#4 RENCANA

151 15 1
                                    

selamat membaca
*
*
*

selamat membaca ***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

"nanti jihan ceritain mending sekarang kita masuk dulu"

mereka semua menurut dan langsung masuk kedalam rumah

saat sudah sampai diruang tamu jihan menurunkan dara dengan hati hati di sofa yang sudah mulai usang itu.

"jadi gimana ceritanya kak"
tanya jingga tak sabar ingin mendengar cerita jihan.

jihan pun menarik nafas panjang dan mulai menceritakan semuanya, dari jihan dan pak yusup yang menemukan dara di semak semak terus kejadian dara yang hampir tertabrak mobil dan dipukul oleh pengendara mobil itu, dan dara yang kembali di kejar anjing sampai kakinya keseleo terus, bantuan pak yusup yang membayar pengobatan dara di klinik.

"terus, pak yusup mana"
naya bertanya pada jihan.

"udah pulang duluan, katanya takut istrinya ngamuk pulang malam."

"jihan, gak lupa bilang makasih kan ke pak yusup."

"jihan gak lupa bilang makasih kok bu"

"pinter anak ibu."

"dara, maafin kak jingga ya gara gara kakak dara jadi gini."

mendengar perkataan jingga dara langsung menggeleng tak setuju

"ini bukan salah kak jingga kok, ini salah dara yang suka jail sama anjing itu."

"tapi ngeliat keadaan dara kaya gini kakak ngerasa bersalah banget sama dara,coba aja kalau kakak langsung masuk rumah dan nggak manjat pohon dulu pasti, dara nggak bakal kaya gini kan."

jingga berkata sambil menundukkan kepalanya.

"kak jingga gak perlu ngerasa bersalah seharusnya, dara yang minta maaf sama kak jingga, gara gara dara kak jingga harus kejar kejaran sama anjing itu, gara gara dara juga kak jingga jadi nangis, maafin dara ya, dara janji gak bakal bikin kak jingga nangis lagi."

mendengar perkataan dara jingga langsung memeluk adiknya.

"sekali lagi maafin kakak ya."

dara menganguk dan mengusap rambut jingga dengan penuh kasih sayang.

naya yang ingin dipeluk juga, langsung memeluk dara dan jingga.

disusul oleh raya, mina, mona, jihan, santi, zuya, dan ibu.

mereka semua berpelukan seperti teletabis.

"aduh dara nggak bisa napas nih."

mendengar perkataan dara mereka semua langsung melepaskan pelukannya dan membiarkan dara untuk bernapas.

"dara gapapa kan kalau ada yang sakit ngomong ke ibu ya"

"iya bu"

"yaudah sekarang udah malam, waktunya tidur anak anak ibu"

DUNIA DAN ISINYA || TWICE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang