25

219 20 3
                                    

Mengunjungi kantin sudah menjadi kebiasaan Varen akhir-akhir ini. Varen tak lagi membohongi hatinya, ia memang sudah benar-benar jatuh cinta pada Joevarsa. Meskipun gadis itu terlihat biasa saja dengan kedatangan Varen hanya untuk menyaksikannya melahap habis makanannya, setidaknya Joevarsa tak menghindarinya lagi.

"Pulang sekolah nanti, kamu tunggu ditempat parkir "

Jorvarsa hanya mengangguk, Varen memang selalu mengantarnya pulang beberapa hari belakangan ini. Varen memang telah berubah, ia tak lagi kasar dan berbuat semaunya terhadap Joevarsa. Meskipun selalu menampilkan wajah sangar dan ketusnya namun dihadapan Joevarsa ia akan berubah seratus persen.

"Kak Varen jadi berubah gini pasti karena kamu"

"Kamu ngomong apaan sih Nayla"

"Akhir-akhir ini Kak Varen gak bolos-bolos lagi, datang juga selalu tepat waktu. Terus udah jarang banget ikut tawuran"

"Kamu tau dari mana? "

"Kamu sih kerjaannya belajar mulu. Sekali-kali ikut ngegosip kek dikelas, biar gak ketinggalan informasi "

"Ngapain hal begituan digosipin kayak penting aja"

"Penting buat akulah, apalagi ini ada hubungannya sama kamu"

Joevarsa memilih untuk tak melanjutkan obrolannya dengan Nayla. Jika terus diladenin, pembahasan ini akan merembes kemana-mana. Mengingat Nayla yang terus-terusan menggodanya.


ʕ•ﻌ•ʔ

"Udah lama nunggunya? "

Perhatian Joevarsa teralihkan saat Varen mendatanginya.

"Belum lama"

"Ayo masuk"

Meskipun sudah kesekian kalinya ia pulang bersama Varen, Joevarsa masih tetap merasa canggung.

"Joevarsa"

"Hah"

Varen terkekeh melihat wajah terkejut Joevarsa.

"Aku tau kamu masih gak nyaman dengan semua hal yang aku lakuin akhir-akhir ini. Tapi aku senang kamu gak nolak, aku tau kamu sedang mencoba membiasakan diri. Aku gak maksa kamj suka sama aku saat aku tau kamu menyukai laki-laki lain. Mungkin kamu risih sama kelakuan aku, tapi aku akan tetap lakuin ini sampai kamu suka sama aku, sampai kamu benar-benar cinta sama aku"

Keduanya hening sesaat sejak Varen mengeluarkan kalimat terpanjang yang pernah Joevarsa dengar darinya. Gadis itu tak menyangka Varen akan mengatakan hal seperti itu, jujur saja itu membuatnya sedikit tertegun. Kalau Joevarsa boleh akui, sebenarnya Varen tak seburuk apa yang dipikirkan orang lain. Joevarsa memang sudah terbiasa dengan Varen yang akhir-akhir ini selalu menemuinya, meskipun belum tahu pasti perasaan apa yang hinggap di hatinya saat melihat Varen.

"Joe sama sekali gak risih sama perlakuan kak Varen selama ini, Joe seneng kalo ketemu kak Varen yang kayak gini"

Joe tersenyum sekilas mengingat perubahan drastis Varen akhir-akhir ini.

"Joe seneng kak Varen udah berubah, terlepas dari semua alasan apa yang bisa bikin kak Varen berubah. Awalnya kalo ketemu kak Varen Joe takut banget, tapi sekarang udah enggak lagi, kak Varen harus kayak gini terus"

Pasti, Varen sudah berjanji akan terus bersikap lembut didepan Joevarsa, ya, hanya didepan gadis ini. Melihat senyuman Joevarsa seperti ini, Varen jadi ingat jika sebelum-sebelumnya hanya wajah ketakutan saja yang ditemuinya jika gadis ini berhadapan dengannya.

JOEVARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang