Sejak hari itu Theo sangat sering datang ke rumah. Jennifer pun menyadari tingkah aneh Theo yang selalu memperhatikan Joevarsa.
"Jenn" Jennifer menoleh ke arah Theo
"Kenapa? "
"Kapan gue bisa ada waktu berduaan sama Joevarsa? "
Jennifer memutar bola matanya malas.
"Gue gak ngelarang lo deketin Joevarsa"
"Ya maksud gue, lo atur gitu pertemuan gue sama Joevarsa "
"Besok aja lo kesini, gue gak dirumah"
Mendengar itu Theo pun tersenyum tipis.
"Gue heran deh, tiap kesini Joevarsa gak ada"
"Palingan juga di kamar, mending lo pulang deh. Udah malam juga, gue mau tidur"
"Yaudah gue pulang dulu, besok gue balik lagi"
ʕ•ﻌ•ʔ
Saat hendak ke kamarnya Jennifer melihat pintu kamar Joevarsa yang terbuka. Ia masuk ke dalam untuk memastikan Joevarsa berada disana.
"Kayaknya lagi di kamar mandi"
Jennifer hendak keluar namun notifikasi dari hp Joevarsa menghentikannya.
Varen:
Besok lo temuin gue di rooftop sebelum bel masuk!Setelah membaca pesan itu Jennifer sangat marah, Joevarsa ternyata membohonginya. Jika memang tidak ada sesuatu di antara mereka untuk apa Varen mengirim pesan seperti ini padanya.
Saat keluar dari kamar mandi, Joevarsa terkejut melihat Jennifer dengan tatapan tajamnya.
"Ini maksudnya apa? "
Jennifer menyodorkan ponsel ke wajah Joevarsa.
"I.. Itu eh"
Gagap Joevarsa karna membaca pesan dari Varen.
"Kenapa lo bisa punya nomor Varen? "
"Aku gak tau apa-apa"
"Halah, LO GAK USAH PURA-PURA"
Bentak Jennifer sambil mendorong Joevarsa.
"Pokoknya besok, gue yang temuin kak Varen. Lo gak usah ke sana"
Jennifer berlalu sambil melempar ponsel Joevarsa ke kasur.
"Gimana ini"
Joevarsa menghela napas, ia sedikit takut melihat amarah Jennifer.
ʕ•ﻌ•ʔ
Pagi ini Varen datang lebih awal, tidak seperti biasanya. Ia menjadi pusat perhatian seluruh sekolah, karena biasanya ia selalu datang terlambat. Dengab segera Varen menuju rooftop, tidak sabar menanti Joevarsa menemuinya.
Varen duduk di salah satu sofa usang yabg ada disana, masih ada beberapa waktu sebelum bel berbunyi, namu gadis itu belum juga datang.
Derap langkah seseorang terdengar, membuat Varen tersenyum senang dengan mata yang masih terpejam dan tengah berbaring santai do sofa tersebut.
"Gue kira lo gak bakalan datang"
"Kak Varen, gue..."
"Lo!, ngapain lo kesini? "
Varen terkejut melihat Jennifer, mengapa gadis itu yang kemari.
"Joevarsa mana? "
"Joevarsa gak bisa kesini, jadi dia nyuruh aku yang kesini"
Jennifer berbohong, ia sengaja melarang Joevarsa mememui Varen. Jadi dia bisa menggantikan Joevarsa menemui Varen.
Varen hanya memutar bola mata malas mendengar penuturan Jennifer. Sudah pasti itu semua bohong.
"Kak Varen, tungguin aku.. "
Varen tak menggubris ucapan Jennifer, ia bergegas pergi dari sana.
Jennifer kesal melihat Varen mengacuhkannya.
"Awas aja ya lo Joevarsa "
ʕ•ﻌ•ʔ
Varen sangat kesal, rupanya Joevarsa berani main-main dengannya. Dia akan menyeret gadis itu dan memberinya pelajaran. Namun niat Varen harus terhenti, bel masuk sudah berbunyi, andai saja dia tiba di kelas Joevarsa lebih cepat. Dia tidak ingin membuat keributan pagi ini, dia akan menunggu bel istirahat. Sebelum benar-benar pergi dari situ, Varen menatap tajam ke arah Joevarsa.
Joevarsa tidak sengaja bertatapan dengan Varen dan tatapan itu begitu menakutkan. Ah... Joevarsa tidak tau apa yang akn terjadi setelah ini.
Joevarsa merasa pak kim sedang mengoceh tidak jelas. Ya bayangkan saja sudah hampir 2 jam mengajar namun Joevarsa sama sekali tidak memahami materi dari pak kim. Pikirannya kalut, ia sangat gelisah, dia takut Varen sedang merencanakan sesuatu.
Waktu berjalan begitu cepat, bel istirahat berbunyi. Joevarsa bergegas keluar, ia sebisa mungkin menghindari Varen. Bahkan ia menghiraukan Nayla yang sedari tadi memanggilnya. Joevarsa yakin Varen pasti akan datang mencarinya, untuk sementara ia akan bersembunyi di perpustakaan.
Sudah hampir 5 menit bersembunyi Joevarsa heran tiba-tiba semua siswa yang ada disini keluar, padahal masih tersisa 10 menit sebelumbel masuk. Namun notifikasi pesan dari ponselnya seakan menjawab segalanya.
Varen:
Lo jangan kemana-mana, gue bakal kesitu.Meskipun sudah menduga akan kemungkinan ini, namun mengapa Joevarsa begitu berani bersembunyi dari Varen. Mungkin setelah ini amarah Varen akan memuncak.
KAMU SEDANG MEMBACA
JOEVARSA
RandomVaren yang melihat sikap Joevarsa menjadi marah, "Selama ini gue udah bersabar buat dekatin lo, gue gk pernah nyakitin lo. Tapi kalo lo makin kurang ajar kayak gini jangan salahin gue kalo gue bakal lakuin segala cara buat dapatin lo". Varen menang...