Aran menghentikan laju sepdanya saat pria paru bayah menghalangi jalanya.
Ia mengerutkan keningnya menatap punggung pria itu yang keluar dari mobilnya.
Maat aran membulat sempurna saat tau siapa yang menghalangi jalanya.
Tubuhnya membeku seketika. Bobby. Kenapa papa nya itu menghempiri dirinya.
Apakah dirinya ada membuat kesalahan?
Buhg!
Satu pukulan tak terduga menghantam pipi aran membuat sang empu tersungkur ke tanah.
Aran meringis memegangi pipinya, sudut bibirnya sudah mengeluarkan darah segar.
"Berani beraninya kamu masuk ke sekolah saya ha?!"
Buhg!
Buhg!
"Ahk! Ampun papa sakit..."
Isak tangis kecil aran terdengar oleh bobby. Namun pria itu tak memperdulikanya.
Ia menarik kera baju aran, membuat aran terpaksa berdiri dengan pinggangnya yang sakit karena di tandang kuat oleh bobby.
"Kamu ingin saya terkena sial karena kamu bersekolah di tempat saya ha!!!!?"bentak bobby.
Buhg!
"Uhuk!"
Satu pukulan keras mendarat di perut aran membuat aran terbatuk parah.
"Keluar dari sekolah saya!"desis bobby.
Matanya memerah penuh amarah menatap aran yang sudah lemas karena di pukuli olehnya.
Bobby mendorong tubuh kurus aran, membuat aran kembali tersungkur ketanah.
Dengan susah payah, aran merangkak dan bersujut di kaki papahnya.
"T-tolong jangan keluarin aran pah..."ucap lirih aran dangan nada yang pelan.
Aran menepelkan jidatnya tepat di sepatu bobby. Ia sangat memohon kepada papahnya itu agar dirinya tak di keluarkan dari sekolah.
"Menjauh dari kaki saya! Saya jijik dekat dekat dengan kamu!"ucap gracio kembali menendang tubuh aran dengan kuat.
Aran meringis kesakitan. Kali ini benar benar sangat sakit. Biasanya bobby hanya memukulnya sekali jika tak sengaja bertemu denganya.
Namun kali ini pria tua itu memukuli tubuh aran berkali kali, seakan membuat kesalah yang sangat fatal.
Lagi lagi aran kembali merangkak dan bersujut di hadapan bobby.
"J-jangan keluari aran... h-hanya di sekolah itu aran mendapatkan beasiswa"ucap aran pelan.
"Cih! Hanya beasiswa! Saya akan mencabutnya! Pergilah dari hadapan saya anak pembawa sial!"ucap bobby kembali menendang tubuh aran.
Tapi kali ini aran menahan tubuhnya untuk tidak tersungkur.
"A-aran mohon papah. Aran janji kenaikan kelas ini aran bakalan dapat peringkat pertama"ujarnya sembari menangis, meminta permohonan agar dirinya tidak di keluarkan dari sekolah.
Bobby terkekeh pelan. Ia berjongkok mensejajarkan dirinya dengan aran yang bersujud di kakinya.
Bobby menarik kuat rambut aran membuat aran mendongakkkan kepalanya.
Aran meringis sakit menjalan di kepalanya.
"Oke, kamu boleh sekolah di situ. Walaupun saya tidak percaya kalau kamu bakalan mendapatkan peringkat pertama"ujar bobby remeh.
"Jika nanti kau tidak dapat peringkat pertama, kembali ketopik awal. Saya bakalan keluarkan kamu dari sekolah saya!"ucap bobby.
Bobby melepaskan cengkramanya pada rambut aran dengan kasar.
Ia berjalan masuk kedalam mobilnya meninggalkan aran yang terbaring lemah di tanah.
"Papah liat! Aku jura satu di pertandingan taekwondo!"
"Wah! Hebat banget jagoan papah!"
Kata kata bobby pada anak lelaki kemarin terngian di kepala aran.
"Aran masih jadi jagoan papa?"tanyanya lirih
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagia? (Chikara) [TELAH TERBIT]
Teen Fiction[PART SELANJUTNYA ADA DI NOVEL] (Proses Revisi) Tuhan menciptakan aku untuk membuat orang lain bahagia ~Aran~