20

1.9K 242 6
                                    

Aran. Kini pria itu tengah duduk di sebuah taman yang tak jauh dari danau yang ia kunjungi tadi bersama mama nya.

Pria itu menatap lurus ke arah depan dengan pipi kanannya yang memerah akibat tamparan keras dari mamahnya.

Aran merasakan basah di pipinya, ia buru buru menghapus air matanya. Aran menghela nafasnya.

Berikan aku sedikit lagi kebahagian. Batin aran.

"Aran... masih jadi anak kebanggan papa mama kan?"gumam aran.

Ah! Pertanyaan bodoh apa itu. Tentu saja tidak, mengingat kedua orang tuanya yang tak sudi merawat dirinya. Tentu saja sekarang aran bukanlah anak kebanggan mama papa nya lagi.


"Papa papa... mau kemana... ayo kita naik kuda"ujar aran.

"Minggir! Jangan kamu sentuh saya!"bentak bobby, lalu mendorong rubuh mungil aran hingga tersunkur ke tanah.

"Ikut sanag dengan mama mu! Kamu sama mama mu sama saja!!!"desis bobby. Bobby kembali melangkahkan kakinya keluar dari rumah.

"Hiks... papa jangan pergi!"tangis aran lirih.

"Aran..."

Aran mengalihkan pandanganya menatap ke arah mamahnya yang memegang satu koper seperti papanya tadi.

Aran semakin menangis. Ia bangkit dari duduknya, laku berlari menghempaskan dilirinya memeluk erat tubuh mama nya.

"Hiks jangan, mama jangan pergi juga... aran ga ada temenya hiks..."tangis aran.

"Sssstttt! Enggak. Mama ga pergi... jangan nagis yaa"ujar shanju.

Aran melepaskan pelukannya. Ia menghapus air matanya secara kasar.

"Mama ga pergi kayak papa kan?"tanya aran dengan suara seraknya sehabis menangis.

"Enggak, tapi kamu ikut mama sebentar ya..."

"Mau kemana?"

"Udah ayo ikut aja"

Shanju menggandeng tangan kecil milik aran masuk kedalam mobilnya.

Tak ada rasa curiga dari anak laki laki berumur 8 tahun ini.

"Mama ini tempat apa?"tanya aran menatap luar jendela mobil.

"Gak inget? Itu liat... itu rumah nenek"ujar shanju.

Aran mengalihkan pandanganya pada yang shanju tunjuk. Senyum manis di wajah aran terbit.

Ia begitu senang bisa mengunjungi rumah neneknya setelah sekian lama tidak pernah kesana.

"Ayo turun"

Aran menganggukan kepalanya. Aran turun dari mobil di ikuti oleh shani.

Shanju mengeluarkan koper aran dari bagasi mobilnya. Setelahnya ia kembali membuka pintu mengemudi.

Aran menatap ke arah mama nya.

"Mama mau kemana?"tanya aran polos.

Shani tersenyum, kemudian ia menunjuk ke arah samping.

"Liat itu nenek mu!"seru shanju.

Aran mengalihkan pandanganya ke arah yang di tunjuk oleh mama nya.

Dengan cepat, shani masuk kedalam mobilnya. Mencapkan gas meninggalkan are itu.

Aran tersentak. Ia berlari mengejar mobil mama nya yang melaju kencang.

"Mama... mama jangn tinggalin aran..."suara itu terdengan bergitu lirih.

Aran terus mengejar mobil shanju yang sudah menjauh. Hingga akhirnya aran terjatuh tersungkur ketanah karena tersandung oleh kakinya sendiri.

Aran menangis, ia terus berteriak memanggil mamahnya.


Nyatanya memang, kedua orang tuanya sudah membuang dirinya.

Tetapi, bisa ga aran sekali saja berharap suatu saat nanti kedua orang tuanya kembali bersatu, dan kembali menyayanginya.

AHK! Itu mungkin pertanyaan bodoh yang terlintas di pikiran aran...





Hai ngab. Makasih ya...
Udah laku terjual semuanya🫶🏻☺️

Udah laku terjual semuanya🫶🏻☺️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk Novel sweet dreams. Stoknya tinggal sedikit lagi. Jadi bagi yang mau beli, silahkan di pesan ya...

Terimakasih☺️

Cek shopee: anastasyafadhilla

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cek shopee: anastasyafadhilla

Bahagia? (Chikara) [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang