Setelah diberi izin masuk oleh Mira, Varen pun menunggu Joevarsa di ruang tamu. Mira memintanya menunggu sembari ia memanggil Joevarsa."Kak Varen"
Jennifer menghampiri Varen, setelah melihat laki-laki itu duduk di ruang tamu.
"Aku ambilin minum bentar ya kak"
"Gak usah"
"Kayaknya Joevarsa masih... "
"Gue bilang gak usah"
Jennifer sedikit menciut mendengar suara Varen yang meninggi.
"Kak Varen keterlaluan banget "
Suara Jennifer bergetar menahan tangisnya, ia kesal sekaligus marah. Sikap Varen padanya sangat keterlaluan, mengapa hanya Joevarsa yang laki-laki itu lihat.
"Heyy, adik ipar"
Suara Theo mengalihkan atensi keduanya, laki-laki itu mendekat ke arah Varen sambil tertawa kecil.
"Pertama kali kesini kan. Lo mau ngajak adik gue jalan, yang mana? Jennifer atau... "
Laki-laki itu menggantung kalimatnya, sebelum ia berbisik ke telinga Varen.
"Kelinci kesayangan gue, Joevarsa"
Theo tersenyum puas melihat wajah Varen yang menahan amarahnya.
Jika saja Varen tak ingat ia berada di rumah siapa, mungkin laki-laki di hadapannya ini sudah habis ditangannya. Kali ini ia pilih aman, tak ingin memancing keributan.
"Kayaknya nasib lo miris banget hanya karna gak bisa dapatin Joevarsa "
Varen tersenyum miring sebelum akhirnya melemparkan tatapan tajam ke arah Jennifer dan Theo.
"Kalau kalian berani macam-macam sama Joevarsa, gue gak akan tinggal diam"
Joevarsa terkejut melihat perseteruan yang terjadi di lantai bawah, ia segera turun dan menarik Varen.
"Kita berangkat sekarang kak"
Keduanya pun pergi menyisakan dua orang kakak beradik yang tengah sibuk dengan umpatannya masing-masing.
ʕ•ﻌ•ʔ
Setelah bergelut dengan pikirannya, Varen memutuskan untuk ikut masuk, menunggu Joevarsa sampai gadis itu pulang. Saat masuk, keduanya terkejut melihat Airin yang juga berada disini.
"Joee ayo masuk, aku udah nunggu lama banget"
"Kak, aku masuk dulu ya"
Anggukan dari Varen membuat Airin pun menarik Joevarsa menuju dapur.
"Lo gak ikutan masuk? "
Setelah Juan mengatakan itu Varen pun ikut masuk, berdua dengan Juan di ruang tamu sederhana itu.
"Lo gak apa-apain Joevarsa kann"
Varen melayangkan tatapan tajam mendengar perkataan Juan.
"Muka lo serem banget, awas aja Joevarsa lari liat muka loo"
Varen mengehela nafas keluar sebelum membuka suara.
"Kenapa Airin bisa disini? "
KAMU SEDANG MEMBACA
JOEVARSA
RandomVaren yang melihat sikap Joevarsa menjadi marah, "Selama ini gue udah bersabar buat dekatin lo, gue gk pernah nyakitin lo. Tapi kalo lo makin kurang ajar kayak gini jangan salahin gue kalo gue bakal lakuin segala cara buat dapatin lo". Varen menang...