20. malam Minggu kelabu

47 0 0
                                    

Aku sedang bergelut dengan beberapa peralatan masak di dapur, hari ini aku ditemani masak oleh Tiger kucing ku
Beberapa hari ini entah kenapa aku sering sekali memasak, padahal biasa nya aku memasak seminggu paling 2 kali sisa nya aku selalu beli di luar.

"Sayang, aku mau kerumah pak Bro dulu ya nganterin ayam "

"Ayaaam terosss, istri di aggurin" ledek ku

"Bentar doang sayang nanti langsung pulang"

"Ya udah jangan lama-lama"

Mas Roy pun pergi meninggalkan aku..

"Orang-orang pada malam mingguan lah aku diem bae dirumah"Gumam ku

mas Roy memang sering sekali kerumah teman nya hanya untuk mengantarkan ayam, terkadang aku merasa cemburu dengan ayam mas Ros ini, kalo enggak main ayam pasti mancing.

Dua hobi nya itu terkadang membuat ku sangat cemburru, karena mas Roy jarang ada waktu untuk ku Karena mood ku sedang buruk aku membatalkan niat ku untuk. memasak, ku kembalikan lagi bahan-bahan serta peralatan masakk ku Langsung aku mengurung diri kamar.

"Sebel bangett ayam teross yang di urusin" Gumam ku

Ku lihat layar ponsel ku, jam sudah menunjukan pukul 5 sore, tapi mas Roy belum pulang juga,, hati ku sudah menggerutu sedari tadi. Saat aku sedang memejamkan mata meredakan amarah ku tiba-tiba ada yang mengusap kepala ku, langsung ku buka mata ini karena aku berfikir itu suami ku mas Roy tapi ternyata bukan..

"Si-siapaa kamu ?" Tanya ku takut, bagaimana aku tidak takut, bdan dia terlihat memang seperti manusia biasa namun kepala nya ular, sosok ini mirip dengan kang gedug, kang gedug yang ada di tubuh suami ku itu juga sama seperti ini sosok nya ular.

Dia tiba-tiba mencium tangan ku, membuat aku bingung..siapa dia sebenar nya ? Sosok nya begitu menyeramkan bahkan aku saja tidak kuat melihat nya. Saat aku buka mata ku kembali sosok itu sudah tidak ada.

"Siapa dia sebenar nya? Kenapa wujud sama seperti kang gedug ?" Tanya ku pada diri sendiri.

Adzan magrib pun berkumandang, segera aku bergegas untuk sholat magrib, mas Roy masih belum pulang juga, biarkan saja nanti akan aku marahi jika sudah sampai rumah. Seperti biasa aku shalat di ruangan yang dekat dengan dapur, bayangan sosok yang ku lihat tadi masih terus ada di pikiran ku. Apa dia anak dari kang gedug ? Mengapa dia mencium tangan ku ?

Segera ku singkirkan pikiran itu, aku tidak mau jika terus-terusan memikir kan nya nanti akan mengundang sosok lain yang datang.

"Allahuakbar!"

Baru saja takbir pertama, hawa di kamar sudah mulai berubah menjadi panas,, bahkan telapak kaki dan tangan ku juga terasa dingin.

Perasaan ku sudah mulai tidak enak karena suhu badan ku pun berubah menjadi dingin. Selesai sholat segera ku rapikan alat sholat ku ini, aku mulai menelpon mas Roy tetapi nomor nya tidak aktif.

"Ya allah kemana dia" cemas ku

Tok tok tok!!

MATA BATINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang