Distance - Eps. 3

2.4K 192 1
                                    

Memandangi langit malam sudah menjadi kebiasaan Lisa sejak ia masih kecil. Setiap kali menatap nya ia merasa semua beban pikiran yang ia punya terhempas begitu saja.

Tok.. Tok.. Tok..

Mendengar suara ketukan dari luar, Lisa langsung beranjak dari balkon kamarnya. Ketika ia membuka pintu, ternyata pengasuhnya lah yang sudah mengganggu ketenangannya itu.

"Ah, rupanya kau Ahjumma. Ada apa?" Tanya Lisa kepada pengasuh nya itu.

"Ahjumma hanya ingin mengantarkan makanan dan obatmu. Bukan kah sejak tadi kau belum makan?."

Lisa hanya meliriknya tanpa minat makanan yang dibawa oleh bibi Ahn. Bahkan wanita yang dihadapannya ini hanyalah pengasuhnya, tapi sangat perhatian terhadap dirinya.

Lisa selalu berpikir Apakah kedua orangtuanya sama khawatir nya dengan pengasuhnya ini? Apa ketiga Unnie nya juga mengkhawatirkan dirinya? . Selalu saja pikiran-pikiran seperti itu muncul.

"Apakah Eomma dan Appa sudah pulang, Ahjumma?."

"Mereka belum pulang, kau sendiri tahu jika mereka pulang sangatlah larut." jawab bibi Ahn.

Mendapatkan jawaban yang seperti itu, Lisa hanya mampu mengangguk sebagai jawaban.

"Kalau begitu kau pergilah istirahat, Ahjumma. Kau bisa sakit jika terus terjaga seperti ini. Jika kau sakit, siapa yang akan mengurus ku nanti?." setelah melontarkan kalimat itu Lisa terkekeh kecil.

"Baiklah, Ahjumma akan istirahat sekarang. Kau jangan lupa untuk makan dan minum obat mu itu, eoh?." dengan penuh sayang bibi Ahn mengusap surai gadis berponi dan tak lupa dengan senyuman khas nya.

"Nde, kau tenang saja." jawab Lisa.
........

Dentingan sendok dan garpu menjadi suara yang pertama kali ia dengar pagi ini. Ketika sudah tiba ditempat tersebut, tiga sosok wanita cantik menatap ke arah dirinya.

"Kau mau kemana?." tanya gadis bersurai blonde.

"Tanpa aku beri tahu pun kau sudah tahu aku akan kemana, Unnie." timpal Lisa.

"Sudahlah Chaeng, anak sepertinya tidak akan bisa diajak bicara dengan lembut." ucap gadis bermata kucing.

Mendengar kalimat yang diucapkan sang kakak, Lisa hanya bisa diam saja. Entahlah, kakak keduanya itu sangat tidak menyukai dirinya sejak dulu.

"Kau tidak perlu pergi ke sekolah hari ini Lisa. Eomma menyuruh mu untuk istirahat." ujar Jisoo.

Sebenarnya Jisoo sedikit khawatir akan adik bungsunya itu, sama seperti Chaeyoung. Ada rasa gengsi yang begitu besar didalam dirinya itu. Alhasil ia menjual sang ibu untuk menyurahkan rasa khawatir nya itu.

"Aku sudah sehat, Unnie." timpal Lisa dengan senyum manisnya.

"Sudahlah Unnie, anak seperti dirinya tidak perlu diperhatikan. Aku berangkat." ucap Jennie dengan penuh penekanan disetiap kalimatnya.

Melihat Jennie beranjak dari sana, Lisa pun demikian. Ia mengejar kakak keduanya itu karna ada yang ingin ia tanyakan.

Merasa ada yang mencekal pergelangan tangannya, Jennie menoleh. Dan ketika melihat siapa pelakunya, dengan kasar Jennie menghempaskan nya.

"Jangan pernah kau berani-beraninya menyentuh ku!." setelah mengatakan itu, gadis berpipi mandu berlalu pergi.

"Unnie, tunggu..." Lisa bersuara guna menghentikan kakaknya.

"..Apa alasan mu sangat membenciku?."

Kalimat yang dilontarkan Lisa berhasil membuat Jennie berhenti. Lalu menoleh ke belakang.

DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang