Dengan langkah yang berat, akhirnya Joevarsa mengetuk pintu.
"Kak Juan," sahut Joevarsa membuat sipemilik rumah segera keluar.
"Eh Joe, tumben pagi amat kesini"
Juan memperhatikan Joevarsa yang datang lengkap dengan seragam sekolahnya."Iya kak, Joe mau nebeng sama kak Juan, sampe depan sekolahan doang," ucap Joevarsa memelas.
"Tapi hari ini aku gak ada jadwal kuliah" laki-laki itu lalu masuk kembali kedalam rumah, sebelum tangannya dicegat.
"Jangan gitu dong kak, sepeda Joe rusak, lagi di bengkel, kalo sepedanya udah bagus, nanti Joe bisa berangkat sendiri kesekolahnya."
Juan hanya terkekeh mendengar penuturan Joevarsa."Boleh aja sih aku antarin kamu kesekolah, tapi harus ada imbalannya"
"Ya... Tapi Joe gak punya uang"
"Kalo gitu kamu jalan kaki aja"
Joevarsa masih menimbang-nimbang, tidak mungkin dia berjalan kaki, jarak sekolah lumayan jauh dari rumahnya.
"Yaudah deh, nanti pulang sekolah Joe ajak jalan-jalan"
Mendengar itu, Juan langsung masuk memgambil kunci motor dan helmnya.
"Buruan naik" seru Juan
"Iya,iya, giliran dengar traktiran cepat amat" gerutu Joevarsa.
Juan melajukan motornya dengan kecepatan sedang, berhubung masih jam tujuh lewat lima, jadi Joevarsa tidak akan terlambat.
"Kak Juan, tadi tante sonya gak ada dirumah ya?" tanya Joevarsa"Gak, tadi pagi mama berangkat cepat, ditungguin majikannya"
Juan menghela napas."Kak Juan kenapa?"
"Aku kasihan banget liat mama kerja jadi pembantu. Karena hari ini aku libur, aku mau cari kerjaan buat bantu mama"
"Emang kak Juan mau kerja apa?"
"Apa aja, yang penting halal dan gajinya lumayan"
"Tante sonya gak marah kalo kak Juan kerja?"
"Makanya kamu rahasiain ini, kalo dapat kerja aku ajakin kamu jalan-jalan pake gaji pertama aku, gimana.."
"Boleh deh, Joe janji bakal rahasiain dari tante Sonya, tapi kak Juan janji ya bakal ajakin Joe jalan"
"Iya-iya" kata Juan sambil melirik Joevarsa lewat spion motornya.
Juan memang sedang berusaha mencari pekerjaan untuk membantu ibunya membiayai kehidupan mereka. Sejak ibunya ditinggal cerai oleh ayahnya, Juan harus melihat ibunya bekerja keras sana-sini demi mengumpulkan uang. Setelah Juan beranjak dewasa ibunya mendapat tawaran menjadi pembantu di sebuah rumah mewah. Untuk sementara gaji ibunya cukup untuk mereka berdua. Namun sejak Juan masuk kuliah mereka membutuhkan uang yang besar, meskipun Juan masuk dengan beasiswa ia masih harus membayar uang kuliah walaupun harganya tidak terlalu besar.
...
"Makasih ya kak, Joe masuk dulu" ucap Joevarsa sambil melambaikan tangannya kearah Juan. Kemudian Juan pun bergegas meninggalkan lingkungan sekolah menuju rumahnya.
Joevarsa dan seluruh siswa masuk kedalam kelas setelah mendengar bel berbunyi. Joevarsa memilih duduk di barisan paling belakang. Meskipun dia siswa yang cukup pintar, dia tidak terlalu suka duduk paling depan.
"Hallo, aku Nayla" seseorang mengulurkan tangannya ke arah Joevarsa.
"Hy, Joevarsa" balas Joevarsa sambil menjabat tangannya.
"Aku boleh duduk disini kan? Tanyanya.
"Iya, boleh. Bangku ini kosong kok kamu boleh duduk"
Gadis itupun duduk di kursi sebelah Joevarsa, meskipun Joevarsa agak canggung terhadap orang baru.
"Aku senang banget, akhirnya aku punya teman. Aku pikir aku gak bakal punya teman, karna ini hari pertama masuk SMA aku gak kenal siapa-siapa" kata Nayla.
