. Kalian keberatan?"
"Ani---"
"Jika kalian keberatan, aku akan kembali ke kamar ku." Lisa mendorong kursinya dengan kasar. Hingga menimbulkan bunyi decitan.
Menghampiri ibunya yang sedari tadi hanya diam. Lalu mengambil alih nampan berisikan makanan untuknya. Setelah itu ia pergi meninggalkan ruang makan.
Setelah adiknya menghilang dari sana. Jennie menghembuskan napasnya panjang. Bukan itu yang Jennie maksud. Jennie hanya bertanya, tapi sepertinya Lisa salah paham.
........Dihari senin ini semua orang kembali melakukan kegiatannya masing-masing. Jiyong kembali ke kantornya, Yuri kembali ke rumah sakit ayahnya, Jisoo dan Jennie yang kembali berkuliah, serta Chaeyoung dan Lisa yang kembali bersekolah.
Suasana di sekolah elit itu hari ini cukup ramai. Beberapa siswa-siswi berkumpul didepan mading sekolah. Melihat sebuah surat pengumuman yang guru tempelkan disana.
Keduanya menerobos beberapa orang untuk melihat pengumuman itu. Kata demi kata mereka baca dengan seksama. Tanpa ada satupun yang terlewatkan.
Itu adalah pengumuman ujian akhir semester. Setelah selesai membacanya, kedua kakak beradik itu menjauhkan diri mereka dari kerumunan orang-orang.
"Kalian sudah melihat pengumumannya?" Suara Mina mampu membuat keduanya mengalihkan pandangan mereka.
"Bukankah terlalu cepat?"
"Bukan terlalu cepat, kau saja yang jarang masuk." Mina ini sedang menyindir dirinya atau bagaimana?
Tapi jika dipikir-pikir. Lisa memang jarang sekali masuk sekolah. Pertama, dia yang pergi dari rumah selama tiga bulan. Kedua, ketika dia dirawat setelah perayaan ulang tahun. Ketiga, ketika dia dirawat minggu lalu.
Bukankah Lisa sudah melewatkan banyak mata pelajaran? Jika sudah seperti ini, sepertinya Lisa harus mengejar pelajaran yang sempat tertinggal itu.
Enggan memikirkan hal itu terlalu lama. Gadis berponi itu memperhatikan kakak dan sahabat nya. Mereka berdua sepertinya sudah lebih dekat.
Melihat dari cara mereka memanggil satu sama lain. Cara mereka mengobrol dan lainnya. Senyum itu mengembang. Lisa senang akan hal itu.
"Lihatlah adikmu itu Chaeyoung-ah. Sepertinya dia mulai tidak waras."
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance
FanfictionSeberapapun jarak yang mereka buat, mereka tetaplah saudara. Ikatan darah tidak dapat dihalangi oleh badai sebesar apapun.