Joevarsa dan Nayla sedang menggunakan waktu istirahat dengan makan di kantin, keduanya tengah asyik dengan semangkuk bakso yang mereka beli. Suasana di kantin dalam keadaan tenang karena semua siswa sedang menyantap makananny. Joevarsa dan Nayla cukup terkejut melihat Varen dan kedua temannya ikut bergabung ke meja mereka.
"Kita duduk disini gak apa-apa kan, meja lain penuh"
Suara itu berasal dari Jayden yang sudah mengambil tempat disebelah Nayla.
Kedua gadis itu bertatapan cukup lama sebelum menganggukan kepala tanda setuju. Joevarsa dan Nayla akui memang tinggal meja mereka yang tak terisi penuh, sebab setiap meja di kantin telah terisi penuh. Namun hal yang membuat mereka dan seluruh isi kantin terkejut adalah kehadiran Varen. Laki-laki itu jarang, bahkan hampir tak pernah memasuki kantin, wajar saja seluruh perhatian kantin tengah mengarah padanya saat ini. Termasuk Jennifer yang memandang kesal ke arah Joevarsa.
Joevaraa sejak tadi hanya diam menunduk menatapi mangkuk bakso sambil sesekali memasukannya ke dalam mulut. Lain halnya dengan Nayla yang tengah memandangi ketampanan Varen yang berada tepat didepan Joevarsa.
"Kayaknya mangkuk baksonya lebih menarik ya"
Joevarsa terbatuk mendengar ucapan Varen yang sepertinya tengah menyindirnya.
Varen kemudian menyodorkan gelas berisi air kepada Joevarsa.
"Makasih"
"Tau nih Joevarsa, emang gak peka banget sama pacarnya"
Joevarsa melotot mendengar perkataan Nayla, bisa-bisanya ia mengatakan hal itu.
Varen tersenyum tipis melihat wajah panik bercampurr kesal Joevarsa, sedikit senang karena gadis ini mengakuinya pacar pada sahabatnya.
"Cieee, yang diakuin pacar"
Alvaro menyenggol kecil lengan Varen meski hanya tatapan datar yang tampak dari wajah itu.
"Aww, Joee! "
Nayla meringis kecil ketika Joevarsa mencubit lengannya.
Joevarsa ingin sekali menutup wajahnya karena merasa sangat malu, ia sempat bersitatap dengan Varen yang tersenyum manis ke arahnya.
Varen beranjak dari sana bahkan ia tak menyentuh makanannya sedikit pun, tak lupa ia mengelus puncak kepala gadis itu.
"Nayla, kamu apaan sih tadi. Bikin malu aja tau gak"
"Cie-ciee mukanya merah gitu"
Joevarsa reflek menutupi kedua pipinya membuat Nayla tertawa kencang.
"Ini sih kemajuan yang bagus"
"Kemajuan, kemajuan apaan"
"Itu artinya kamu udah mulai suka sama kak Varen "
"Aku bukan suka, aku malu. Kak Varen pasti mikir aku ngaku-ngaku pacarnya didepan kamu"
"Joee.. Joee kamu gak sadar, meskipun wajahnya sangar gitu tapi tetap aja senyumnya keliatan banget pas lagi liatin kamu. Apalagi coba, kalo buka karna dia suka sama kamu"
"Kali aja dia lagi belajar tersenyum karna gak pernah coba"
"Terserah kamu aja deh, malas ngomong sama kamu"
Nayla meninggalkan Joevarsa yang masih sibuk dengan pemikirannya.
"Apa ia aku udah mulai suka sama kak Varen"
ʕ•ﻌ•ʔ
Theo dengan segera pulang kerumah setelah mengetahui Mira dan Satya tak dirumah, ia melangkahkan kakinya menuju kamar Joevarsa. Saat membuka pintu kamar ternyata gadis itu tak berada di sana, sudah hampir jam 4 sore dan gadis itu belum juga pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
JOEVARSA
RandomVaren yang melihat sikap Joevarsa menjadi marah, "Selama ini gue udah bersabar buat dekatin lo, gue gk pernah nyakitin lo. Tapi kalo lo makin kurang ajar kayak gini jangan salahin gue kalo gue bakal lakuin segala cara buat dapatin lo". Varen menang...