Terakhir kali Joevarsa melihat Varen ketika ia pertama kali menginjakan kaki di rumah ini. Varen tak lagi terlihat sejak saat itu, Joevarsa memang tak terlalu memusingkan hal itu. Pikirannya sekarang tertuju pada Theo yang sejak tadi terus menelfonnya, ia membiarkan ponselnya berdering, mengabaikan benda itu adalah pilihan terbaik saat ini.
Saat Joevarsa hendak tidur, Varen memasuki kamarnya dan duduk di tepi ranjang.
"Kamu ngapain kesini? "
"Mau mastiin lo baik-baik aja atau enggak "
"Aku baik-baik aja, sekarang aku mau tidur"
"Yaudah tidur"
"Kamu gak keluar? "
"Gue juga mau tidur disini, lo gak lupa kan ini rumah siapa"
Joevarsa melotot mendengar ucapan Varen, yang benar saja laki-laki ini akan tidur sekamar dengannya.
"Gue bercanda. Lo kalo panik lucu banget, gue suka"
Joevarsa terkejut Varen mengelus kepalanya pelan sambil tersenyum. Ini adalag senyuman pertama Varen yang terlihat tulus dan tidak menakutkan. Apa mungkin selama ini Varen tidak seburuk apa yang ia pikirkan.
Joevarsa tersadar dari lamunannya saat Varen menutup pintu kamarnya, ternyata laki-laki itu sudah keluar.
Joevarsa pun memilih untuk tidur dari pada memikirkan hal yang tidak jelas.
ʕ•ﻌ•ʔ
Pagi tadi Joevarsa mendapat kabar dari Jennifer bahwa hari ini Satya dan Mira akan pulang. Joevarsa tidak ingin mamanya cemas karena ia kabur dari rumah, ia memutuskan untuk pulang pagi ini sebelum keduanya sampai di rumah.
Saat ini Joevarsa tengah berdiri didepan kamar Varen, sedikit ragu mengetuk pintu karena takut mengganggu. Bagaimanapun juga ia harus pamit kepada Varen dan juga berterima kasih untuk bantuannya sejauh ini.
Tok.. Tok
"Masuk"
Setelah mendapat izin dari Varen Joevarsa pun masuk.
Sejenak Joevarsa terpaku melihat kamar Varen yang begitu rapi, perpaduan cat abu dan putih untuk dinding kamar, tak terlalu terang ataupun gelap. Jendela kamar dibiarkan terbuka agar udara masuk, Joevarsa sempat berpikir kamar Varen akan tampak sangat gelap dan menakutkan, ternyata dugaannya salah.
"Joevarsa"
"Hahhh iyaa"
Sepertinya melamun sudah menjadi kebiasaan Joevarsa, jika saja Varen tak memanggilnya entah sampai kapan ia akan sadar.
"Aku mau ngomong sesuatu "
Sebenarnya Joevarsa tak terlihat ketakutan sama sekali sebab tatapan Varen terlihat tenang dan teduh. Sangat berbeda dengan Varen yang ia temui sebelumnya, apa laki-laki ini sedang menampilkan sisi lain dari dirinya.
Setelah Varen mengangguk Joevarsa pun melanjutkan.
"Aku mau pulang, hari ini papa sama mama balik ke rumah"
Tatapan Varen terlihat menggelap, sepertinya Varen tidak suka Joevarsa kembali kerumah itu.
"kamu yakin? "
KAMU SEDANG MEMBACA
JOEVARSA
RandomVaren yang melihat sikap Joevarsa menjadi marah, "Selama ini gue udah bersabar buat dekatin lo, gue gk pernah nyakitin lo. Tapi kalo lo makin kurang ajar kayak gini jangan salahin gue kalo gue bakal lakuin segala cara buat dapatin lo". Varen menang...