#14 KEHILANGAN 2

122 11 0
                                    

selamat membaca
*
*
*

selamat membaca ***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

"permisi apa ini keluarga kalian juga?"

mereka semua langsung beralih melihat suster yang membawa seseorang diatas bangkar tapi wajahnya sudah tertutup dengan kain putih

"bapak"

"itu pasti bukan bapak"

mona dan santi dengan langkah pelan menghampiri suster itu

"suster bisa tolong dibuka kain nya"

suster menganguk dan membuka kain itu dengan perlahan

saat melihat wajah orang itu mereka semua terkejut

jingga dan dara menghampiri bangkar itu

jingga memegang wajah seseorang yang sangat berarti baginya

"bapak"
ucap jingga menangis lagi

"bapak nggak mungkin ikut pergi juga"

"pak"
panggil dara

"kalau bapak pergi siapa yang bakal main sama dara"

"bapak baru aja pulang lhoo kenapa harus pergi"

"kali ini bapak pergi nya terlalu jauh sampai dara dan kita semua nggak bisa ketemu bapak"

mereka semua kembali menangis naya duduk dilantai sambil memeluk jihan mona dan santi juga terduduk lemas dilantai zuya yang hanya diam dengan tatap kosong jingga dan dara yang terus memegang tangan bapak  raya dan mina juga diam saja memperhatikan ibu

"aaaaaa kenapa"

"Ibu sama bapak bilangnya cuman ke pasar terus kenapa kenapa"
naya tak mampu melanjutkan kata katanya

"kalian jahat"
ucap raya yang terus memperhatikan ibu

"kalian tega ninggalin kita"

"ibu udah janji nggak bakal tinggalin kita tapi kenapa diingkari bu"

"hiks.. hiks.. bu, pak setelah ini santi harus gimana"

"padahal dara udah janji mau bahagiain ibu sama bapak dara udah janji kalau kita semua bakal ke paris bareng, dara mau kalian lihat dara sukses nanti terus kenapa jadi gini"
kata dara menundukkan kepadanya dan meremas pakaiannya kuat kuat

"ibu sama bapak pergi nya terlalu cepat hiks.."

suster yang dari tadi hanya diam disana ikut menangis ia mengerti dengan perasaan mereka semua

Cklek

seseorang masuk ruang itu tapi tak ada yang peduli mereka terlalu larut dalam kesedihan

"anak anak"
ucap yusup seseorang yang ternyata memasuki ruang itu

tak ada yang jawaban mereka hanya terus menangis

yusup menghela napas panjang dan menghampiri naya selaku kakak tertua

"naya kamu gapapa"
tanya yusup memegang bahu naya

naya menatap yusup dengan air mata yang terus mengalir

yusup tersenyum tulus dan mengusap bahu naya."pasti berat ya kehilangan orang yang kita sayang"

naya menganguk angukkan kepadanya air matanya tak berhenti mengalir

"Kalian semua yang sabar ya bapak ngerti kok perasaan kalian, bapak juga pernah merasa kehilangan kaya kalian dan itu sangat menyakitkan apalagi orang itu sudah banyak berjasa dihidup kita, iklasin orang tua kalian walaupun sulit tapi lama kelamaan kalian pasti bisa"

"gak bisa pak ibu sama bapak udah janji gak bakal pergi"
ucap jihan yang mendengar perkataan yusup

"semua orang bisa pergi jihan bahkan setelah mereka berjanji"

ucapan yusup membuat jihan tak bisa berkata kata memang benar apa yang dikatakan yusup semua orang memang bisa pergi mau sekuat apa pun orang itu bertahan tetap saja yang namanya kematian akan selalu jadi kematian

"orang tua kalian akan dimakam kan besok kalian harus iklasin mereka ya"

mereka semua mengelengkan kepala

lagi lagi yusup menghela napas panjang ia juga sebenarnya mereka kehilangan apalagi bapak adalah teman baiknya tapi yusup tak ingin terlalu larut dalam kesedihan

"anak anak kalian nggak boleh egois orang tua kalian diatas sana pasti bahagia jangan kaya gini mereka nggak bakal suka" yusup berdiri dari duduknya dan menghampiri bangkar bapak, memperhatikan wajah temannya yang terlihat pucat dan dipenuhi luka."bapak kalian terlalu baik itu sebabnya tuhan ambil bapak kalian" lalu yusup menghampiri bakar ibu memperhatikan wajah ibu yang terlihat sangat cantik walaupun mata indahnya sudah tertutup."ibu kalian juga terlalu baik"

yusup terdiam sejenak dan memperhatikan semua anak anak ibu dan bapak, mereka masih menangis

yusup menarik napas panjang dan menghebuskannya."tadi sebelum ibu kalian pergi beliau masih sempet ngomong sama bapak, katanya kalau ia pergi anak anaknya nggak boleh terlalu larut dalam kesedihan mereka harus terus bahagia walaupun tanpa kehadiran orang tua, ibu dan bapak kalian akan selalu memperhatikan kalian dari atas, mereka akan selalu ada untuk kalian"

"mengikhlaskan orang yang kita sayang memang sulit tapi walaupun begitu kalian gak boleh egois"

"besok kita makamin orang kalian, mau kan"

setelah mendengar semua ucapan yusup akhirnya mereka menganguk

yusup tersenyum haru dan memeluk ke 9 anak ibu dan bapak

*
*
*

Sedih nggak sih cok?

Makasih yang udah setia baca cerita ini makasih juga yang udah follow

DUNIA DAN ISINYA || TWICE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang