20

270 30 0
                                    

Keadaan di rumah benar-benar kacau, sejak tadi Theo terus mengamuk, beberapa barang di ruang tamu menjadi sasaran amukannya.

"Kenapa dia bisa kabur?! "

Kilatan amarah tercetak jelas dari wajah Theo membuat Jennifer sedikit takut.

"Gue gak tau kalo dia bakalan kabur"

"Jagain gadis lemah kayak Joevarsa aja lo gak bisa"

Jennifer mendengus kesal, mengapa Theo terus saja menyalahkannya.

"Kenapa lo nyalahin gue terus sih, lagian lo kemana aja, kenapa gak lo aja yang jagain dia"



"Gue habis ketemu Varen"

"Muka lo babak belur gini gara-gara kak Varen? "

"Dia tiba-tiba datang terus mukul gue"

"Jangan-jangan ini ada hubungannya sama Joevarsa "

"Gue harus bisa bawa dia balik"

"Kayaknya dia gak mau balik lagi kesini, kecuali mamanya pulang. Ya lo bayangin aja dia balik kesini terus berakhir lagi sama lo, ya mana mau dia, kalo gue sih lebih milih tinggal bareng kak Varen"

Theo sedikit kesal mendengar penuturan Jennifer. Tapi perkataan Jennifer memang ada benarnya, mungkin lebih baik ia meminta papanya untuk pulang lebih cepat.













ʕ•ﻌ•ʔ

















Disinilah Joevarsa berada sekarang, ternyata Varen membawanya pulang kerumahnya.

"Kita ngapain kesini? "

Joevarsa turun dari mobil dan menyusul Varen yang masuk kedalam rumah.

"Aku mau pulang"

"Lo mau balik lagi kerumah Jennifer setelah gue susah payah bawa lo keluar"

Varen menggeram kesal, Joevarsa selalu saja membantahnya.

"Lagian yang bantu aku keluar dari rumah kan kak Juan"
Gumam Joevarsa yang masih terdengar di telinga Varen, ia memilih menarik masuk gadis itu ke dalam rumahnya.

Joevarsa hanya menurut saja, lagipula melawan tidak ada gunanya, laki-laki dengan watak keras seperti Varen pasti tak ingin dibantah.

"Dirumah gak ada orang?"

Setelah celingak celinguk sana-sini, Joevarsa memastikan bahwa keadaan rumah sangat sepi.

"Kalo iya, kenapa? "
Kata Varen sambil tersenyum nakal ke arah Joevarsa.

"Papa sama mama lagi diluar kota, para pekerja jam segini udah pulang, palingan kakak gue lagi dikamar"

"Aku pikir kamu tinggal sendiri "

"Gak"

"Lagian siapa juga yang sanggup tinggal serumah sama harimau kayak kamu"
Kata Joevarsa, tentu saja dalam hati.

"Lo ngomong sesuatu?"

Joevarsa tersenyum sambil menggeleng kepalanya.


"Varen, tumben pulang cepat...
Kamu bawa siapa? "

Airin mendekat ke arah Joevarsa.

JOEVARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang