Seminggu berlalu dan Varen sama sekali belum memberitahu Joevarsa tentang kepergiannya. Ya, Varen sudah memikirkan matang-matang tentang keputusan papanya yang menginginkan ia berkuliah di luar negeri. Varen benar-benar tak bisa membantah sang papa, bagaimanapun juga papanya sudah melakukan yang terbaik sampai ia sebesar sekarang. Tak pernah sekalipun papanya meminta apa-apa darinya, sebaliknya sang papa justru selalu menutupi kelakuan nakalnya selama ini. Varen tak pernah melihat papanya meminta atau mengharapkan sesuatu darinya, mungkin kali ini ia harus mengikuti keinginan papanya. Lagi pula ini juga untuk kebaikannya.Karna besok Varen akan berangkat, ia memutuskan untuk menghabiskan waktu seharian ini bersama Joevarsa. Segera ia ambil kunci motor dan jaket miliknya kemudian bergegas menuju rumah Joevarsa.
ʕ•ﻌ•ʔ
Varen menunggu di atas motor miliknya setelah mengabari Joevarsa bahwa ia didepan rumah dan berniat mengajaknya jalan."Kak Varen kok nunggu disini? Kenapa gak masuk? "
Joevarsa mendekat ke arah Varen.
"Malas masuk""Padahal tadi mama nanyain kakak"
"Iya nanti kalo pulang aku mampir, kamu naik dulu"
Joevarsa pun menaiki motor besar milik Varen sambil berpegangan pada ujung jaket Varen. Setelah memastikan Joevarsa naik, Varen pun melajukan motornya.
"Kak Varen tumben bawa motor"
"Aku bosan bawa mobil terus, lagian kita gak pernah keluar bareng pake motor kan"
Setelah dipikir-pikir kembali Varen memang benar, ini pertama kalinya ia menaiki motor Varen.
"Kita mau kemana sih kak"
"Kamu pengen kemana? "
"Joe bosan jalan-jalan terus kak, capek"
Sebenarnya hari ini Joevarsa berniat akan beristirahat seharian, mungkin ia akan tiduran atau sekedar bermalas-malasan diatas kasur. Tapi saat mendapat telfon dari Varen, ia tak enak menolak laki-laki itu.
"Hari ini aja Joe, hari ini aja aku pengen banget seharian bareng kamu"
"Kak Varen kok ngomong gitu sih, kan aku juga tiap hari bareng kak Varen"
"Tapi kan yang kemarin-kemarin beda sama hari ini"
"Iya deh. Terus ini kita mau kemana kak? "
"Nanti juga kamu tau "
Mendengar itu Joevarsa hanya diam saja, ia tak terlalu penasaran kemana Varen akan membawanya.
Hampir satu jam perjalanan keduanya masih tetap dia menikmati pemandangan sekitar yang dipenuhi pohon-pohonan. Jalan yang mereka lalui tak terlalu ramai, Joevarsa bisa merasakan jalanan sedikit berbatu meskipun guncangan pada motor tak terlalu besar.
Varen menghentikan motornya membuat Joevarsa mengernyit bingung.
"Kok berhenti kak? "
"Kita udah sampai"
"Berhenti disini aja"
"Ya enggaklah Joe, dari sini kita harus jalan kaki kalo mau nyampe ke puncak"
KAMU SEDANG MEMBACA
JOEVARSA
RandomVaren yang melihat sikap Joevarsa menjadi marah, "Selama ini gue udah bersabar buat dekatin lo, gue gk pernah nyakitin lo. Tapi kalo lo makin kurang ajar kayak gini jangan salahin gue kalo gue bakal lakuin segala cara buat dapatin lo". Varen menang...