Selamat membaca
*
*
*
****"dara nggak usah sekolah dulu hari ini ya"
dara menautkan alisnya ketika mendengar perkataan jihan."kenapa kak"
jihan menggeleng pelan."hari ini jangan sekolah dulu, nanti kakak bakal ceritain alasannya apa"
"tapi kan kak.."
"sttt jangan ngebantah"
dara hanya bisa menganguk pasrah ketika jihan sudah berkata seperti itu lalu memilih untuk membantu naya yang tengah menyiapkan sarapan
*
*
*"woi raya!"
raya membalikan badannya saat seseorang memanggil
"kenapa ra"
tanya raya saat yira sudah berada dihadapannya"lo disuruh keruang guru"
balas yira dengan nafas yang tidak beraturan karna habis berlari tadiraya tersenyum dan menganguk pelan."iya makasih udah kasih tau yira"
"oke gue pergi dulu ya, bya"
raya menganguk lagi dan berjalan pelan menuju ruang guru semoga ia tidak akan dimarahi lagi
****
"assalamualaikum"
"waalaikum'salam datang juga kamu raya"
raya berusaha tersenyum ia bisa melihat dengan jelas bagaimana wajah tak bersahabat kepada sekolah yang tengah duduk dikursi nya
"duduk"
pintah kepada sekolah pada rayaraya duduk dengan perasaan takut yang menyelimutinya
"kamu tau kan kenapa kamu saya panggil kesini"
ucap kepada sekolah menatap raya dengan tatapan menusukraya menganguk
"kamu belum membayar uang untuk baju olahraga selama 1 bulan raya bukannya saya sudah mengatakan sebelumnya tapi sepertinya kamu tidak perduli dengan ucapan saya"
raya menunduk dan meremas roknya kuat kuat pak kepada sekolah memang sudah meminta raya untuk membayar uang baju olahraga beberapa minggu yang lalu tapi raya tak enak untuk mengatakannya pada naya
"kamu denger tidak!"
suara kepada sekolah meninggi dan itu semakin membuat raya takut"d-dengar pak"
balas raya dengan suara bergetar"kalau denger kenapa sampai sekarang belum bayar juga hah! adik dan kakak kamu juga sama mereka juga belum bayar uang untuk baju olahraga kalau tidak mampu bayar balikan baju olahraga nya"
raya semakin takut pasti pak kepada sekolah sudah berbicara dengan zuya dan mina tadi, raya hanya berharap semoga pak kepala sekolah tidak menyakiti perasaan mereka
pak kepada sekolah menatap raya dengan tatapan tak suka
"jika besok kamu belum membayar juga saya tak akan segan untuk mengeluarkan kamu dari sekolahan ini"
"sekolah ini tidak menerima murid miskin seperti kalian"
bagai disambar petir hati raya sakit kenapa pak kepada sekolah tega mengatakan itu, raya berusaha menahan tangisnya ia tak boleh menangis
"i-iya pak besok raya usahakan untuk membayar tolong jangan keluarin kita dari sekolah ini"
pak kepada sekolah melipat tangannya didada dan menatap raya dengan tatapan menantang."okey, saya pegang ucapan kamu tapi jika besok kamu masih belum bayar juga kamu tau kan apa yang akan saya lakukan untuk kamu dan saudara kamu itu"
raya menganguk dengan air mata yang sudah membasahi pipinya raya tak bisa menahan air matanya ia tak sekuat itu
melihat raya yang menangis pak kepada sekolah memutar bola matanya malas."kalian semua memang sama saja bisanya cuman menangis, dasar miskin jika sudah lelah hidup miskin lebih baik bunuh diri saja kalian itu cuman sampah"
lagi lagi hati raya sakit seperti ditusuk ribuan jarum
"sekarang keluar saya udah mauk lihat wajah orang miskin seperti kalian"
raya hanya mampu menganguk dan keluar dari ruang itu
raya terus berlari di koridor sekolah sesekali ia akan menghapus air matanya, manusia memang jahat kenapa mereka selalu mengatakan hal yang menyakitkan tanpa memikirkan perasaan orang lain
rasanya raya ingin berteriak sekencang kencangnya
semoga zuya dan mina baik baik saja
*
*
*
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA DAN ISINYA || TWICE
Teen Fiction"sampai kapan pun kita bakal tetap ber sembilan gak akan ada yang pergi dan gak ada yang boleh pergi" "kita lewati ini sama sama yaa" "kak kakak bakal sembuh kan" "zuya kangen ibu sama bapak" Cerita ini menceritakan tentang 9 bersaudara yang harus m...