Joevarsa hanya menanggapinya dengan senyum, sebab ia belum terlalu akrab dengan gadis disampingnya ini.
...
"Ayo Joe, jalannya yang cepat dong. Nanti kantin rame, terus tempat duduknya penuh."Joevarsa hanya memperhatikan Nayla, sejak tadi gadis itu banyak bicara dan terus menempel padanya.
"Iya, ini aku udah jalan cepat kok. Kamu tuhh.. Hati-hati jalannya.....
Naylaa!! Awasss!!""brakkkk"
Nayla menabrak seorang laki-laki hingga mereka terjatuh dan susu kotak ditangannya mengenai baju laki-laki itu.
"Nayla!" seru Joevarsa dan kangsung membantu Nayla berdiri.
"Kamu gak apa-apa?"
"Gak apa-apa, tenang aja gak.ada yang luka kok" ucap Nayla.
"Heh, cewek kurang ajar"
Nayla dan Joevarsa mengalihkan pandangannya pada laki-laki yang ditabraknya tadi. Tatapan laki-laki itu begitu tajam, dapat dipastikan bahwa ia sangat marah.
"Maaf kak, aku gak sengaja"
Ucap Nayla menciut melihat kumpulan laki-laki dengan tampang menakutkan itu. Sepertinya mereka siswa kelas dua belas."Udahlah Ren, biarin aja, kayaknya mereka anak baru"
Mendengar perkataan Jayden, Varen hanya menatap tajam Nayla dan Joevarsa lalu meninggalkan tempat itu.Entah mengapa Joevarsa merasa bahwa laki-laki itu menatapnya dengan sorotan aneh, padahal dia tidak bersalah sama sekali. Terdapat rumor yang beredar jika disekolah ini terdapat sekumpulan kelompok yang suka membully, jadi sebaiknya jangan berurusan dengan mereka.
"Apakah orang-orang ini yang mereka maksud" Gumam Joevarsa.
Melihat wajah Joevarsa yang ketakutan, Varen hanya tersenyum kecil, senyuman yang tak akan pernah bisa dilihat oleh orang lain.
"Joevarsa" gumamnya.
...
"Kak Varen ganteng juga ya,"
Ucap Nayla sambil senyum-senyum sendiri."Hmm... Kak Varen siapa? Tanya Joevarsa
"Haduh Joeee, ituloh yang tadi aku tabrak dikantin"
"Ohhh"
Menurut Joevarsa wajah Varen terlihat menakutkan.
"Kayaknya kak Varen itu jahat deh, tampangnya seram gitu. Aku takut liatnya" lanjut Joevarsa.
"Iya sihh, tampangnya kayak badboy gitu tapi ganteng. Aku suka" ucapnya sambil terkekeh.
Joevarsa hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Nayla.
...
Bel pulang sudah berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas pulang menuju rumah masing-masing.
"Rumah kamu dimana Joe?" tanya Nayla.
"Deket kok dari sini"
"Yaudah aku antar ya?"
"Gak usah, kamu udah ditungguin supir kamu" tolak Joevarsa.
Ia merasa tidak enak jika harus diantar pulang oleh Nayla.
"Gak apa-apa Joe, sekalian aku mau tau rumah kamu dimana"
Nayla terus memaksa tapi Joevarsa tetap menolak.
"Lain kali aja deh Nayla, hari ini aku pulangnya naik angkot aja"
"Yaudah deh, kalo gitu besok aja gimana?"
"Iya, hari ini kamu pulang aja dulu, daaahh..." ucap Joevarsa sambil melambaikan tangannya.
...
Sesampainya dirumah, Joevarsa melihat mamanya sedang berbicara dengan seorang pria di depan kiosnya. Sudah beberapa hari terakhir ini Joevarsa memang selalu melihat pria tersebut mampir ke kios bunga mereka. Joevarsa merasa mungkin itu pelanggan tetap mamanya, karena itulah dia tidak menaruh curiga ataupun prasangka buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
JOEVARSA
RandomVaren yang melihat sikap Joevarsa menjadi marah, "Selama ini gue udah bersabar buat dekatin lo, gue gk pernah nyakitin lo. Tapi kalo lo makin kurang ajar kayak gini jangan salahin gue kalo gue bakal lakuin segala cara buat dapatin lo". Varen menang...