Seluruh siswa didalam kelas Joevarsa tengah sibuk mendengarkan penjelasan guru biologi, terkecuali Nayla. Gadis itu sejak tadi misuh-misuh tak jelas karena merasa terlalu bosan mendengarkan guru yang sedang berada dihadapannya ini. Karena keduanya berada di barisan tengah, jadi guru itu tak menyadari Nayla yang cukup ribut."Joe, bel istirahat masih lama gak sih" bisik Nayla sambil mencolek gadis itu dengan pulpennya.
"Aduuhh, Nayla aku lagi nyatat" Joevarsa terlihat tak mempedulikan Nayla, ia sibuk dengan catatan biologinya.
Nayla mendengus kesal, ia meletakkan satu tangan di meja untuk menopang dagunya sambil menatap malas ke papan tulis.
Tak lama kemudian bel istirahat pun terdengar, Nayla pun bersemangat ketika pelajaran diakhiri dan guru meninggalkan kelas. Seluruh siswa pun berbondong-bondong memasuki kantin, tak terkecuali Joevarsa dan Nayla.
Keduanya memilih meja untuk ditempati, seperti biasa mereka memesan semangkuk bakso untuk mengganjal perut.
"Ehhm..ehhm" suara deheman dari Nayla terdengar ketika ia mendapati Joevarsa tengah sibuk celingak-celinguk seperti mencari keberadaan seseorang.
"Nyari kak Varen yaa" goda Nayla sambil menaik-turunkan alisnya.
Tak ingin menampilkan wajah malunya, Joevarsa pun melahap makanannya tanpa melihat ke arah Nayla.
"Gak kok, cuman liat-liat aja, hari ini kantin rame banget"
Nayla hanya menganggukan kepala sambil menyantap baksonya.
"Tapi akhir-akhir ini kak Varen emang gak keliatan, kekantin juga udah jarang banget. Kamu pasti kangen kan, biasanya juga makan sambil diperhatiin mas pacar"
"Ihh mana ada, aku gak kangen sama sekali, ENGGAK!"
Bohong Joevarsa, sebetulnya ia juga mencari-cari keberadaan Varen. Beberapa hari terakhir Varen memang tak lagi sering ke kantin."Tapi kak Varen kemana ya, udah berapa hari gak kesini"
"Mungkin aja dia sibuk"
"Iya juga sih, bentar lagi anak kelas 12 juga mau ujian akhir sekolah. Tapi masa iya dia sibuk belajar "
"Bagus juga kalo dia emang sibuk karena belajar"
"Atau jangan-jangan... "
Joevarsa memicingkan mata mendengar kalimat menggantung dari Nayla, pasti gadis ini akan membicarakan sesuatu yang tidak-tidak.
"Jangan-jangan apaa? "
"Jangan-jangan kak Varen udah punya cewek lain"
Entah kenapa mendengar itu membuat Joevarsa sedikit kesal.
"Siapa tau aja dia udah nyerah sama kamu"
Joevarsa melemparkan tatapan tajam ke arah Nayla.
"Udah mulai suka kan sama kak Varen, katahuan banget mukanya kesal gitu. Pasti gak terima kak Varen punya cewek yaa"
"Kayaknya gak mungkin punya cewek lain, aku kan tiap pulang selalu bareng kak Varen"
"Ya bisa aja kan, habis nganterin kamu dia jalan ama cewek lain. Lagian ya Joe, kamu tuh kenapa sih gak ngomong aja ke kak Varen kalo kamu udah mulai suka sama dia, dia juga butuh kepastian. Kalo kamu gini-gini terus bisa aja dia nyerah, kesannya kayak dia ngejar-ngejar kamu yang sama sekali gak suka sama dia"
Joevarsa memilih tak menjawab, ia cemas jika saja yang dikatakan Nayla benar. Padahal beberapa hari terakhir ia sedang menimang-nimang untuk mengungkapkan perasaannya. Ia sedikit bingung, secepat inikah ia melupakan perasaanya terhadap Juan. Joevarsa tak ingin memutuskan secepat ini, ia perlu memastikan apa ia sudah benar-benar menyukai Varen.
KAMU SEDANG MEMBACA
JOEVARSA
RandomVaren yang melihat sikap Joevarsa menjadi marah, "Selama ini gue udah bersabar buat dekatin lo, gue gk pernah nyakitin lo. Tapi kalo lo makin kurang ajar kayak gini jangan salahin gue kalo gue bakal lakuin segala cara buat dapatin lo". Varen menang...