Distance - Eps. 23

1.5K 125 2
                                    

Sejak hari dimana gadis berponi memperkenalkan ketiga kakaknya, perasaan takut selalu singgah dalam dirinya. Perasaan yang selama ini tidak pernah ia rasakan, kini kembali.

Padahal ketika dirinya tahu jika gadis berponi masih memiliki keluarga, ia berusaha mengerti dan menerima nya jika sewaktu-waktu putrinya itu kembali dan meninggalkan dirinya.

Tapi entah kenapa, sekarang justru ia tidak mau dan tidak rela jika gadis yang parasnya sangat mirip dengan putri kesayangan nya itu pergi dan meninggalkan dirinya.

"Aku sudah berjanji kepada kakak ketigaku jika Eomma sudah sembuh, aku akan pulang dan kembali pada mereka. Aku tidak bisa mengingkari janji itu."

Pembicaraan nya dengan Lalice selalu terngiang-ngiang ditelinga nya. Sebagai seorang ibu, Yoojin paham betul perasaan putrinya seperti apa. Tapi disisi lain ia ingin sekali egois tanpa memikirkan orang lain.

Ia seperti ini karna sudah terlanjur sangat menyayangi gadis berponi. Rasa sayang itu muncul ketika pertama kali ia bertemu dengan gadis itu ditaman rumah sakit.

Saat itu, Yoojin sedang menjaga si bungsu karna terserang demam. Ketika dirinya sedang mencari barang miliknya yang terjatuh di area sana, ia tidak sengaja melihat sosok gadis yang sangat mirip dengan putrinya. Dari situlah muncul rasa cinta dan sayangnya.

"Eomma, aku memutuskan akan pulang tiga hari lagi. Apa kau tidak apa?" Suara itu berhasil membuyarkan lamunan nya.

"Terserah kau saja. Jika itu membuat mu senang, Eomma tidak akan melarangnya. Karna bagaimanapun mereka masih tetap keluargamu." Yoojin berusaha tersenyum ketika menjawab putrinya.

"Eomma tidak usah khawatir. Aku berjanji akan selalu bermain dan mengunjungi kalian kesini." Lalice tahu jika ibunya itu tidak senang jika dirinya pulang dan meninggalkan dirinya.

Terlihat jelas dari mata dan senyuman yang diberikan ibunya. Tapi mau bagaimanapun ia sudah berjanji kepada ketiga Unnie nya jika dirinya akan kembali dihari yang sudah ditetapkan mereka. Jika boleh jujur, ia pun sebenarnya sudah sangat merindukan kedua orangtuanya terutama pengasuh nya.
.......

Hari ini adalah waktunya ia kembali kepada keluarga kandungnya. Ketiga kakaknya bahkan saat ini ada dikediaman mansion Hwang hanya untuk menjemput dan memastikan ia pulang tepat hari ini.

Sebelum pergi dari sana, ia berpamitan terlebih dahulu dengan kedua orangtua angkatnya dan kakek neneknya. Sangat berat rasanya untuk meninggal mereka semua, kasih sayang yang mereka berikan padanya membuat dirinya enggan untuk pergi.

"Kau berjanji akan selalu berkunjung kesini kan, Sayang?" Kalimat itu selalu keluar dari mulut sang ibu.

"Aku berjanji. Jika aku memiliki waktu luang aku akan langsung datang kesini." Ujarnya sambil tersenyum.

"Jika Unnie pergi, lalu siapa yang akan bermain denganku lagi?" Sebenarnya ia tidak tega melihat gadis nakalnya menangis seperti ini, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa.

"Kau bisa bermain dengan Halmeoni, Harabeoji, dan orang rumah lainnya. Jika kau bosan dan merindukan Unnie, kau bisa mengunjungi dan bermain dirumah Unnie. Unnie akan sangat senang jika kau datang menemui Unnie." Ujarnya sambil mengusap air mata sang adik.

Hyeri yang mendengar itu langsung mendekapnya sangat erat. Gadis kecil itu langsung menangis kembali karena kalimat sang kakak.

"Lisa-ya." Gadis berponi langsung melepaskan dekapan nya dengan sang adik ketika mendengar salah satu saudarinya memanggil.

Jennie dan Chaeyoung membantu adiknya membawa beberapa barang gadis berponi. Tidak banyak, hanya tas yang berisi pakaian dan barang yang diberikan kedua orang tua angkat adiknya.

DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang